Indikator Harga
| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.0938 | 0.14% |
GBPUSD | 1.2505 | 0.18% |
AUDUSD | 0.6554 | 0.26% |
NZDUSD | 0.6034 | 0.41% |
USDJPY | 148.36 | -0.28% |
USDCHF | 0.8848 | -0.17% |
USDCAD | 1.3724 | -0.08% |
GOLDUD | 1977.29 | 0.74% |
COFU | 77.65 | 0.19% |
USD/IDR | 15385 | 0.16% |
Selasa, 21 November 2023 - Harga minyak pagi ini naik menjadi harga $77,65, hal ini dikarenakan spekulasi OPEC seputar pengurangan produksi terus digencarkan.
Dalam upayanya menjaga stabilitas pasar minyak global, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memutuskan untuk melakukan pengurangan produksi lebih lanjut. Seiring berita tersebut, Uni Emirat Arab (UEA) diizinkan untuk meningkatkan pasokan minyaknya sesuai dengan ketentuan kesepakatan saat ini. Uni Emirat Arab berhasil memenangkan konsesi pada pertemuan dengan OPEC bulan Juni lalu, bersiap untuk meningkatkan produksinya hal ini dikarenakan bahwa produksi yang sudah ada tidak mempengaruhi penambahan kapasitas selama beberapa tahun terakhir. Fokus pasar masih tertuju pada kekhawatiran potensi pengurangan produksi dari negara-negara anggota lainnya.
Sementara itu, Rusia telah mengkonfirmasi niatnya untuk memperpanjang pengurangan produksi hingga kuartal pertama tahun 2024. Pada tahun 2023, proyeksi pertumbuhan pasokan dari produsen non-OPEC diperkirakan mencapai 2,2 juta barrel per hari, mengungguli peningkatan permintaan sebelumnya yakni sebesar 1,9 juta barrel per hari. Tantangan besar menanti OPEC untuk menjaga keseimbangan pasar minyak dengan terus membatasi produksi. Dalam konteks gejolak geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global, kelangsungan upaya koordinasi ini akan menjadi kunci bagi stabilitas harga minyak dunia.
Dalam sebulan terakhir, harga minyak mengalami penurunan signifikan dan bahkan mulai mengalami fenomena contango, seiring memburuknya sentimen pasar. Pasar Asia, yang biasanya menjadi kontributor utama ekspor minyak dari Timur Tengah, masih relatif stabil terhadap contango. proyeksi OPEC tahun 2023 memperkirakan pertumbuhan permintaan sebesar 1,9 juta barrel per hari, dengan pasokan non-OPEC produsen minyak diperkirakan akan melampaui angka tersebut, terutama karena peningkatan produksi AS sebesar 1,5 juta barrel per hari.
Sementara itu, data ekonomi pada hari Senin mengungkapkan bahwa indikator utama AS untuk bulan Oktober turun 0,8% MoM dari penurunan 0,7% MoM di bulan September. Pelaku pasar menilai laporan tersebut menunjukkan bahwa inflasi yang tinggi, suku bunga yang tinggi, dan belanja konsumen yang menyusut akan mendorong ekonomi AS ke dalam resesi yang sangat singkat. Fokus pasar selanjutnya menunggu Notulen Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada hari Selasa, untuk memberi petunjuk mengenai arah suku bunga di masa depan. Selain itu, rilisnya data persediaan minyak mentah AS, termasuk Stok Minyak Mentah Mingguan API dan EIA.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $78.56 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $76.31 per barel.
Jam | Data | Actual | Ekspektasi | Sebelumnya |
4:30 | API Crude Oil Stock Change | - | - | 1.335M |
20:30 | Durable Goods Orders MoM | -3.1% | 4.7% |