| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.13520 | -0.04% |
GBPUSD | 1.35290 | -0.17% |
AUDUSD | 0.72520 | -0.08% |
NZDUSD | 0.68240 | 0.10% |
USDJPY | 115.090 | 0.12% |
USDCHF | 0.91100 | 0.26% |
USDCAD | 1.26330 | 0.28% |
GOLDUD | 1829.880 | -0.18% |
COFR | 1077447 | -0.20% |
USD/IDR | 14235 | 0.11% |
Senin, 3 Januari 2022 - Mengawali pembukaan pekan pagi ini, harga minyak terpantau bergerak bearish dibebani oleh terus melonjaknya penyebaran Omicron secara global yang mengancam permintaan bahan bakar. Fokus pasar saat ini tertuju pada pertemuan OPEC+ terkait kebijakan produksi bulan Februari nanti.
Rusia memompa 46.11 juta ton minyak mentah dan kondensat pada bulan Desember atau setara dengan 10.903 juta barel per hari, menurut data awal dari unit CDU-TEK Kementerian Energi yang dirilis hari Minggu. Berdasarkan data tersebut, jika produksi kondensat sama seperti bulan November - sekitar 930,000 bph - maka produksi minyak mentah harian sekitar 9.973 juta barel, atau sekitar 37,000 barel di bawah kuota Desember. Sinyal kurang optimalnya produksi Rusia memicu keyakinan bahwa Arab Saudi, Irak, dan UEA dapat meningkatkan produksi untuk menutupi kekurangan produksi dari anggota OPEC+.
Anggota OPEC sendiri akan bertemu hari ini untuk memilih sekretaris jenderal yang baru pengganti Mohammad Barkindo yang akan mengakhiri jabatannya pada bulan Juli mendatang. Selanjutnya OPEC akan bertemu dengan sekutunya pada 4 Januari untuk memutuskan kuota produksi bulan Februari. Sejauh ini OPEC+ belum memberikan sinyal akan arah keputusan yang diambil ditengah ketidakpastian atas dampak lonjakan penyebaran Omicron terhadap konsumsi energi global.
Sementara itu, kekhawatiran akan semakin meluasnya penyebaran infeksi yang didorong oleh varian Omicron memicu pemberlakuan kembali pembatasan dan penguncian yang berdampak pada penurunan permintaan bahan bakar. Setelah laporan peningkatan di Eropa, AS dan Asia, dari Timur Tengah juga dilaporkan tren serupa. Arab Saudi pada hari Minggu mencatat 1,024 kasus infeksi harian baru dan satu kematian, yang seklaigus merupakan kenaikan di atas 1,000 kasus untuk pertama kalinya sejak Agustus. Sementara UEA melaporkan 2,600 kasus infeksi baru dan 3 kematian pada hari Minggu.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak akan berada dalam kisaran Resistance di IDR 1,090,000 - 1,110,000 per barel serta kisaran Support di IDR 1,060,000 - 1,040,000 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya | |||||
21:45 | USA - Markit Manufacturing PMI Final |
| 57.8 | 58.3 | |||||
22:00 | USA - Construction Spending MoM |
| 0.6% | 0.2% |