Home
>
News
>
Publication
>
Mengenal Perdagangan Karbon
Mengenal Perdagangan Karbon
Thursday, 02 September 2021

Isa A. Djohari

Bagi pegiat ilmu biologi dan kimia, karbon adalah unsur terkandung dalam banyak hal yang masuk dalam kategori rantai karbon termasuk tubuh manusia, hewan, tumbuhan, dan berbagai senyawa lainnya. 

Sementara bagi penggemar teknologi, karbon senantiasa lekat dengan serat karbon. Bahan ringan dan kuat sehingga membuat produk teknologi yang menggunakan serat karbon seperti mobil, motor, dan bahkan sepeda, bernilai tinggi. Tidak heran bila karbon seperti ini diperjualbelikan.

Dalam keseharian kita, karbon ada dalam nafas yang kita hembuskan, tepatnya sebagai senyawa karbon dioksida (CO2). Tidak hanya dalam nafas, karbon dioksida juga merupakan senyawa gas yang dilepaskan oleh berbagai aktivitas pembakaran.

Pembakaran bahan bakar untuk kompor, lilin, kendaraan bermotor, hingga pembangkit listrik yang membakar batubara. Lantas bagaimana jika senyawa karbon seperti inilah yang diperjualbelikan?

Apa yang Dimaksud dengan “Beli Karbon”?

Terkait perdagangan karbon dalam bentuk emisi gas karbon dioksida, pertanyaan yang sering muncul adalah, “Bagaimana caranya emisi gas karbon diperdagangkan?” atau “Kalau beli emisi gas karbon, yang dibeli apanya?”

Perdagangan karbon adalah kegiatan jual dan beli unit emisi karbon untuk melakukan offset terhadap emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan usaha pihak pembelinya. Dari definisi ini, mungkin ada beberapa istilah yang belum familiar. Oleh karena itu, mari ikuti pembahasan berikut untuk mempunyai gambaran mengenai perdagangan karbon.

Pertama-tama, untuk memahami perdagangan karbon, kita perlu ingat bahwa karbon dioksida adalah salah satu dari senyawa pencemar atmosfer yang memiliki efek gas rumah kaca. Karena karbon dioksida merupakan gas rumah kaca dengan jumlah paling banyak di atmosfer, maka emisi gas rumah kaca sering disebut sebagai emisi karbon.

Gas rumah kaca berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim yang dampaknya besar bagi kelangsungan hidup manusia. Potensi bahaya dari gas rumah kaca di atmosfer telah mendorong negara-negara di dunia untuk bersepakat melakukan aksi-aksi untuk mencegah kenaikan suhu bumi lebih lanjut dengan mengurangi jumlah emisi karbon di atmosfer.

Selanjutnya, pahami apa yang disebut unit emisi karbon. Harus diakui, padanan istilah unit emisi karbon ini banyak. Yang paling umum adalah Sertifikat Kredit Karbon (Carbon Credit Certificate). Namun bagi sebagian orang, istilah ini juga membingungkan karena mendorong orang bertanya, “Sertifikatnya mana?” atau kadang memicu pertanyaan, “Jadi seperti kredit di bank?” 

Belum lagi bila bertemu padanan istilah seperti Verified Carbon Certificate atau Verified Carbon Unit yang masing-masing lekat dengan suatu entitas internasional tertentu.

Istilah verified carbon unit sendiri sangat deskriptif untuk menggambarkan unit emisi karbon apa adanya. Namun, untuk penggunaan di Indonesia, karena istilah tersebut lekat dengan entitas internasional tertentu, maka untuk tujuan netralitas, dimunculkan istilah unit emisi karbon. 

Unit emisi karbon adalah aset yang secara aktual diperjualbelikan dalam perdagangan karbon. Berikut ini kita bahas bagaimana produksinya, siapa yang perlu membelinya, dan bagaimana proses perdagangannya.

Cara Kerja Perdagangan Karbon

Seperti telah dijelaskan di atas, selama tiga puluh tahun terakhir, negara-negara di dunia menjalankan rangkaian kesepakatan untuk menurunkan emisi karbon di atmosfer. Hal ini mendorong sebagian pihak yang menyadari bahaya pemanasan global untuk secara aktif mengurangi emisi karbon yang mereka hasilkan. 

Ada entitas usaha yang membuat desain kantor yang bisa mengoptimalkan cahaya matahari yang masuk serta aliran udara dan ventilasi sehingga hemat listrik. Ada entitas lain yang menghemat penggunaan kertas karena bersumber dari penebangan kayu hutan. 

Ada yang memasang panel surya untuk mengurangi konsumsi listrik yang dihasilkan dari pembakaran batubara. Itu antara lain upaya entitas usaha pada umumnya. Sementara entitas yang bergerak di bidang energi, ada perusahaan energi yang mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin, sementara perusahaan lain mengembangkan pembangkit listrik tenaga geothermal atau panas bumi. Bahkan ada gerakan yang secara aktif melakukan upaya mengurangi gas rumah kaca yang sudah ada di atmosfer seperti aksi penanaman kembali hutan.

