Home
>
News
>
Publication
>
Apa Itu Jejak Karbon?
Apa Itu Jejak Karbon?
Thursday, 26 August 2021

Apa itu Jejak Karbon, Dampak, Penyebab, dan Bagaimana Cara Menghitung Serta Mengurangi Jejak Karbon? (2024)

Konsekuensi perubahan iklim semakin nyata, sangat penting bagi individu untuk memahami dan mengambil tindakan untuk mengurangi jejak karbon mereka. Istilah "jejak karbon" mengacu pada jumlah total gas rumah kaca, termasuk karbon dioksida dan metana, yang dikeluarkan sebagai hasil dari berbagai produksi dan aktivitas sehari-hari.

Dengan mengkaji penyebab jejak karbon dan menerapkan strategi efektif untuk menguranginya, kita semua dapat berkontribusi untuk mengurangi dampak pemanasan global. Panduan komprehensif ini akan mengeksplorasi konsep jejak karbon, penyebabnya, dan langkah-langkah praktis yang dapat diambil untuk meminimalkan dampak lingkungan kita.

Pengertian Jejak Karbon 

Jejak karbon atau carbon footprint adalah istilah yang digunakan untuk mengukur jumlah emisi atau gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, baik langsung maupun tidak langsung.

Emisi ini terjadi sepanjang siklus hidup, termasuk produksi, transportasi, penggunaan, dan pembuangan produk. Emisi gas rumah kaca yang paling umum adalah karbon dioksida (CO2), yang terutama dihasilkan melalui pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam. Metana (CH4) adalah gas rumah kaca penting lainnya, yang dilepaskan selama proses seperti kegiatan pertanian dan penguraian limbah organik. Seiring dengan bertambahnya populasi dan globalisasi, jejak karbon pun semakin tinggi dan memengaruhi iklim dunia secara negatif. 

Sebelum mengambil tindakan lebih lanjut dalam mengubah pola hidup, kita harus menyadari seberapa besar perubahan yang perlu kita lakukan dengan cara melihat jejak karbon (carbon footprint) kita.

Menghitung jejak karbon individu atau organisasi melibatkan pertimbangan berbagai faktor, termasuk konsumsi energi, kebiasaan transportasi, pengelolaan limbah, dan pilihan makanan. Dengan mengukur jejak karbon, Anda dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dampak lingkungan kami dan mengidentifikasi area di mana Anda dapat membuat perubahan untuk mengurangi emisi.

Penyebab Jejak Karbon

Setiap kegiatan yang kita lakukan, dan setiap barang yang kita gunakan atau konsumsi, selalu memberikan pengaruh terhadap lingkungan. Memahami penyebab ini sangat penting untuk menerapkan strategi yang efektif untuk mengurangi dampak lingkungan kita. Banyak sekali aktivitas kita yang tidak disadari menimbulkan jejak karbon, seperti aktivitas-aktivitas berikut:

  • Penggunaan Kendaraan
    Bahan bakar fosil masih menjadi sumber energi utama bagi kendaraan dan industri. Pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan, seperti mobil, sepeda motor, bus, dan pesawat terbang, melepaskan karbon dioksida ke atmosfer. Menurut data Badan Energi Internasional, sektor transportasi menyumbang sekitar 30% dari total emisi CO2 di Indonesia, dengan mayoritas berasal dari transportasi darat. Sehingga, bepergian menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil akan meningkatkan kontribusi kita terhadap emisi karbon dunia. Jika menggunakan kendaraan nol emisi seperti sepeda tidak memungkinkan, cobalah untuk meminimalkan jejak karbon dengan berjalan atau bersepeda untuk jarak pendek, menggunakan transportasi umum daripada kendaraan pribadi.

  • Penggunaan Listrik dan Air
    Konsumsi listrik adalah kontributor utama lain untuk jejak karbon. Listrik masih sangat mengandalkan sumber energi tak terbarukan, seperti batu bara. Semakin besar energi listrik yang digunakan, tentu akan menghasilkan emisi karbon lebih banyak dari pembakaran bahan bakar fosil pada pembangkit listrik. Selain itu, meski air merupakan energi terbarukan, untuk mengelola air bersih yang bisa kita gunakan, membutuhkan banyak energi yang berasal dari energi tak terbarukan. Untuk mengurangi jejak karbon yang terkait dengan konsumsi energi, individu dapat mengadopsi beberapa strategi, seperti menggunakan peralatan hemat energi, mematikan lampu dan elektronik saat tidak digunakan. Maka dari itu, usahakan agar kita menghemat penggunaan air dan listrik dalam kehidupan sehari-hari kita.

