| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.12960 | 0.10% |
GBPUSD | 1.34720 | 0.04% |
AUDUSD | 0.71930 | 0.10% |
NZDUSD | 0.67920 | 0.03% |
USDJPY | 115.320 | 0.13% |
USDCHF | 0.91920 | -0.18% |
USDCAD | 1.27440 | 0.02% |
GOLDUD | 1800.960 | 0.27% |
COFR | 1085186 | -0.05% |
USD/IDR | 14275 | 0.18% |
Selasa, 4 Januari 2022 - Harga minyak pagi ini terpantau bergerak terkonsolidasi jelang berlangsungnya pertemuan OPEC+ hari ini. Lonjakan ekspor minyak Venezuela serta potensi pembatasan yang lebih ketat akibat meningkatnya penyebaran Omicron menjadi katalis negatif yang membebani pergerakan harga minyak lebih lanjut.
Fokus utama pasar saat ini tertuju pada pertemuan antara OPEC dan sekutunya yang akan bertemu hari ini untuk menentukan kuota produksi bulan Februari nanti. Sejauh ini banyak pengamat memperkirakan OPEC+ akan tetap melanjutkan rencana semula untuk meningkatkan produksi sebesar 400,000 bph dengan perkiraan bahwa permintaan pasar akan tetap kuat karena efek Omicron hanya berdampak ringan.
Sementara itu, ekspor minyak dari Venezuela meningkat dua kali lipat pada Desember dengan pengiriman rata-rata sebesar 619,000 bph, ungkap data dari perusahaan minyak milik negara Petroleos de Venezuela SA. Peningkatan ekspor tersebut sekaligus juga menandai peningkatan selama tiga bulan berturut-turut dengan dukungan dari Iran yang memasok bahan utama untuk membantu produksi minyak Venezuela. Meski belum jelas apakah lonjakan ekspor itu akan berlanjut, namun peningkatan tersebut juga berpotensi menjadi pertimbangan OPEC dan sekutunya dalam mengambil keputusan hari ini.
Turut membebani pergerakan harga minyak, otoritas kesehatan AS pada hari Rabu melaporkan bahwa peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Kongres AS yang sebagian terjadi pada orang yang telah divaksinasi, dengan varian Omicron mewakili sekitar 61 persen dan Delta 38 persen. Lonjakan itu juga terjadi ditengah kenaikan kasus infeksi baru di AS yang menunjukkan peningkatan hingga dua kali lipat dalam tujuh hari terakhir menjadi rata-rata 418,000 kasus per hari. Kondisi tersebut berpotensi memicu pembatasan yang lebih ketat di AS yang berdampak pada permintaan bahan bakar.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak akan berada dalam kisaran Resistance di IDR 1,105,000 - 1,125,000 per barel serta kisaran Support di IDR 1,070,000 - 1,050,000 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya | |||||
All Day | OPEC - JMMC Meetings |
|
|
|