Sejak terbentuknya pasar komoditi hingga kini, percakapan tentang analisis masih menjadi hal yang kontroversial. Namun, ketika kita berbicara dengan seorang trader profesional, pastinya mereka tidak akan memusingkan apakah analisis fundamental atau analisis teknikal yang lebih baik.
Sebelum lanjut, kita perlu mengetahui dasar analisis fundamental dan teknikal. Kedua teknik analisis tersebut menggunakan data-data historis, artinya kita menggunakan data yang sudah ada untuk melihat peluang di masa depan. Namun, tidak ada seorang pun yang dapat memperkirakan masa depan dengan pasti, sehingga masih ada peluang terjadi kesalahan pada kedua teknik analisis tersebut.
Titik Berat Analisis Fundamental pada Data
Komoditi sendiri berarti barang dan jasa yang memiliki nilai ekonomi, sehingga ada banyak hal-hal yang termasuk komoditi, seperti minyak mentah (komoditi tambang) dan mata uang (komoditi finansial). Setiap komoditi meiliki ciri khas sendiri, sehingga teknik analisis fundamentalnya akan berbeda antara satu komoditi dengan yang lain.
Jika bicara tentang mata uang asing misalnya, analisis fundamentalnya cenderung mengandalkan analisis pada performa perekonomian suatu negara. Sehingga dalam praktiknya, analisis fundamental akan memanfaatkan data-data ekonomi yang telah dirilis, seperti data GDP, data inflasi, dan tingkat suku bunga suatu negara.
Fundamental sendiri jika diartikan secara bebas bisa berarti “dasar” atau “inti”. Maka, akan terlihat bahwa ketiga data tersebut memiliki makna serupa. Data GDP, data inflasi, dan tingkat suku bunga merupakan data paling dasar dan paling penting (inti), yang biasanya digunakan untuk mengukur kesehatan ekonomi suatu negara. Maka, dapat disimpulkan bahwa analisis fundamental melakukan penilaian kesehatan suatu negara dari berbagai sudut pandang seperti ekonomi, politik, dan keamanan.
Pemahaman ini akan memudahkan Anda untuk mengerti bahwa analisis fundamental (analisis terhadap kondisi ekonomi, politik, dan keamanan) dapat mempengaruhi kinerja nilai mata uangnya, karena pergerakan mata uang mewakili kesehatan negara penerbitnya.
Dalam dunia investasi, analisis fundamental memang paling sering terdengar, namun setiap produk investasi akan memiliki fundamental yang berbeda untuk dianalisis. Pada perdagangan mata uang asing, fundamental yang dianalisis adalah kondisi ekonomi makro, melalui data-data ekonomi yang disebutkan sebelumnya dan data-data ketenagakerjaan. Mengapa data-data ini penting?
Data GDP (Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto) adalah indikator yang mengukur nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara. Semakin tinggi GDP, maka semakin tinggi tingkat efektivitas, kualiatas, dan kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan negara tersebut. Terdapat sejumlah aspek pembentuk GDP, seperti konsumsi, investasi, ekspor impor, dan pengeluaran pemerintah.
Dalam perdagangan mata uang asing, analisis fundamental relatifnya tertuju pada pola konsumsi dan pola ekspor-impor suatu negara. Pola konsumsi ini dapat dilihat dari data-data tenaga kerja. Semakin tinggi tingkat ketenagakerjaan, maka semakin tinggi pula pendapatan per kapita yang dapat dikonsumsi.
Sementara pola ekspor-impor akan sangat berkaitan dengan pola permintaan dan penawaran. Jika salah satu sisi terganggu, maka akan terjadi ketidakseimbangan pada harga mata uang suatu negara.
Analisis Teknikal Fokus pada Pergerakan Harga Historis
|
“History repeats itself” dan “price discounts everything” merupakan dua prinsip dasar yang biasanya dipegang investor yang mengandalkan analisis teknikal. Kedua prinsip tersebut memudahkan Anda dalam memahami apa yang menjadi obyek analisis seorang pengguna analisis teknikal. Obyek yang dimaksud adalah harga komoditi yang telah terbentuk sebelumnya (historikal), dan memanfaatkan data harga-harga yang terjadi menggunakan berbagai perhitungan dan teknik statistik.
Harga historis digunakan sebagai dasar perhitungan dengan formula tertentu, sehingga menjadi indikator untuk melakukan analisis. Indikator-indikator yang terbentuk kemudian digunakan sebagai salah satu “alat” untuk melakukan analisis harga komoditi.
Selain penggunaan melalui teknik statistik, harga-harga historis pun dapat digunakan untuk melakukan analisis tren yang biasa digunakan oleh beberapa investor dan trader untuk menentukan di harga berapa mereka akan melakukan aksi beli dan jual.
Jadi… Mana yang Lebih Baik?
Kedua analisis tersebut sebenarnya sama-sama baik, namun penggunaannya akan bergantung pada investor atau trader itu sendiri. Seberapa jauh mereka memahami konsep analisisnya, bagaimana mereka menggunakannya, dan mungkin bagaimana mereka menggabungkan keduanya hingga berhasil mendapatkan kesimpulan yang cocok dengan gaya transaksi investor atau trader tersebut. Sejatinya, analisis bukanlah ilmu mutlak, sehingga dapat ditemukan gaya dan cara analisis atau bahkan kesimpulan dari hasil analisis yang berbeda-beda antar pelaku pasar. (NP)