Home
>
News
>
Publication
>
Pengertian, Daya Tarik, dan Sentimen Penggerak Harga Minyak Sawit di Indonesia
Pengertian, Daya Tarik, dan Sentimen Penggerak Harga Minyak Sawit di Indonesia
Monday, 30 January 2023

Ditulis oleh: Girta Yoga

“Palm oil is a globally traded agricultural commodity that is used in 50 percent of all consumer goods, from lipstick and packaged food to body lotion and biofuels.”

Mengenal Minyak Sawit dan Produk Turunannya

Minyak sawit merupakan minyak yang dihasilkan dari ekstraksi buah sawit, di mana dalam proses awalnya akan menghasilkan dua jenis minyak sawit, yakni minyak sawit mentah yang dihasilkan dalam proses awal ekstraksi bagian mesocarp (Crude Palm Oil / CPO) dan minyak inti sawit (Palm Kernel Oil/ PKO).

Meskipun berasal dari buah sawit yang sama, namun kedua minyak sawit ini memiliki kadar nutrisi yang sangat berbeda, sehingga dalam tahap pemrosesan selanjutnya menghasilkan produk yang berbeda pula. Berikut perbedaan keduanya:

  • Apa itu Crude Palm Oil (CPO)?
    Crude Palm Oil adalah minyak mentah kelapa sawit yang dihasilkan dalam proses awal ekstraksi bagian mesocarp. Buah sawit ini kaya akan vitamin E dan karoten, sehingga menghasilkan minyak berwarna merah/jingga, dan oleh karena itu juga sering disebut dengan “Red Palm Oil.” Komposisi asam lemak yang dihasilkan seimbang dengan kandungan 50% jenuh dan 50% tidak jenuh, karenanya CPO lebih diperuntukkan untuk menghasilkan produk turunan yang dapat dikonsumsi seperti minyak goreng, margarin dan coklat.

  • Apa itu Palm Kernel Oil (PKO)?
    Berbeda halnya dengan CPO, Palm Kernel Oil (PKO) berwarna bening alami karena kandungan vitamin E dan karoten yang tidak terlalu banyak. Komposisi asam lemak yang dihasilkan 80% jenuh dan 20% tidak jenuh. Meskipun memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih tinggi (mirip minyak kelapa), namun kebanyakan adalah Medium Chain Fatty Acids (MCFA). PKO diperuntukkan untuk menghasilkan produk turunan yang tidak dapat dikonsumsi seperti pembuatan sabun, deterjen dan kosmetik.

Sebelum dapat diolah lebih lanjut, masing-masing CPO dan PKO harus melalui proses RBD, yaitu Refined (dimurnikan), Bleached (dihilangkan warnanya atau dipucatkan), dan Deodorized (dihilangkan baunya), sehingga menghasilkan RBD Palm Oil dan RBD Palm Kernel Oil yang jernih, tanpa bau, dan tanpa rasa. 


Secara total, penggunaan minyak sawit dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori berdasarkan produk akhirnya, yaitu:

  1. Produk Makanan
    Lebih dari dua pertiga (68%) minyak sawit diaplikasikan menjadi produk makanan, mulai dari margarin hingga cokelat, pizza, roti, dan minyak goreng.

  2. Produk Industri
    Sebesar 27% minyak sawit diaplikasikan ke dalam produk industri dan konsumen seperti sabun, deterjen, kosmetik, dan bahan pembersih.

  3. Bioenergi
    Sementara sisanya (5%) diaplikasikan ke dalam bentuk biodiesel yang digunakan sebagai bahan bakar untuk kebutuhan transportasi, listrik dan pemanas.

Daya Tarik Minyak Sawit di Pasar Global

Sebagai minyak konsumsi yang paling banyak digunakan di dunia, tentunya muncul pertanyaan, apa yang membuat minyak sawit begitu menarik dan mampu mengalahkan minyak konsumsi nabati lainnya? Berikut merupakan beberapa faktor penyebabnya:

  • Kebutuhan lahan yang efisien dan tingkat produksi yang tinggi
    Minyak sawit yang berasal dari pohon sawit (Elaeis guineensis) tergolong tanaman yang sangat efisien, karena dengan luas lahan penanaman yang sama dengan tanaman penghasil minyak nabati lainnya seperti kedelai, kelapa, rapeseed, dan bunga matahari, namun menghasilkan jumlah minyak yang jauh lebih tinggi. 
  • Masa panen yang dapat berlangsung sepanjang tahun
    Pohon sawit yang sudah berumur 3 sampai 4 tahun akan menghasilkan tandan buah yang berisi ratusan buah sawit yang kira-kira seukuran buah zaitun besar. Setiap buah tersebut menghasilkan sekitar 30-35 persen minyak, sehingga dari satu pohon sawit dapat menghasilkan 40 kilogram minyak setiap tahun. Pohon sawit memiliki masa produktivitas hingga 25 tahun.

