Home
>
News
>
Publication
>
Pasokan Berlebih AS Bebani Pergerakan Harga Minyak
Pasokan Berlebih AS Bebani Pergerakan Harga Minyak
Thursday, 15 December 2022

Indikator Harga

 

Pembukaan

% Perubahan

EURUSD

1.06810

0.07%

GBPUSD

1.24250

0.04%

AUDUSD

0.68630

0.09%

NZDUSD

0.64580

0.09%

USDJPY

135.480

-0.21%

USDCHF

0.92440

-0.06%

USDCAD

1.35450

-0.07%

GOLDUD

1,807.200

-0.59%

COFU

77.37

-1.03%

USD/IDR

15,615

-0.05%

Fokus Crude Oil:

  1. Goldman Sachs pangkas proyeksi harga minyak tahun 2023 karena potensi surplus pasar pada awal tahun depan.
  2. IEA naikkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak tahun 2023 didukung oleh pemulihan ekonomi China.

***************************************************************

Kamis, 15 Desember 2022 - Harga minyak pagi ini terpantau bergerak tertekan di bebani oleh laporan stok EIA dan proyeksi negatif Goldman Sachs. Meski demikian, laporan IEA dan infeksi Covid di China yang terus menurun, memberikan dukungan pada pergerakan harga minyak.

Dalam laporan yang dirilis Rabu malam oleh badan statistik pemerintah AS, Energy Information Administration (EIA) menunjukkan stok minyak mentah melonjak naik sebesar 10.23 juta barel, di luar dugaan yang sebelumnya memperkirakan stok akan turun sebesar 3.60 juta barel. Selain itu, stok bensin juga dilaporkan naik sebesar 4.50 juta barel, melebihi prediksi awal yang memperkirakan kenaikan sebesar 2.71 juta barel. Laporan EIA tersebut mengindikasikan permintaan yang sedang lesu di pasar energi AS.

Menambah sentimen negatif pada harga, Goldman Sachs pada hari Rabu memangkas perkiraan harga minyak tahun 2023 karena potensi surplus pasar pada awal tahun depan yang mengurangi risiko lonjakan harga saat musim dingin. Goldman mengatakan pasar minyak global akan mengakhiri kuartal saat ini dengan surplus 1.6 juta bph, sementara permintaan musiman yang lebih rendah akan mendorong surplus sebesar 1.3 juta bph pada kuartal pertama tahun depan. Sehingga, harga minyak diperkirakan rata-rata $98 per barel untuk minyak Brent dan $92 per barel untuk minyak WTI, turun dari perkiraan sebelumnya $110 untuk Brent dan $105 per barel untuk WTI.

Sementara itu, International Energy Agency (IEA) pada hari Rabu merilis laporan bulanan yang memperkirakan permintaan minyak global tahun 2022 akan meningkat sebesar 140 ribu bph menjadi 2.3 juta bph, dan untuk tahun 2023 juga direvisi naik sebesar 100 ribu bph menjadi 1.7 juta bph. IEA menambahkan bahwa China yang masih menuju kontraksi permintaan minyak dari 400 ribu bph menjadi 15.4 juta bph, sebelum pulih hampir satu juta bph pada tahun 2023. Selain itu, produksi minyak Rusia juga diproyeksikan akan turun 1.4 juta bph pada tahun depan.

Sentimen positif lain datang dari laporan terbaru situasi Covid di China yang menunjukkan penurunan angka kasus infeksi bergejala baru menjadi 2,000 kasus pada 14 Desember, turun dibanding 2,291 kasus sehari sebelumnya, ungkap laporan dari Komisi Kesehatan Nasional pada hari Kamis.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $80 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $73 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Jam

Data

Aktual

Ekspektasi

Sebelumnya

20:30

USA - Retail Sales MoM

 

-0.1%

1.3%

20:30

USA - Continuing Jobless Claims

 

1671K

1671K

20:30

USA - Initial Jobless Claims

 

230K

230K

21:15

USA - Industrial Production MoM

 

0.1%

-0.1%

21:15

USA - Manufacturing Production MoM

 

-0.1%

0.1%

22:00

USA - Business Inventories MoM

 

0.4%

0.4%

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter

Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788