Home
>
Our Market
>
Indonesian Carbon Market
Carbon Reduction Commitments

The urgency to take action on climate change is more pressing than ever. Unfortunately, counter actions on damaging activities move very slowly compared to the rise of non-environmentally friendly activities. Changing the industry's long-existing technology will take time, so it may not be the fastest solution to generate the most impact. In the meantime, we need a more efficient mechanism to reach a low-carbon economy which lead to the carbon market. In 2015, private companies and governments from across the globe committed to becoming climate neutral by 2050 in the Paris Agreement

Taking into consideration that Indonesia is one of the lungs of the planet, its potential is tremendous in leading the implementation of carbon credit trading. Indonesia has set an unconditional target to reduce emissions by 31.89% and a conditional target to reduce emissions by 43.2% with Business as Usual (BaU) by 2030. The mechanism for carbon credit trading through an exchange can meet climate change policy objectives and reduce the costs of achieving these targets.

Our Purpose

A carbon exchange can become the enabler for governments, industry players, and individuals across the globe to reach a low-carbon economy through an organized mechanism.

Our Role
Impactful Actions
Everyone can access a measured impact on their contributions to the global carbon emission reduction goals.
Fair & Effective
A fair mechanism for market players to reach net-zero emissions goal effectively
Safe & Verified
Internationally recognized verification on carbon credits and proper risk management for a safe and trusted transactions.
Transparency
Connect to the global carbon market prices and give insights on the global carbon trade
Carbon Markets in Indonesia

In 2100, it is projected a temperature increase of around 5 °C. If we continue on the path, this would have grave consequences on our lives and future generation. To avoid this, we have to reduce carbon emissions. As one of the world's lungs, Indonesia contributes 75-80% of the world's carbon credits. This means that Indonesia is indirectly responsible for most of the world's potential to produce carbon offsets, and makes Indonesia a potential market in the implementation of carbon credit trading. This carbon trading can contribute up to more than USD150 billion to the Indonesian economy. Organized carbon trading through the exchange will make it easier for Indonesia to achieve the targets that have been set with minimal costs, and maximize its opportunities in the international carbon trading market.

ICDX : Organizing Carbon Markets in Indonesia

ICDX Group will participate in realizing a carbon trading market that complies with the regulations and standards specified. With the readiness of the ecosystem and infrastructure owned by ICDX as a Commodity Exchange, ICDX Group will enhance the Indonesian carbon market and maximize its potential on an international scale. The government can take advantage of this and move to the implementation of the auction of carbon allowances as well as mandatory markets and voluntary markets very quickly.

ICDX Carbon Pledge. #GoCarbonNeutral

Everyone is responsible.

ICDX Group strives to advocate climate action. We invite everyone to pledge their commitment to becoming carbon neutral. Just as everyone knows, it's a marathon, not a sprint. Your first step to being part of the collective effort in achieving carbon neutrality is to be more conscious in determining and using objects that produce carbon footprints on a daily and business scale.

ICDX Carbon Discussions

Watch ICDX' latest discussions on carbon emissions with government officials, researchers, private sectors, and other related institutions.

Carbon News & Insights

More opportunities arise as our knowledge broadens. In this section, we invite you to take a closer look at the variety of topics related to our environment; from the basic understanding of carbon emission, tax, institutional roles, renewable energy, to the overall mechanism of carbon trading.