  • Konsumsi Makanan
    Produksi dan konsumsi makanan juga berkontribusi terhadap jejak karbon. Seluruh siklus hidup makanan, mulai dari praktik pertanian hingga transportasi dan pengelolaan limbah, menghasilkan emisi gas rumah kaca. Daging misalnya, menghasilkan jejak karbon yang sangat besar dibanding bahan makanan lain. Jejak karbon ini merupakan akumulasi dari emisi karbon yang dihasilkan mulai dari peternakan, produksi, pengolahan daging, hingga distribusi. Untuk mengurangi jejak karbon yang terkait dengan makanan, individu dapat membuat pilihan sadar dalam kebiasaan makannya.


Dampak Jejak Karbon

Jejak karbon yang dihasilkan oleh aktivitas manusia berdampak signifikan terhadap lingkungan dan iklim bumi. Perubahan iklim, peningkatan suhu bumi, dan naiknya permukaan air laut adalah beberapa pengaruh langsung dari jejak karbon.

  • Perubahan Iklim
    Emisi gas rumah kaca, termasuk CO2 dan CH4, berkontribusi terhadap efek rumah kaca, dimana gas-gas ini menahan panas matahari di atmosfer bumi dan menyebabkan peningkatan suhu global. Perubahan iklim yang disebabkan oleh peningkatan suhu ini mencakup pergeseran pola cuaca dan iklim, yang dapat berdampak pada produksi pangan dan ketersediaan air bersih.

  • Kenaikan Suhu Bumi
    Peningkatan emisi gas rumah kaca juga berkontribusi pada pemanasan global. Suhu rata-rata permukaan bumi telah meningkat lebih dari 1 derajat Celsius sejak akhir abad ke-19, dengan sebagian besar peningkatan terjadi dalam beberapa dekade terakhir.

  • Naiknya Permukaan Air Laut
    Pemanasan global yang disebabkan oleh jejak karbon juga berkontribusi pada pencairan es di kutub bumi, yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Ini berpotensi mengancam negara-negara dan kota-kota yang terletak di dekat pantai.

Bagaimana Cara Menghitung Jejak Karbon?

Jejak karbon dapat direpresentasikan dalam carbon dioxide equivalent (CO2e). Gas-gas rumah kaca potensinya disetarakan dengan bahaya potensi gas karbon dioksida. Jumlah dan potensi gas rumah kaca dapat dihitung dengan cara:

(Jumlah emisi gas rumah kaca) X (Indeks GWP atau Global Warming Potential)

Contoh:

1 kg gas metana (CH4) x 28 = 28 kg CO2e

Semakin tinggi nilai indeks jejak karbon yang kita hasilkan, semakin tinggi juga konsentrasi gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer. Tingginya konsentrasi gas rumah kaca tersebut akan berujung pada peningkatan suhu bumi dan perubahan iklim.

Jika rata-rata jejak karbon untuk satu orang saat ini adalah 4 ton per tahun, bayangkan berapa jejak karbon yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan raksasa dengan rantai industri global? Padahal, untuk menghindari kenaikan suhu bumi 2℃, jejak karbon global rata-rata harus turun hingga di bawah 2 ton pada 2050.

Bagaimana Cara Mengurangi Jejak Karbon?

Tentunya, sebagai individu ada berbagai metode yang dapat kita lakukan untuk mengurangi jejak karbon pada aktivitas kita. 

