| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.12860 | 0.04% |
GBPUSD | 1.35320 | 0.01% |
AUDUSD | 0.72380 | -0.03% |
NZDUSD | 0.68090 | -0.09% |
USDJPY | 116.140 | -0.15% |
USDCHF | 0.91620 | -0.03% |
USDCAD | 1.27050 | 0.07% |
GOLDUD | 1814.510 | 0.03% |
COFR | 1105218 | -0.57% |
USD/IDR | 14320 | 0.28% |
Rabu, 5 Januari 2022 - Harga minyak mentah pagi ini terpantau mengalami koreksi ke zona bearish dibebani oleh potensi tambahan pasokan dari OPEC+ serta penurunan permintaan minyak oleh China. Fokus pasar juga tertuju pada rilis data mingguan pasar minyak AS dari Energy Information Administration (EIA) malam nanti untuk melihat arah pergerakan minyak lebih lanjut.
Persediaan minyak mentah AS dalam sepekan merosot turun sebesar 6.43 juta barel, yang sekaligus merupakan level penurunan terbesar yang terlihat sejak bulan September tahun lalu, ungkap data dari grup industri American Petroleum Institute (API). Data tersebut sekaligus mengindikasikan laju permintaan minyak yang positif di pasar AS. Untuk angka resmi dari pemerintah akan dirilis malam nanti oleh EIA, badan statistik pemerintah AS.
Sementara itu, dalam pertemuan yang berlangsung hari Selasa, OPEC dan sekutunya sepakat untuk melanjutkan kesepakatan sebelumnya yaitu meningkatkan produksi sebesar 400,000 bph pada bulan Februari nanti dengan pertimbangan prospek pasar minyak global yang membaik. Dalam sebuah wawancara terpisah setelah pertemuan tersebut, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa meskipun tingkat infeksi melonjak namun tingkat rawat inap cukup rendah sehingga tidak akan mengurangi permintaan. Aliansi dari 23 negara produsen minyak itu dijadwalkan akan bertemu kembali pada 2 Februari mendatang.
Turut membebani pergerakan harga minyak, China mengumumkan kuota ekspor bahan bakar untuk tahap pertama 2022 yang dipangkas turun sebesar 56% menjadi 13 juta ton, karena menyesuaikan dengan strategi negara untuk membatasi penjualan secara progresif dalam upaya mengurangi emisi karbon, ungkap sumber yang mengetahui masalah itu pada hari Selasa. Berita tersebut sekaligus mengindikasikan potensi penurunan permintaan minyak lebih lanjut dari negara importir minyak terbesar dunia itu.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak akan berada dalam kisaran Resistance di IDR 1,120,000 - 1,145,000 per barel serta kisaran Support di IDR 1,085,000 - 1,065,000 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya | |||||
22:30 | USA - EIA Crude Oil Domestic Production |
| N/A | 11.8M | |||||
22:30 | USA - EIA Crude Oil Stocks Change |
| -3.283M | -3.576M | |||||
22:30 | USA - EIA Gasoline Stocks Change |
| 1.775M | -1.458M |