| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.00380 | -0.07% |
GBPUSD | 1.18830 | -0.03% |
AUDUSD | 0.67530 | 0.12% |
NZDUSD | 0.61360 | 0.07% |
USDJPY | 136.870 | 0.19% |
USDCHF | 0.98210 | 0.03% |
USDCAD | 1.30210 | 0.02% |
GOLDUD | 1725.000 | 0.16% |
COFU | 95.89 | 0.17% |
USD/IDR | 14970 | 0.03% |
Rabu, 13 Juli 2022 - Harga minyak pagi ini terpantau masih bergerak tertekan dibebani oleh sentimen pasca rilisnya laporan API serta usulan penerapan batas harga minyak Rusia termasuk produk turunannya. Meski demikian, potensi memburuknya krisis energi global serta laporan dari OPEC membatasi penurunan harga lebih lanjut.
Dalam laporan mingguan yang dirilis oleh grup industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan stok minyak mentah AS melonjak naik sebesar 4.76 juta barel untuk pekan yang berakhir 8 Juli. Untuk stok bensin juga mengalami kenaikan sebesar 2.93 juta barel. Laporan API tersebut mengindikasikan permintaan yang sedang lesu di pasar energi AS. Meski demikian, pasar masih menantikan angka versi pemerintah yang akan dirilis malam nanti oleh badan statistik pemerintah AS, Energy Information Administration (EIA).
Turut membebani pergerakan harga lebih lanjut, IEA mengusulkan agar setiap batas harga yang ditetapkan untuk minyak Rusia harus mencakup produk olahan minyak, ungkap Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol pada hari Selasa dalam acara Sydney Energy Forum. Pernyataan Birol tersebut mengisyaratkan potensi penjualan minyak Rusia beserta produk turunannya dengan harga diskon, yang diharapkan akan membantu menurunkan lonjakan harga energi saat ini.
Di hari yang sama, Birol juga memperingatkan bahwa negara-negara “mungkin belum melihat yang terburuk” dari krisis energi global. Birol menambahkan bahwa tekanan global pada minyak dapat terus berdampak di seluruh dunia hingga akhir tahun. Pernyataan Birol memicu kekhawatiran bahwa situasi keterbatasan pasokan di pasar global berpotensi semakin memburuk.
Sementara itu, dalam laporan bulanan yang dirilis hari Selasa, OPEC memperkirakan permintaan minyak secara global akan meningkat sebesar 2.7 juta bph menjadi 103 juta bph pada 2023. Namun, kecepatan pertumbuhan tersebut lebih lambat dari 2022 yang mencapai hampir 3.4 juta bph. Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan OPEC adalah prospek pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan akan melambat dari 3.5% menjadi 3.2% pada 2023.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $100 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $90 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
21:30 | USA - EIA Crude Oil Domestic Production |
|
| 12100M |
21:30 | USA - EIA Crude Oil Stocks Change |
| -0154M | 8235M |
21:30 | USA - EIA Gasoline Stocks Change |
| -0357M | -2497M |