Home
>
News
>
Publication
>
SI EMAS HITAM: KOMODITI PILIHAN 2020
SI EMAS HITAM: KOMODITI PILIHAN 2020
Saturday, 13 February 2021

Oleh : Nikolas Prasetia

Volatilitas si Emas Hitam (minyak mentah) melonjak di bulan April ini. Tak tanggung-tanggung, di awal kuartal kedua 2020 harga minyak mentah dunia pun anjlok tajam hingga mencapai level terendahnya sepanjang sejarah. Seperti yang telah diketahui, harga komoditas akan sangat erat terpaut dengan hukum permintaan dan penawaran, ketika permintaan meningkat maka harga akan naik, namun ketika permintaan melemah harga pun turut melemah. Inipun yang terjadi pada pasar minyak saat ini, permintaan minyak mentah melemah, harga pun anjlok hingga sempat menyentuh harga negatif – harga paling murah sepanjang sejarah perdagangan minyak mentah dunia.

Pun, akibat penyebaran COVID-19 yang berdampak pada terhentinya dunia bisnis dan hampir di seluruh Negara, OPEC pun membuat estimasi permintaan minyak mentah dunia yang akan menurun baik pada kuartal kesatu dan kuartal kedua tahun 2020 ini. Estimasi penurunan permintaan tersebut sangat terkait dengan aksi sejumlah Negara yang menerapkan lockdown, sehingga menyebabkan penggunaan bahan bakar dari kendaraan pribadi hingga transportasi umum termasuk pesawat, mengalami penurunan sepanjang periode tersebut. Selama tahun 2020 dan oleh pandemic COVID-19, harga minyak dunia telah 4 kali anjlok dengan penurunan yang berkisar 16-300% dalam waktu sepekan.

Namun…apakah penurunan harga si Emas Hitam ini akan terus berlanjut? Kita lihat fakta-faktanya:

1. Berdasarkan grafik di atas dan data yang dirilis oleh OPEC sendiri, permintaan minyak mentah dunia akan kembali meningkat pada kuartal ketiga 2020. Hal ini terlihat mengindikasikan bahwa OPEC sendiri mengharapkan pandemi COVID-19 akan berakhir di kuartal kedua 2020. Sehingga berdasarkan data yang dirilis OPEC, setelah kuartal kedua 2020 dan dengan berakhirnya pandemi COVID-19, permintaan bahan bakar kendaraan akan kembali meningkat baik untuk penggunaan pribadi hingga transportasi umum.

2. Di bulan April ini, harga minyak mentah WTI pun mencapai level terendah sepanjang masa. Namun, jika dibandingkan dengan ongkos produksi minyak (berdasarkan data Wikipedia tahun 2016), harga jual -$37.63/barel ini membuat sebagian Negara produsen WTI berada jauh di bawah titik BEP/titik balik modal. Sehingga apabila dikaitkan dengan poin 1, jika pandemi COVID-19, permintaan minyak mentah dapat kembali meningkat dan kembali dorong harga minyak mentah dunia.

3. Mungkinkah harga minyak mentah dunia mencapai $0/barel atau bahkan di harga minus di tahun 2020? Dalam beberapa sesi perdagangan terakhir, ternyata harga minyak WTI sempat diperdagangkan -$37.63/barel untuk kontrak penyerahan bulan Mei. Hal ini terjadi lantaran di Cushing, Oklahoma sudah tidak memiliki tempat penyimpanan minyak mentah lagi, sementara permintaan akan minyak mentah turun drastis sejak pandemi COVID-19. Namun demikian, pertanyaan penting selanjutnya adalah apakah harga minyak akan berlama-lama diharga termurahnya? Yang paling jelas terjadi adalah negara-negara yang mengandalkan minyak mentah sebagai sumber pendapatan utamanya akan merugi, efeknya banyak pekerja pada sektor energi akan terkena PHK dan menyebabkan tingkat pengangguran melambung – yang jelas hal ini adalah kondisi yang paling tidak diinginkan oleh Negara manapun. Jika kita menelisik data yang dirilis oleh BP, pada tahun 2018 konsumsi energi sebagian besar masih diperoleh dari pemanfaatan minyak mentah, apalagi salah satu sektor utama penggunaan minyak mentah adalah pada moda transportasi. Selama pandemi COVID-19, moda transportasi yang mengangkut bahan kebutuhan pokok mendapat pengecualian dari pemerintah. Dengan demikian, apakah mungkin harga minyak akan bertahan di harga termurahnya?

Dari ketiga fakta tersebut, meski harga minyak mentah sempat menyentuh level negatif, hal ini tidaklah menutup kemungkinan untuk memanfaatkan posisi harga minyak untuk mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga minyak. Memang, bagi sebagian besar, harga minyak mentah saat ini dinilai cukup murah, sampai-sampai berada jauh di bawah titik balik modal sejumlah Negara. Dengan tingginya kepentingan pada harga minyak dan saratnya kebutuhan energi yang berasal dari minyak mentah, tidaklah sulit bagi harga minyak untuk kembali ke harga wajar sebelum pandemi COVID-19, dan diantara komoditas lainnya, seperti emas yang telah naik sejak awal tahun, harga minyak mentah yang mengalami penurunan tajam memberikan ruang kesempatan yang lebih luas di tahun 2020 ini.

Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788