Home
>
News
>
Publication
>
OPEC+ Kehabisan Kuota Produksi, Minyak Kembali Melambung
OPEC+ Kehabisan Kuota Produksi, Minyak Kembali Melambung
Tuesday, 28 June 2022

Indikator Harga

 

Pembukaan

% Perubahan

EURUSD

1.05830

0.06%

GBPUSD

1.22630

0.07%

AUDUSD

0.69210

0.06%

NZDUSD

0.62990

0.14%

USDJPY

135.440

-0.19%

USDCHF

0.95570

-0.03%

USDCAD

1.28800

-0.09%

GOLDUD

1822.000

0.10%

COFU

110.18

0.41%

USD/IDR

14820

0.03%

Fokus Crude Oil:

  1. OPEC+ kehabisan kapasitas untuk memompa lebih banyak minyak, termasuk Arab Saudi.
  2. Libya berpotensi umumkan force majeure untuk ekspor dari Teluk Sirte.
  3. Produksi minyak Ekuador dapat dihentikan dalam 2 hari ke depan.

***************************************************************

Selasa, 28 Juni 2022 - Harga minyak pagi ini terpantau bergerak bullish pasca berita yang mengindikasikan OPEC+ telah mencapai batas maksimal produksinya. Selain itu, gangguan pasokan di Libya dan Ekuador turut mendukung pergerakan harga minyak lebih lanjut.

OPEC+ dilaporkan telah kehabisan kapasitas untuk memompa lebih banyak minyak, termasuk anggota produsen terbesarnya Arab Saudi, ungkap Menteri Negara Sumber Daya Minyak Nigeria Timipre Sylva. Diperkirakan bahwa Aliansi 23 negara produsen minyak itu mungkin akan tetap menjalankan komitmen peningkatan produksi minyak di bulan Agustus saat bertemu pada hari Kamis nanti, ungkap sumber pada hari Senin.

Turut menguatkan pernyataan dari Nigeria, Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Senin mengatakan bahwa dua eksportir minyak utama OPEC telah memompa minyak sebanyak yang mereka bisa, dimana Uni Emirat Arab (UEA) telah mencapai output maksimum dan Arab Saudi hanya dapat menambahkan pasokan sekitar 150 ribu bph.

Menteri Energi UEA Suhail al-Mazrouei pada hari Senin mengatakan bahwa produksi UEA telah mendekati kapasitas maksimum berdasarkan kuota yang disepakati bersama dengan OPEC+ di angka 3.17 juta bph. Berita tersebut memicu kekhawatiran akan semakin ketatnya pasokan di pasar global karena penambahan output dari kedua negara produsen Timur Tengah tersebut diharapkan dapat menutupi kekurangan pasokan dari Rusia.

Menambah tekanan pada sisi pasokan, National Oil Corp. (NOC) Libya pada hari Senin menyatakan kemungkinan untuk mengumumkan force majeure atas ekspor minyak yang dilakukan di kawasan Teluk Sirte dalam 3 hari ke depan akibat aksi kerusuhan. Selain Libya, Kementerian Energi Ekuador mengatakan negara itu dapat menghentikan produksi minyak sepenuhnya dalam dua hari ke depan di tengah protes anti-pemerintah. Mantan negara anggota OPEC itu dilaporkan memompa sekitar 520 ribu bph sebelum aksi protes terjadi.

Sementara itu, Iran dan AS dilaporkan akan mengadakan pembicaraan tidak langsung pada hari Selasa di ibukota Qatar, Doha, terkait kelanjutan negosiasi nuklir, ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Naser Kanani pada hari Senin. Sinyal dimulainya kembali negosiasi nuklir Iran turut memicu harapan bahwa minyak Iran dapat segera kembali ke pasar global, terlebih di tengah ketatnya pasokan di pasar saat ini.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $115 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $100 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Jam

Data

Aktual

Ekspektasi

Sebelumnya

19:30

USA - Goods Trade Balance

 

$-106.0B

$-106.7B

20:00

USA - House Price Index MoM

 

1.5%

1.5%

21:00

USA - CB Consumer Confidence

 

100.0

106.4

21:00

USA - Richmond Manufacturing Index

 

-4

-9

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter

Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788