| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.09980 | 0.20% |
GBPUSD | 1.24610 | 0.20% |
AUDUSD | 0.66610 | 0.17% |
NZDUSD | 0.62100 | 0.47% |
USDJPY | 136.540 | -0.39% |
USDCHF | 0.89300 | -0.19% |
USDCAD | 1.36230 | -0.01% |
GOLDUD | 2,014.420 | 0.18% |
COFU | 71.56 | 0.10% |
USD/IDR | 14,700 | 0.00% |
Rabu, 03 Mei 2023 - Harga minyak pagi ini terpantau bergerak terkonsolidasi dibayangi oleh kecemasan akan potensi risiko gagal bayar utang pemerintah AS dan potensi kenaikan suku bunga AS lebih lanjut yang membebani permintaan minyak dan bahan bakar.
Menyusul peringatan yang disampaikan oleh Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada hari Senin bahwa AS berpotensi kehabisan dana tunai untuk membayar tagihan utang paling cepat 1 Juni mendatang, Presiden Joe Biden berencana mengadakan pertemuan pada 9 Mei. Namun, sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menegaskan bahwa dalam pertemuan tersebut presiden Biden tidak akan membahas terkait utang, sebaliknya akan fokus membahas tentang pengeluaran dan apa yang ingin mereka lakukan dengan anggaran. Berita tersebut meningkatkan risiko terjadinya gagal bayar utang di tengah isyarat kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Turut membebani pergerakan harga lebih lanjut, Brian Partee, wakil presiden senior produk bahan bakar di Marathon Petroleum pada hari Selasa memperingatkan bahwa inflasi yang tinggi akan mengurangi permintaan bahan bakar diesel karena akan mendorong produsen mengurangi energi dan konsumen membatasi konsumsi. AS telah dibayangi oleh kekhawatiran akan permintaan diesel dalam beberapa bulan terakhir, yang sekaligus mendorong minyak pemanas berjangka AS ke level terendah sejak Desember 2021. Pernyataan Partee itu dilontarkan menyusul pertemuan The Fed pada hari Rabu yang diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga tambahan sebesar 25 basis poin guna memerangoi inflasi, yang kemudian akan disusul oleh pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis yang juga diperkirakan akan menaikkan suku bunganya.
Masih dari AS, persediaan minyak mentah AS dalam sepekan merosot turun sebesar 3.94 juta barel, ungkap laporan terbaru yang dirilis grup industri American Petroleum Institute (API) untuk pekan yang berakhir 28 April. Untuk stok bensin dilaporkan naik sebesar 351 ribu barel. Laporan API tersebut belum dapat memberikan gambaran yang pasti akan situasi permintaan di pasar energi AS. Oleh karena itu, pasar menantikan laporan resmi versi pemerintah yang akan dirilis Rabu malam oleh Energy Information Administration (EIA).
Sementara itu, produksi minyak mentah Irak dilaporkan merosot turun hingga lebih dari 6% menjadi 3.94 juta bph pada bulan April, ungkap sumber dari perusahaan minyak negara SOMO pada hari Selasa. Penurunan produksi Irak yang dipicu oleh penghentian ekspor itu turut menyebabkan produksi minyak OPEC bulan April turun 190 ribu bph menjadi 28.62 juta bph.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $72 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $70 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
21:30 | USA - EIA Crude Oil Stocks Change |
| -1.100M | -5.054M |
21:30 | USA - EIA Gasoline Stocks Change |
| -1.157M | -2.408M |