| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.08020 | -0.02% |
GBPUSD | 1.26220 | -0.06% |
AUDUSD | 0.64970 | 0.14% |
NZDUSD | 0.60860 | -0.10% |
USDJPY | 149.970 | -0.05% |
USDCHF | 0.88440 | 0.06% |
USDCAD | 1.35710 | 0.06% |
GOLDUD | 2,043.290 | 0.08% |
COFU | 78.28 | 0.22% |
USD/IDR | 15,715 | -0.02% |
Senin, 04 Maret 2024 - Mengawali pembukaan pekan pagi ini, harga mnyak kembali bergerak stabil pasca beberap sentimen positif diantaranya komitmen OPEC+ untuk memperpanjang pengurangan produksi hingga bulan Juni, eskalasi tensi di jalur Laut Merah, serta rencana stimulus tambahan pemerintah China.
Arab Saudi, Rusia, serta beberapa anggota utama OPEC+ lainnya pada hari Minggu mengumumkan akan memperpanjang pemangkasan produksi secara sukarela yang berjumlah sekitar 2 juta bph selama tiga bulan ke depan guna mendongkrak harga minyak yang saat ini berada pada level rendah di tengah konflik geopolitik yang terus berlanjut di Eropa dan Timur Tengah. Mengutip dari berita resmi yang dirilis di masing-masing negara, Arab Saudi dan Rusia berencana mengurangi produksi masing-masing sebesar 1 juta bph dan 471 ribu bph hingga akhir Juni. Sementara itu, beberapa anggota OPEC+ yang turut mengikuti langkah Saudi dan Rusia antara lain UEA, Kuwait, Irak, Kazakhstan, Aljazair, dan Oman.
Sentimen positif lainnya datang dari memucaknya situasi di jalur Laut Merah setelah pasukan Houthi Yaman pada hari Minggu menyerang dan menenggelamkan kapal kargo milik Inggris, Rubymar, yang membawa muatan pupuk dan minyak mentah itu ke Laut Merah. Selain itu, Kelompok Houthi Yaman juga menegaskan akan terus menargetkan kapal-kapal Inggris di Teluk Aden setelah tenggelamnya kapal Rubymar. Para Pejabat AS pada hari Minggu mengkonfirmasi berita tersebut serta mengatakan bahwa Rubymar merupakan kapal kargo pertama yang tenggelam akibat serangan Houthi sejak kelompok tersebut mulai menargetkan kapal komersial di jalur Laut Merah mulai bulan November lalu. Berita tersebut sekaligus mengindikasikan meningkatnya risiko dan ancaman terhadap aktivitas maritim global.
Turut mendukung pergerakan harga minyak, pemerintah China diperkirakan akan mengumumkan rencana stimulus moderat untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi pada pertemuan tahunan yang dimulai pada hari Selasa. Berita tersebut memberikan harapan akan pemulihan ekonomi China yang saat ini sedang lesu di tengah krisis properti, dan meningkatnya deflasi di negara raksasa ekonomi terbesar kedua dunia itu.
Sementara itu, Wakil Presiden AS Kamala Harris pada hari Minggu menuntut agar Hamas segera menerima gencatan senjata selama enam minggu, dan juga menyerukan Israel untuk menawarkan lebih banyak bantuan ke Gaza. Komentar Harris tersebut menyusul seruan gencatan senjata oleh Presiden AS Joe Biden pada pekan lalu semakin menguatkan isyarat potensi intervensi diplomatik AS dalam perang Israel-Hamas, yang telah menyebabkan gangguan yang lebih luas di Timur Tengah, terutama bagi komoditas minyak mentah.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $82 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $78 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
23:00 | USA - Fed Harker Speech |
|
|
|