| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.06140 | 0.06% |
GBPUSD | 1.21690 | 0.03% |
AUDUSD | 0.63720 | 0.08% |
NZDUSD | 0.58430 | 0.10% |
USDJPY | 149.090 | -0.06% |
USDCHF | 0.90160 | -0.07% |
USDCAD | 1.38250 | -0.04% |
GOLDUD | 1,995.650 | 0.00% |
COFU | 81.48 | -0.37% |
USD/IDR | 15,915 | 0.16% |
Rabu, 01 November 2023 - Harga minyak pagi ini terpantau masih berada pada tren bearish tertekan oleh sentimen dari menyusutnya perekonomian Saudi, rekor baru produksi AS dan laporan dari API. Meski demikian, ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang masih memanas membatasi penurunan harga lebih lanjut.
Perekonomian Arab Saudi pada kuartal III dilaporkan menyusut sebesar 4.5%, yang dipicu oleh penurunan sektor minyak sebesar 17% akibat pemangkasan produksi yang dijalankan, ungkap data awal dari Otoritas Umum Statistik pada hari Selasa. Penyusutan tersebut sekaligus menandai kontraksi ekonomi terbesar Saudi sejak tahun 2020. Bank Dunia memperkirakan perekonomian Saudi akan menyusut hampir 1% pada tahun 2023. Sebaliknya, Dana Moneter Internasional (IMF) masih memperkirakan pertumbuhan moderat sebesar 0,8% sebagai hasil dari kinerja yang kuat di sektor non-minyak.
Turut membebani pergerakan harga lebih lanjut, produksi minyak mentah AS bulan Agustus naik 0.7% menjadi 13.05 juta bph, sekaligus merupakan rekor terbaru sejak November 2019 yang berada di level 13.0 juta bph, ungkap badan statistik Energy Information Administration (EIA) dalam laporan terbaru yang dirilis hari Selasa. EIA menambahkan bahwa produksi di negara produsen minyak terbesar dunia tersebut pulih secara perlahan selama tiga tahun terakhir karena perusahaan-perusahaan menggunakan keuntungan yang sangat besar untuk meningkatkan dividen dan pembelian kembali dibandingkan pengeluaran untuk meningkatkan pengeboran dan produksi secara cepat.
Masih dari AS, dalam laporan terbaru yang dirilis oleh grup industri, American Petroleum Institute (API) menunjukkan stok minyak mentah AS dalam sepekan naik sebesar 1.35 juta barel. Untuk stok bensin dilaporkan turun sebesar 357 ribu barel. Laporan API tersebut mengindikasikan permintaan yang sedang lesu di pasar energi AS. Meski demikian, pasar masih menantikan laporan resmi versi pemerintah yang akan dirilis Rabu malam oleh EIA.
Sementara itu, ketegangan geopolitik Timur Tengah terlihat masih memanas. Israel kembali meluncurkan serangan udara yang menghantam kamp pengungsi di jalur Gaza pada hari Selasa dan diberitakan berhasil menewaskan komandan Hamas Ibrahim Biari. Di sisi lain, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berencana mengunjungi Israel pada hari Jumat iniuntuk bertemu dengan anggota pemerintah di sana dan kemudian singgah di wilayah tersebut untuk membahas upaya damai lebih lanjut. Sejauh ini, AS, Qatar dan Mesir telah berupaya membuka penyeberangan Rafah ke Mesir agar warga sipil bisa datang dan pergi.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $83 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $79 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
21:30 | USA - EIA Crude Oil Stocks Change |
| 1.261M | 1.371M |
21:30 | USA - EIA Gasoline Stocks Change |
| -0.803M | 0.156M |