Lantas bagaimana upaya-upaya tersebut menghasilkan unit emisi karbon? Sebelum masuk ke penjelasan itu, ada fakta yang harus diungkap. Semua upaya pengurangan emisi karbon di atas memerlukan investasi dan biaya! Tapi perusahaan-perusahaan yang melakukan upaya nyata tersebut bisa menutupi biaya dan investasi yang telah mereka keluarkan dengan menjual unit emisi karbon.

Mengapa Ada Perdagangan Karbon?

Usaha yang telah dilakukan oleh entitas-entitas tersebut didaftarkan kepada suatu lembaga yang memiliki kemampuan dan metodologi untuk melakukan penghitungan atau audit karbon. Setelah dihitung, upaya-upaya tersebut kemudian dibandingkan dengan kondisi yang mungkin terjadi bila upaya-upaya tersebut tidak dilakukan untuk melihat besarnya pengurangan emisi karbon di atmosfer. 

Dampak positif dari upaya-upaya tersebut diverifikasi oleh lembaga ini dan hasil verifikasinya dituangkan dalam angka yang menunjukkan jumlah berat emisi karbon yang berhasil dikurangi berkat aksi tersebut dalam satuan senilai karbon dioksida (carbon dioxide equivalent atau CO2e). Inilah yang disebut sebagai unit emisi karbon.

Setelah membahas gas rumah kaca dan proses menghasilkan unit emisi karbon, maka hal ketiga yang harus dipahami adalah konsep carbon neutral. Usaha penurunan emisi membutuhkan investasi dan biaya. Tapi tidak semua entitas usaha memiliki kemampuan jangka pendek untuk mengimplementasikan aksi penurunan emisi karbon, baik secara keuangan maupun teknologi. 

Maka dari itu, emisi karbon yang mereka hasilkan dari penggunaan listrik, transportasi, kertas, serta aktivitas produksi lainnya tetap tinggi. Salah satu contohnya adalah peternakan ayam. Suatu peternakan ayam pasti akan menghasilkan kotoran ayam yang melepaskan gas metana - salah satu gas rumah kaca. Ini adalah fakta yang tidak dapat dihindari, karena belum ada teknologi yang menghasilkan ayam hemat energi.

Ada entitas-entitas yang tidak dapat menghindari pelepasan emisi karbon ke atmosfer. Belum ada teknologi jangka pendek yang bisa memberi solusi untuk mengurangi emisi karbon dari aktivitas tersebut. Namun, entitas-entitas ini diberikan kesempatan untuk meng-offset atau mengimbangi emisi karbon yang mereka hasilkan dengan aktivitas lain yang mengurangi gas rumah kaca di atmosfer. 

Apabila jumlah gas rumah kaca di atmosfer yang berhasil dikurangi melalui aksi mereka bisa mengimbangi jumlah emisi karbon dari aktivitas usahanya, maka kondisi ini disebut sebagai carbon neutral.

Bentuk aktivitas apa yang bisa mereka lakukan untuk mencapai carbon neutral

Mereka bisa saja memulai aksi pengurangan gas rumah kaca sendiri seperti memulai proyek penanaman kembali hutan. Atau, alternatif yang lebih mudah adalah dengan cara ikut membiayai proyek aksi pengurangan gas rumah kaca. Namun, sebagai bentuk dari keikutsertaan membiayai proyek, entitas-entitas yang tidak bisa mengurangi emisi karbonnya ini bisa membeli unit emisi karbon dari pihak-pihak yang mampu menghasilkan unit emisi karbon di atas. 

Dengan pembelian unit emisi karbon, maka pihak-pihak yang telah mengeluarkan investasi dan biaya untuk menurunkan emisi karbon bisa mendapatkan pengembalian atau bahkan keuntungan atas investasi dan biaya yang telah dikeluarkan. Perdagangan karbon memberi insentif bagi pihak-pihak yang mau dan mampu secara aktif melakukan aksi mitigasi pemanasan global dan menjaga kelestarian bumi.

Komitmen Masa Depan Melalui Perdagangan Karbon 

Selanjutnya, apa yang menjadi pendorong perusahaan-perusahaan di atas untuk mencapai carbon neutral selain mulianya kesadaran menjaga kelestarian bumi? 

Tentu tidak semua pengendali perusahaan memiliki kesadaran mulia tersebut. Faktanya memang diperlukan kebijakan pemerintah negara tempat entitas tersebut bernaung untuk menerapkan peraturan pembatasan emisi karbon dengan konsekuensi tertentu bilamana batasan tersebut terlewati.

Pemerintah Indonesia telah mengambil bagian sebagai salah satu dari negara-negara yang berkomitmen menurunkan emisi karbon. Pemerintah Indonesia pun sedang menyusun kebijakan-kebijakan yang diperlukan. Antara lain mekanisme perdagangan karbon. Jadi marilah kita bersiap-siap melangkah menuju aksi nyata mencapai carbon neutral.

Baca juga artikel lainnya : 

Syariah

Sharia

Murabahah

Tentang Pasar Karbon
Mekanisme perdagangan kredit karbon melalui bursa dapat membantu mewujudkan target kebijakan iklim dan menekan biaya dalam mencapai target pengurangan emisi Indonesia.
Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788