  • Transportasi
  1. Pilihlah untuk berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum untuk jarak yang lebih pendek.
  2. Gunakan layanan ride-sharing untuk mengurangi jumlah kendaraan di jalan.
  3. Memilih bahan bakar yang lebih hemat energi
  • Efisiensi Energi
  1. Gunakan peralatan hemat energi
  2. Matikan lampu, elektronik, dan peralatan saat tidak digunakan.
  • Konsumsi Makanan
  1. Mengurangi konsumsi daging, khususnya daging sapi.
  2. Dukung pertanian lokal dan berkelanjutan dengan membeli produk organik dan bersumber lokal.
  3. Minimalkan limbah makanan dan mempraktikkan teknik penyimpanan makanan yang benar.
  • Pengelolaan Sampah
  1. Mengurangi packaging sekali pakai.
  2. Kompos sampah organik untuk mengalihkannya dari tempat pembuangan sampah.
  3. Pilihlah kemasan yang ramah lingkungan dan produk dengan kemasan minimal.
  • Penggunaan Barang
  1. Pilih produk dan layanan dari perusahaan dengan praktik berkelanjutan.
  2. Perbaiki dan rawat barang Anda.
  3. Beli hanya yang diperlukan, hindari konsumsi berlebihan.
  4. Mengurangi konsumsi barang atau makanan impor

Dengan menerapkan strategi ini, individu dapat mengurangi jejak karbon mereka dan berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan. Penting untuk diingat bahwa bahkan perubahan kecil dalam kebiasaan kita sehari-hari dapat membuat perbedaan yang signifikan jika diterapkan secara kolektif.

Memahami dan bekerja secara aktif untuk mengurangi jejak karbon kita merupakan langkah penting dalam memerangi perubahan iklim. Dengan menghitung dampak lingkungan kita, mengidentifikasi penyebab jejak karbon, dan menerapkan strategi yang efektif, kita semua dapat berkontribusi untuk menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan. Dari pilihan transportasi berkelanjutan hingga praktik hemat energi, konsumsi makanan secara sadar, dan pengelolaan limbah, setiap tindakan yang kami ambil berperan dalam meminimalkan jejak karbon kami. Bersama-sama, kita dapat membuat perbedaan dan membuka jalan untuk masa depan yang lebih hijau.

Menjaga Jumlah Emisi Karbon Lewat Perdagangan Karbon di Bursa

Urgensi penanganan masalah iklim akibat emisi karbon semakin mendesak. Tidak hanya berasal dari masyarakat, pemerintah dan swasta raksasa pun perlu mencanangkan komitmen global untuk permasalahan ini. 

Pada 12 Desember 2015, sebanyak 195 negara termasuk Indonesia, menyepakati perjanjian iklim global yang dikenal sebagai Perjanjian Paris (Paris Agreement). Perjanjian ini sepenuhnya bersifat sukarela, di mana semua negara yang menyepakatinya berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan memastikan suhu global tidak naik lebih dari 2˚C (3.6˚F); menjaga kenaikan suhu global tetap di bawah 1.5˚C (2.7˚F). Perjanjian Paris mulai berlaku efektif pada 4 November 2016. 

Melanjutkan dari kesepakatan tersebut, skema-skema perdagangan karbon karbon global pun dilaksanakan untuk menjaga jumlah emisi karbon yang dikeluarkan ke atmosfer. Terkait pengawasan emisi karbon, perdagangan karbon umumnya dilakukan melalui bursa komoditi dengan standar satuan tertentu. 

“Karbon” yang dimaksud dalam perdagangan karbon di bursa adalah kredit karbon. Secara sederhana, kredit karbon merepresentasikan ‘hak’ menghasilkan karbon. Kredit ini dihasilkan oleh proyek-proyek penghijauan dengan metode perhitungan potensi penyerapan karbon yang telah diakui secara global.

Sementara itu, usaha maupun instansi yang menghasilkan emisi karbon lebih dari kredit (atau ‘hak’) yang dimiliki, dapat membeli kredit karbon yang dijual di pasar karbon. Dengan demikian, kita dapat mengontrol sekaligus menyeimbangkan jumlah emisi karbon yang dikeluarkan ke atmosfer bumi dan menjaga kenaikan suhu global di bawah 1.5˚C.


Baca juga artikel lainnya : 

Syariah

Murabahah

Derivatif

Sharia

Carbon Pledge #GoCarbonNeutral
ICDX Grup berusaha untuk mendukung aksi iklim. Kami mengajak Anda untuk mengikrarkan komitmen dan menjadi agen perubahan netral karbon.
Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788