  • Harga Lebih Rendah
    Karena output produksinya yang lebih tinggi dibanding minyak nabati lainnya, maka sekaligus menjadikan harga minyak sawit cenderung lebih rendah. Minyak sawit (CPO dan PKO) menguasai sekitar 40 persen dari produksi minyak nabati dunia.

Sentimen Penggerak Harga Minyak Sawit

Layaknya komoditi lain, minyak sawit juga mengalami fluktuasi harga yang pergerakannya dapat dipantau dari beberapa indikator di pasar antara lain:

  • Situasi di pasar sawit Indonesia
    Indonesia merupakan produsen sawit terbesar pertama dunia, sehingga setiap kebijakan yang diambil akan turut berdampak pada keseimbangan pasokan sawit di pasar global. Misalnya kebijakan mandatory biodiesel yang diterapkan di Indonesia, tentunya akan meningkatkan konsumsi minyak sawit dalam bentuk biodiesel, namun di sisi lain juga turut mengurangi pasokan ekspor sawit Indonesia ke pasar global.

  • Situasi di pasar sawit Malaysia
    Malaysia memiliki peran yang cukup vital dalam pasar sawit global, karena selain sebagai produsen sawit terbesar kedua dunia, pasar berjangka sawit Malaysia yang dimulai sejak Oktober 1980 ini telah berhasil menjadi tempat pembentukan harga yang diakui oleh dunia. Malaysia juga rutin merilis data statistik terkini terkait pasar sawit Malaysia, mulai dari laporan produksi, sisa stok, hingga data ekspor bulanan.

  • Situasi di negara importir utama
    India, China merupakan dua negara importir teratas untuk minyak sawit secara global. Ditambah dengan Uni Eropa sebagai negara importir terbesar ketiga untuk sawit dalam bentuk produk turunan. Kebijakan yang diambil oleh ketiga negara importir utama ini akan berdampak pada sisi permintaan minyak sawit global.

  • Gangguan cuaca
    Sebagai komoditas pertanian, cuaca memegang peranan penting dalam menentukan kesuksesan masa panen komoditas terkait. Misalnya curah hujan yang tinggi di Indonesia dan Malaysia biasanya akan turut memicu penurunan produksi dari kedua negara produsen utama sawit tersebut (berkontribusi terhadap 85% pasokan minyak sawit global), karena biasanya akan mengganggu proses produksi serta logistik.

  • Situasi di pasar minyak nabati
    Meskipun secara teknis sama-sama berasal dari tanaman, namun istilah “minyak nabati” lebih sering merujuk pada minyak yang cair pada suhu kamar seperti minyak zaitun, kedelai, biji bunga matahari dan minyak rapeseed. Minyak sawit, di sisi lain, berbentuk semi-padat di suhu kamar. Sebagai produk substitusi dari minyak sawit, situasi yang terjadi di pasar minyak nabati juga akan turut mempengaruhi pergerakan harga di pasar minyak sawit, begitupun sebaliknya. Untuk minyak nabati yang dijadikan sebagai acuan harga merujuk pada harga minyak kedelai. Hal ini dikarenakan produksi minyak kedelai merupakan yang terbesar setelah minyak sawit.

  • Harga minyak mentah dunia
    Sekitar 5% produksi minyak sawit diaplikasikan menjadi bioenergi yaitu dalam bentuk biodiesel. Hal ini menyebabkan pergerakan harga minyak mentah juga dapat mempengaruhi harga minyak sawit karena pengaplikasian tersebut. Saat harga minyak mentah dunia sedang tinggi dan menyebabkan harga bahan bakar berbasis minyak turut melambung, maka ada potensi peralihan produksi menjadi bahan bakar biodiesel.
Mengenal Minyak Kelapa Sawit (CPO) Berkelanjutan Sebagai Komoditas Unggulan Indonesia
Ketahui lebih lanjut tentang Minyak Kelapa Sawit Berkelanjutan.
Transaksi Minyak Sawit
Kontrak derivatif minyak sawit ICDX dapat digunakan untuk mengelola risiko dan lindung nilai terhadap fluktuasi harga di pasar fisik.
Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788