Home
>
News
>
Publication
>
TREN EMAS KALA HARI BESAR
TREN EMAS KALA HARI BESAR
Monday, 28 June 2021

oleh: Girta Yoga


Setiap pertengahan tahun, umat Muslim di seluruh dunia akan merayakan momen penting yaitu bulan suci Ramadan. Lebih dari 25% populasi Muslim dunia berada di Asia Tenggara dan Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar dengan kontribusi mencapai 12.7% dari total populasi Muslim dunia. Hal ini membuat bulan-bulan suci seperti Ramadan (serta hari-hari raya umat Muslim lainnya) sangat mempengaruhi berbagai aspek di wilayah Asia Tenggara, terutama Indonesia, termasuk aspek ekonomi. 

Dalam kalender Islam, bulan suci Ramadan menandakan permulaan baru dan merupakan kesempatan untuk melakukan pemurnian diri, pertumbuhan spiritual dan intropeksi. Di bulan tersebut, para umat Muslim diwajibkan untuk melakukan ibadah puasa dimulai dari fajar hingga matahari terbenam dan akan berlangsung selama sebulan penuh. Bulan suci ini akan ditutup dengan perayaan Idul Fitri yang berlangsung selama tiga hari pertama Syawal (bulan ke-10 dalam kalender Islam) yang menandai selesainya ibadah puasa. 


Ramadan, Inflasi dan Tren Emas

Di Indonesia, kenaikan inflasi merupakan fenomena tahunan yang kerap terjadi di bulan suci Ramadan. Sebab, sebelum memasuki bulan Ramadan ataupun saat bulan Ramadan menjelang hari raya Idul Fitri, selalu terjadi lonjakan permintaan, terutama untuk barang-barang kebutuhan pokok. Selain itu, aksi ambil untung yang dilakukan pedagang dengan memanfaatkan momentum lonjakan permintaan tersebut, ikut memicu harga barang merangkak naik yang berujung pada kenaikan inflasi.

Salah satu kebiasaan lain yang juga selalu ditemui di bulan Ramadan adalah meningkatnya laju transaksi jual-beli emas. Hal ini masih berkaitan erat dengan fenomena inflasi yang disebutkan sebelumnya. Inflasi berdampak pada penurunan nilai mata uang sekaligus penurunan daya beli masyarakat. Alhasil, untuk menyesuaikan dengan kondisi naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok tersebut, masyarakat Indonesia mencairkan cenderung simpanan mereka (umumnya berupa emas) untuk mendapatkan tambahan dana tunai. Tindakan inilah yang lantas menyebabkan lonjakan aksi jual atau gadai emas saat awal bulan Ramadan, sehingga memicu harga emas menjadi tergerus.


Namun, ketika sudah memasuki pertengahan bulan suci Ramadan justru banyak ditemui aksi beli emas oleh masyarakat yang memiliki tujuan untuk berinvestasi. Salah satu pemicu utamanya karena di periode tersebut biasanya kondisi inflasi Indonesia sudah mulai stabil, serta ditambah dengan penerimaan Tunjangan Hari Raya (THR) menjelang Lebaran, sehingga kelebihan dana tersebut cenderung dialokasikan untuk membeli emas, khususnya dalam bentuk perhiasaan yang kerap dijadikan aksesoris untuk dikenakan saat Lebaran. Hal ini tidak terlepas dari budaya masyarakat Indonesia yang masih menganggap perhiasan emas sebagai simbol eksistensi dalam lingkungan sosial.

Meski begitu, situasi yang berbeda terlihat pada Ramadan 2020, dimana harga emas yang biasanya naik pada saat pertengahan Ramadan justru malah terkoreksi turun. Melansir dari Antam sepanjang Ramadan 2020, harga 1 gram emas turun 3.06% menjadi Rp 916,000 per gram. Sementara di tahun sebelumnya, justru naik 0.15% menjadi Rp 665,000 per gram.


Mengapa bisa demikian? Jika diperhatikan Ramadan 2020 jatuh pada 23 April hingga 23 Mei, dimana pada kurun waktu tersebut di Indonesia bertepatan dengan berakhirnya masa panen raya (berlangsung pada bulan Maret hingga April), sehingga dari sisi pasokan barang kebutuhan pokok masih terjaga. Sementara di pasar global juga sedang dilanda euforia yang dipicu oleh keyakinan ekonomi global akan membaik seiring dengan dilakukannya pelonggaran atau relaksasi
lockdown di beberapa negara. Harga emas Antam yang juga mengikuti pergerakan harga emas global menjadi ikut terdampak euforia itu.

Sebagaimana diketahui emas merupakan komoditi yang berfungsi sebagai aset lindung nilai yang berkorelasi negatif dengan kondisi ekonomi. Ketika ekonomi diyakini membaik, investor akan cenderung mengalihkan investasinya dari aset aman, seperti emas ke aset-aset berisiko seperti saham atau obligasi.


Untuk Ramadan dan Lebaran di tahun 2021 ini, laju komoditi emas masih akan dipengaruhi oleh sentimen seputar perkembangan kasus infeksi Covid-19 serta kelanjutan program vaksinasi di Indonesia yang akan berdampak pada pemulihan ekonomi. Sementara dari sisi inflasi,  nampaknya akan tetap bergerak stabil, terlebih melihat langkah dari Pemerintah Indonesia yang gencar menggelontorkan stimulus sejak kuartal akhir 2020 lalu untuk tetap menjaga roda perekonomian Indonesia.

Ramadan di Kala Pandemi, Saatnya Investasi Emas Kekinian

Seiring dengan perkembangan zaman serta perubahan gaya hidup, investasi emas pun perlahan beralih menjadi bentuk digital. Dengan konsep menabung emas secara digital, para investor emas kekinian ditawarkan berbagai keuntungan, mulai dari harga investasi yang terjangkau, tempat penyimpanan yang lebih praktis hingga fleksibilitas pencairan emas.


Dari dana yang disetorkan oleh investor akan langsung dikonversikan menjadi nominal emas digital yang harganya mengacu pada harga
realtime emas. Selanjutnya, investor dapat memilih untuk mencairkan emas digital yang dimiliki ke dalam bentuk uang tunai maupun dicetak dalam bentuk emas fisik.


Buat kamu yang sudah terbiasa membeli emas sebagai investasi menjelang Lebaran, emas digital dapat dilirik sebagai pilihan investasi. Transaksi jual beli emas digital dilakukan secara
online tanpa harus datang langsung ke toko emas, jadi kamu akan tetap bisa berinvestasi meski di masa-masa pandemi seperti ini.

Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788