Perdagangan karbon (carbon trading) merupakan kegiatan jual beli kredit karbon (carbon credit), di mana pembeli menghasilkan emisi karbon yang melebihi batas yang ditetapkan.
Dalam dua dekade terakhir, istilah emisi karbon sangat familiar di telinga kita. Istilah ini muncul beriringan dengan topik-topik perubahan iklim lainnya seperti efek rumah kaca, krisis iklim dan jejak karbon. Sebagai generasi yang hidup di tengah krisis iklim, masa depan bumi semakin bergantung pada tindakan kita sekarang.
Investasi berkelanjutan kian menjadi fokus perhatian investor, khususnya bagi investor generasi milenial yang lebih berkomitmen pada isu berkelanjutan dan cenderung membuat pilihan yang lebih sadar lingkungan dibanding generasi sebelumnya.
Pada pertengahan tahun 2021, Cina telah menjalankan perdagangan emisi karbon perdananya secara nasional. Tepat pada 16 Juli 2021, bursa lokal di Cina melakukan perdagangan dengan volume karbon sebanyak 4.1 juta ton CO2 (karbon dioksida) atau setara dengan 210 juta yuan (32 juta dollar AS).
Karbon merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol C dan nomor atom 6 pada tabel periodik. Unsur ini termasuk dalam golongan non-logam dan memiliki valensi 4, yang berarti ada 4 elektron yang membentuk ikatan kovalen.
Sebelum masuk membahas lebih dalam, perlu diluruskan terlebih dahulu bahwa karbon yang dimaksud disini bukanlah karbon yang dihasilkan dari arang yang biasa dijadikan sebagai bahan bakar, akan tetapi karbon dari gas polusi yang dapat menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.
Keadaan dunia saat ini cukup mengerikan dengan cuaca ekstrem dan bencana alam sudah menjadi hal yang umum akibat pemanasan global. Sesungguhnya, hal ini merupakan dampak dari kegiatan manusia dan kita harus bertanggung jawab, salah satunya dengan mengambil tindakan atas pelepasan gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer.