Home
>
News
>
Publication
>
Tren Emas di Hari Besar Indonesia
Tren Emas di Hari Besar Indonesia
Wednesday, 01 September 2021

Tren Emas di Hari Raya Indonesia

Indonesia memiliki beragam agama yang dianut oleh masyarakatnya. Populasi agama terbesar di Indonesia adalah umat muslim dengan persentase 86.7%, Kristen Protestan 7.6%,  Kristen Katolik 3.12%, Hindu 1.74%, Buddha 0.77%, dan Konghucu 0.03%. Oleh karena itu, di Indonesia sering dilakukan perayaan hari besar berbagai agama tersebut. Menariknya adalah ada kecenderungan pergerakan ekonomi yang unik ketika terjadi hari besar umat Muslim dan Kristen/Katolik yang merayakan hari raya Ramadan dan Natal.  

Fenomena ini terjadi pada bulan Ramadan dan pada bulan Desember menjelang hari raya, saat hari raya, dan pasca hari raya, yaitu di mana Indonesia mengalami kenaikan inflasi. Hal ini dapat disebabkan oleh euforia masyarakat yang ingin bersyukur merayakan hari raya Idul Fitri dan Natal dengan cara membeli kebutuhan pokok lebih banyak daripada hari biasanya. Di sisi lain, para pedagang juga ingin mengambil momentum dan cenderung untuk mencari kesempatan menaikkan harga barang sehingga terjadilah lonjakan inflasi. 

Fenomena inflasi ini rupanya sering terjadi ketika memasuki awal bulan Ramadan maupun Desember. Ternyata pergerakan ini seiring dengan naiknya transaksi jual beli emas. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan mata uang dan daya beli masyarakat sehingga mereka lebih memilih untuk menjual aset simpanan yang berupa emas batang atau perhiasan supaya mendapatkan tambahan uang tunai dengan cepat dan bisa membeli kebutuhan di hari raya. Banyak juga yang mengaku mereka lebih memilih menjual aset simpanan, yang berupa emas daripada harus berhutang hanya untuk memenuhi moment seperti ini.  dampaknya adalah kenaikan penjualan emas ini menyebabkan harga emas semakin merosot di awal bulan. 


Memasuki pertengahan bulan dan sepekan menjelang hari raya, kondisi inflasi Indonesia biasanya sudah semakin stabil. Masyarakat banyak yang menerima THR atau memiliki sisa dana lain sehingga mereka cenderung berbondong-bondong memasuki pasar untuk membeli kebutuhan tambahan dan membeli emas dengan tujuan berhias diri atau dipakai saat hari raya. Adapun beberapa perilaku konsumen lebih memilih  membeli emas saat momen hari raya karena ada dana lebih untuk berinvestasi daripada membeli pakaian atau barang lainnya yang tidak terlalu dibutuhkan saat hari raya.  


Namun, hari raya pada dua tahun terakhir ini  menjadi berbeda ketika Indonesia dilanda pandemi. Pergerakan ekonomi semakin tidak menentu tetapi disisi lain masyarakat juga tidak bisa meninggalkan momen hari raya keagamaan. Tren emas yang biasanya mengalami kenaikan setiap hari besar keagamaan, pada 2 tahun terakhir ini mengalami penurunan. Kemungkinan ini terjadi karena masih tersedianya pasokan bahan pokok di pasar dan adanya keyakinan ekonomi global yang semakin membaik. Saat awal pandemi tahun 2020, Indonesia juga melaksanakan lockdown yang tidak terlalu ketat, sehingga pergerakan ekonomi masih berjalan baik. 


Emas sendiri merupakan pilihan komoditi yang tepat untuk melindungi kekayaan sehingga ketika adanya pergerakan ekonomi yang buruk. Sebaliknya jika ekonomi diyakini semakin membaik maka investor akan lebih memilih investasi yang high risk – high return seperti saham dan obligasi. 


Hari raya Idul Fitri pada tahun 2021 jatuh pada bulan April. Terjadi peningkatan pembelian emas sehingga harga emas mulai meningkat hingga 3% di beberapa kota di Indonesia seperti medan, Pare-pare, dan Bukittinggi. Inflasi yang terjadi saat itu juga relatif lebih rendah dibandingkan tahun 2020. Pada waktu tersebut, kenaikan harga emas perhiasan juga meningkat karena dipengaruhi meningkatnya harga emas batangan seperti Antam atau UBS.  


Selanjutnya pada pertengahan tahun 2021,  pandemi belum juga berakhir di Indonesia.  Adanya gelombang kedua pandemi juga terjadi lagi pada bulan Juni-Juli 2021. Pemerintah memberlakukan PPKM yang berlaku 3 Juli – 20 Juli dan dilanjutkan hingga akhir Juli, meskipun kebijakan ini tidak seketat lockdown yang lalu, tetapi banyak marketplace, retail, dan usaha lainnya yang terdampak dan pastinya mempengaruhi ekonomi masyarakat yang tidak menentu. Hal ini juga dimanfaatkan oleh para investor untuk beralih berinvestasi di emas untuk melindungi kekayaannya kembali. Banyak penawaran dari platform investasi dalam bentuk digital misalnya dengan teknis menabung emas dengan harga yang terjangkau, pencairan yang semakin mudah, dan penyimpanan emas yang lebih praktis. 


Mekanisme jika kita memilih menabung emas adalah sejumlah dana yang disetorkan pada platform digital yang nanti akan langsung dikonversikan sesuai dengan harga realtime emas pada waktu tersebut. Keuntungan dengan menabung emas ini lebih mudah mencairkan dalam bentuk uang tunai atau bentuk emas fisik yang sesuai nominal yang dimiliki. 


Menurut hasil riset ICDX, harga emas di akhir tahun 2021 akan mengalami kenaikan hingga 1 juta per gram. Pada bulan Desember ini juga ada momen hari besar umat Kristen yaitu Natal dan akan dilanjutkan dengan event menyambut Tahun Baru 2022,  sehingga ada kemungkinan tren penjualan emas akhir tahun akan meningkat. Kenaikan harga emas ini disebabkan oleh adanya bantuan dana stimulus yang diberikan Amerika pada negara-negara lain supaya ekonomi global dapat bergerak stabil. 


Pada akhir tahun para analis keuangan juga berharap  tingkat daya beli masyarakat juga akan semakin stabil seiring pembukaan kembali aktivitas ekonomi pasca pandemi Covid-19.  Jika ingin berinvestasi emas sebaiknya tidak perlu menunggu momen naik atau turun secara signifikan, karena tujuan investasi emas sebenarnya bertujuan untuk lindung nilai jangka panjang minimal 5 tahun supaya bisa menikmati return yang tinggi. Tetapi jika membutuhkan pencairan dana yang cepat dan dibutuhkan untuk momentum hari raya, emas tetap menjadi pilihan yang baik sebagai dana tambahan.



(forextradingbursa berjangkakomoditi)

Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788