Home
>
News
>
Publication
>
Si Emas Hitam: Komoditi Pilihan 2020
Si Emas Hitam: Komoditi Pilihan 2020
Tuesday, 11 May 2021


Volatilitas emas hitam atau minyak mentah melonjak di bulan April kemarin. Tak tanggung-tanggung, harga minyak mentah dunia anjlok tajam hingga mencapai level terendahnya sepanjang sejarah di awal kuartal kedua 2020. 

Harga komoditas sangat erat kaitannya dengan hukum permintaan dan penawaran. Ketika permintaan meningkat, maka harga akan naik, begitu pun sebaliknya. Hal ini juga yang terjadi pada pasar minyak saat ini. Permintaan minyak mentah melemah, harga pun anjlok hingga sempat menyentuh harga negatif – harga paling murah sepanjang sejarah perdagangan minyak mentah dunia. 

Penyebaran COVID-19 berdampak pada terhambatnya bisnis dan industri di hampir semua negara. OPEC telah mengestimasi permintaan minyak mentah dunia yang akan menurun pada kuartal I dan II tahun 2020 ini. Estimasi penurunan permintaan tersebut terkait dengan kebijakan lockdown di beberapa negara, yang menyebabkan penggunaan bahan bakar untuk kendaraan pribadi hingga transportasi umum, termasuk pesawat, mengalami penurunan sepanjang periode tersebut. Sepanjang tahun 2020 harga minyak dunia telah empat kali anjlok dengan penurunan yang berkisar 16-300% dalam waktu sepekan.

Namun, apakah penurunan harga si Emas Hitam akan terus berlanjut? Mari kita lihat fakta-fakta berikut:

  • Berdasarkan grafik di atas dan data yang dirilis oleh OPEC, permintaan minyak mentah dunia akan kembali meningkat pada kuartal ketiga 2020. Hal ini terlihat mengindikasikan bahwa OPEC sendiri mengharapkan pandemi COVID-19 akan berakhir di kuartal kedua 2020. Sehingga, permintaan bahan bakar kendaraan akan kembali meningkat baik untuk pribadi maupun transportasi umum.
  • Di bulan April kemarin, harga minyak mentah WTI pun mencapai level terendah sepanjang masa. Namun, jika dibandingkan dengan ongkos produksi minyak (Wikipedia, 2016), harga jual -$37.63/barel membuat sebagian negara produsen WTI berada jauh di bawah titik BEP atau titik balik modal. Apabila dikaitkan dengan poin 1, permintaan minyak mentah dapat kembali meningkat, yang mana akan mendorong harga minyak mentah dunia kembali naik.


  • Harga minyak WTI sempat diperdagangkan di -$37.63/barel untuk kontrak penyerahan bulan Mei. Hal ini terjadi lantaran sudah tidak ada tempat penyimpanan minyak mentah lagi di Cushing, Oklahoma, sementara permintaan akan minyak mentah turun drastis sejak pandemi COVID-19. Maka, apakah harga minyak akan berlama-lama di harga termurahnya? 

Negara-negara yang mengandalkan minyak mentah sebagai sumber pendapatan utamanya jelas akan merugi. Hal ini akan menyebabkan banyak pekerja di sektor energi terkena PHK dan tingkat pengangguran melambung. Hal ini tentu tidak diinginkan negara manapun. 


Jika menelisik data oleh BP, konsumsi energi di tahun 2018 sebagian besar masih diperoleh dari minyak mentah, dimana salah satu penggunaan minyak mentah utama adalah pada moda transportasi. Selama pandemi COVID-19, transportasi memang terbatas, namun moda transportasi pengangkut bahan kebutuhan pokok mendapat pengecualian dari pemerintah. Dengan demikian, apakah mungkin harga minyak akan bertahan di harga termurahnya?

Dari ketiga fakta tersebut, meski harga minyak mentah sempat menyentuh level negatif, tidak tertutup kemungkinan dalam memanfaatkan posisi harga minyak untuk memperoleh keuntungan dari pergerakan harga minyak. 

Harga minyak mentah saat ini memang dinilai cukup murah, bahkan sampai berada jauh di bawah titik balik modal sejumlah negara produsen. Namun, tingginya kepentingan harga minyak dan saratnya kebutuhan energi yang berasal dari minyak mentah, tidak sulit bagi harga minyak untuk kembali ke harga normal sebelum pandemi COVID-19. Selain itu, di antara komoditas lainnya, seperti emas yang telah naik sejak awal tahun, harga minyak mentah yang mengalami penurunan tajam memberi kesempatan lebih luas di tahun 2020 ini. (NP)

Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788