Volatilitas emas hitam atau minyak mentah melonjak di bulan April kemarin. Tak tanggung-tanggung, harga minyak mentah dunia anjlok tajam hingga mencapai level terendahnya sepanjang sejarah di awal kuartal kedua 2020.
Harga komoditas sangat erat kaitannya dengan hukum permintaan dan penawaran. Ketika permintaan meningkat, maka harga akan naik, begitu pun sebaliknya. Hal ini juga yang terjadi pada pasar minyak saat ini. Permintaan minyak mentah melemah, harga pun anjlok hingga sempat menyentuh harga negatif – harga paling murah sepanjang sejarah perdagangan minyak mentah dunia.
Penyebaran COVID-19 berdampak pada terhambatnya bisnis dan industri di hampir semua negara. OPEC telah mengestimasi permintaan minyak mentah dunia yang akan menurun pada kuartal I dan II tahun 2020 ini. Estimasi penurunan permintaan tersebut terkait dengan kebijakan lockdown di beberapa negara, yang menyebabkan penggunaan bahan bakar untuk kendaraan pribadi hingga transportasi umum, termasuk pesawat, mengalami penurunan sepanjang periode tersebut. Sepanjang tahun 2020 harga minyak dunia telah empat kali anjlok dengan penurunan yang berkisar 16-300% dalam waktu sepekan.
Namun, apakah penurunan harga si Emas Hitam akan terus berlanjut? Mari kita lihat fakta-fakta berikut:
Negara-negara yang mengandalkan minyak mentah sebagai sumber pendapatan utamanya jelas akan merugi. Hal ini akan menyebabkan banyak pekerja di sektor energi terkena PHK dan tingkat pengangguran melambung. Hal ini tentu tidak diinginkan negara manapun.
Jika menelisik data oleh BP, konsumsi energi di tahun 2018 sebagian besar masih diperoleh dari minyak mentah, dimana salah satu penggunaan minyak mentah utama adalah pada moda transportasi. Selama pandemi COVID-19, transportasi memang terbatas, namun moda transportasi pengangkut bahan kebutuhan pokok mendapat pengecualian dari pemerintah. Dengan demikian, apakah mungkin harga minyak akan bertahan di harga termurahnya?
Dari ketiga fakta tersebut, meski harga minyak mentah sempat menyentuh level negatif, tidak tertutup kemungkinan dalam memanfaatkan posisi harga minyak untuk memperoleh keuntungan dari pergerakan harga minyak.
Harga minyak mentah saat ini memang dinilai cukup murah, bahkan sampai berada jauh di bawah titik balik modal sejumlah negara produsen. Namun, tingginya kepentingan harga minyak dan saratnya kebutuhan energi yang berasal dari minyak mentah, tidak sulit bagi harga minyak untuk kembali ke harga normal sebelum pandemi COVID-19. Selain itu, di antara komoditas lainnya, seperti emas yang telah naik sejak awal tahun, harga minyak mentah yang mengalami penurunan tajam memberi kesempatan lebih luas di tahun 2020 ini. (NP)