| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 0.99990 | -0.07% |
GBPUSD | 1.14650 | -0.08% |
AUDUSD | 0.67010 | -0.01% |
NZDUSD | 0.59680 | 0.02% |
USDJPY | 143.500 | 0.01% |
USDCHF | 0.96180 | 0.06% |
USDCAD | 1.32270 | 0.11% |
GOLDUD | 1664.000 | -0.08% |
COFU | 84.66 | 0.50% |
USD/IDR | 14920 | 0.07% |
Jumat, 16 September 2022 - Setelah ditutup melemah sebesar lebih dari 4% pada penutupan kemarin, harga minyak pada penutupan pekan pagi ini terpantau terkoreksi naik tipis didukung oleh beberapa sentimen positif antara lain sinyal pesimisme akan kesepakatan nuklir Iran, indikator positif ekonomi China, dan potensi peningkatan tensi antara negara Barat dengan Rusia dan China.
Kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia tidak mungkin diperbarui segera, atau bahkan tidak sama sekali, ungkap pernyataan dari Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz pada hari Kamis. Pernyataan itu semakin menguatkan keraguan dari para pemimpin Eropa sebelumnya akan kesediaan Iran untuk menghidupkan kembali pakta tersebut. Terlebih dengan langkah terbaru Iran yang bergabung dengan Organisasi Kerjasama Shanghai yang dipimpin oleh China dan Rusia, dimana hal tersebut berpotensi memicu sanksi lebih lanjut dari AS terhadap Iran, yang sekaligus mengindikasikan kemungkinan barel Iran untuk kembali ke pasar minyak global menjadi turut terhambat.
Dari China, data indikator ekonomi terbaru yang dirilis menunjukkan bahwa output pabrik dan pertumbuhan penjualan ritel untuk bulan Agustus di negara raksasa ekonomi terbesar kedua dunia itu lebih baik dari yang diperkirakan. Data positif tersebut meningkatkan optimisme akan prospek pemulihan ekonomi China, termasuk permintaan untuk komoditas energi, untuk sisa tahun ini, yang mengalami tekanan dari efek pembatasan Covid, gelombang panas, dan kemerosotan di sektor properti.
Turut mendukung pergerakan harga minyak, angkatan laut Rusia dan China mengadakan patroli bersama di Samudra Pasifik sebagai bentuk penguatan kerjasama antara kedua negara tersebut, ungkap kementerian pertahanan Rusia pada hari Kamis. Perkembangan hubungan geopolitik tersebut berpotensi memicu ketegangan lebih lanjut dengan negara Barat dan sekutunya, yang saat ini tengah mengupayakan embargo terhadap Rusia terkait konflik Ukraina.
Sementara itu, Presiden Bank Dunia David Malpass pada hari Kamis mengatakan bahwa dunia saat ini sedang menuju resesi global, yang dipicu oleh bank sentral di seluruh dunia secara bersamaan menaikkan suku bunga untuk meredam lonjakan inflasi. Malpass juga memperingatkan situasi pertumbuhan ekonomi saat ini yang telah menyentuh level perlambatan paling tajam sejak 1970, berpotensi melambat lebih lanjut, dengan tingkat inflasi inti global, tidak termasuk energi, dapat bertahan di sekitar 5% pada 2023, hampir dua kali lipat dibanding rata-rata inflasi lima tahun sebelum pandemi.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $90 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $80 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
21:00 | USA - Prelim UoM Consumer Sentiment |
| 60.0 | 58.2 |
21:00 | USA - Prelim UoM Inflation Expectations |
|
| 4.8% |