Berinvestasi dalam aset menghadapkan investor pada berbagai faktor risiko, terlepas dari kelasnya. Risiko biasanya dikaitkan dengan tingkat ketidakpastian dan potensi kerugian finansial. Empat risiko utama terkait dengan volatilitas dan risiko pasar, opportunity cost, likuiditas, dan faktor yang spesifik dengan perusahaan. Sekarang, banyak regulator sudah mengakui pemanasan global sebagai risiko keuangan sistemik. Peningkatan suhu, naiknya permukaan laut, dan perubahan ekstrim dalam pola cuaca memicu implikasi ekonomi, sosial, dan keuangan yang mengkhawatirkan secara global. Sebagai tanggapan, pemerintah telah memberlakukan kebijakan dan bisnis-bisnis telah mengubah model mereka untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Perubahan dalam kebijakan dan dinamika pasar telah membuat investor mempertanyakan apakah aset dan perusahaan yang intensif karbon akan lebih terpapar risiko keuangan. Ketidakpastian transisi ini bervariasi untuk berbagai jenis aset, tergantung pada seberapa banyak aset tersebut terpapar sumber yang intensif karbon seperti bahan bakar fosil.
Tuesday, 09 August 2022
Publication
Pasar karbon menjadi salah satu solusi dalam mengurangi emisi yang sulit untuk dihindarkan untuk sektor-sektor yang membangun ekonomi, dan kemungkinan untuk individu juga. Di saat kita bertransisi ke teknologi dan sumber energi yang lebih berkelanjutan, offset karbon menyediakan batu loncatan supaya mencapai netralitas karbon, instrumen yang selama ini dianggap sebagai komoditi karena kemampuannya dalam memberikan nilai ekonomi yang dapat diperjualbelikan. Namun, kredit karbon tidak terbatas pada perdagangan hak dari satu pihak ke pihak lain. Dengan berkembangnya teknologi, terutama blockchain, perdagangan kredit karbon telah bertumbuh secara kreatif. Teknologi ini membawa transparansi ke perdagangan komoditi sebagai sebuah solusi dalam mengurangi penipuan di sektor ini. Blockchain memungkinkan data untuk didistribusikan ke banyak basis data dan dengan demikian memberikan transparansi dalam proses sebuah komoditi dari tambang ke produk manufakturnya.
Tuesday, 09 August 2022
Publication
Perdagangan unit karbon atau perdagangan kredit karbon adalah mekanisme yang memungkinkan adanya insentif berbasis pasar bagi pihak yang berhasil melakukan upaya-upaya penurunan emisi karbon. Negara-negara yang menerapkan mekanisme cap and trade, akan menentukan kuota emisi karbon suatu perusahaan dalam periode tertentu berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Perusahaan yang hasil audit emisi karbonnya berhasil mencapai tingkat emisi di bawah kuota yang ditetapkan, bisa menjual sisa kuotanya melalui pasar karbon. Sementara perusahaan yang melebihi kuota, harus membeli kuota emisi dari perusahaan lain atau menghadapi denda yang besar.
Tuesday, 09 August 2022
Publication
Pengendalian emisi karbon adalah salah satu tantangan terbesar dalam menghadapi bahaya pemanasan global. Maka penting bagi tiap negara untuk menyiapkan sistem perdagangan karbon yang terstruktur, tak terkecuali di Indonesia. Berdasarkan definisi komoditi pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011, karbon termasuk sebagai komoditi, seperti halnya perdagangan karbon sebagai komoditi di pasar global.
Monday, 08 August 2022
Publication
Pertanian menghasilkan emisi karbon? Itu adalah pertanyaan yang sering kami jumpai ketika masyarakat awam pertama kali berhadapan dengan informasi ini. Karena persepsi yang umumnya dipahami adalah bahwa tanaman akan menyerap karbon dioksida. Memang benar, tanaman menyerap karbon dioksida pada siang hari dan melepaskan oksigen. Sebaliknya, dalam proses respirasi tumbuhan di malam hari, tumbuhan pada umumnya akan melepaskan karbon dioksida. Namun itu adalah proses yang sudah diperhitungkan oleh para ahli dalam perhitungan upaya pengurangan emisi karbon. Bagaimanapun, manfaat hutan dalam mengurangi gas rumah kaca di atmosfer sangat besar.
Tuesday, 14 June 2022
Publication
Karbon biru adalah istilah untuk karbon yang ditangkap oleh ekosistem laut dan pesisir dunia. Anda mungkin pernah mendengar bahwa aktivitas manusia mengeluarkan karbondioksida, yang mengandung karbon atmosfer.
Tuesday, 11 January 2022
Publication
Cross Border Adjustment Mechanism merupakan aturan yang dibuat Uni Eropa untuk mengantisipasi kebocoran emisi karbon seperti ini. Secara umum, peraturan tersebut mengatur agar perusahaan Uni Eropa membeli sertifikat penurunan emisi karbon melalui pasar karbon saat mengimpor produk dari luar wilayah Uni Eropa. Jumlah sertifikat yang dibeli diperhitungkan berdasarkan perhitungan biaya terkait emisi karbon yang harus dikeluarkan dalam proses produksi barang tersebut bilamana dibuat dalam wilayah Uni Eropa.
Thursday, 14 October 2021
Publication
Mengutip laporan IPCC, Climate Change 2021, pengaruh manusia menyebabkan pemanasan global yang signifikan dan hal ini akan sangat bergantung pada emisi gas rumah kaca atau emisi karbon. Indonesia sendiri telah berkomitmen mengurangi emisi karbonnya.
Downloadable Materials

Download our materials to gain more insights on carbon emissions and carbon trading!

THE SOURCE ISSUE 18: INTRODUCTION TO CARBON
Bulletin
THE SOURCE ISSUE 7: CARBON TRADE
Bulletin
INDONESIA CARBON FORUM (ICF) 2021
Summary Report
More About Carbon Emission

Getting To Know Carbon Emissions

Carbon is one of the elements that has been known to exist since ancient times, and can be said to be the basic element of all life on earth. In fact, 20% of the human body is made up of carbon, in the form of compounds, such as hydrogen and oxygen....

Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788