Home
>
News
>
Publication
>
Minyak Terkonsolidasi Dibayangi Meredupnya Data Industri China
Minyak Terkonsolidasi Dibayangi Meredupnya Data Industri China
Thursday, 27 October 2022

Indikator Harga

 

Pembukaan

% Perubahan

EURUSD

1.00780

0.02%

GBPUSD

1.16160

0.05%

AUDUSD

0.64970

0.03%

NZDUSD

0.58320

0.07%

USDJPY

146.350

-0.18%

USDCHF

0.98650

-0.10%

USDCAD

1.35510

0.12%

GOLDUD

1,663.000

0.20%

COFU

88.26

-0.05%

USD/IDR

15,540

0.13%

Fokus Crude Oil:

  1. Pendapatan perusahaan industri China turun 2.3% pada periode Januari - September 2022.
  2. Embargo minyak Rusia akan menambah ketidakpastian di pasar minyak global, ungkap CEO Saudi Aramco.

***************************************************************

Kamis, 27 Oktober 2022 - Harga minyak pagi ini terpantau terkoreksi turun tipis dibebani oleh sentimen dari dirilisnya data pertumbuhan industri di China dan laporan EIA. Meski demikian, pernyataan bernada positif dari Aramco, rencana penetapan batas harga minyak Rusia oleh AS, dan ketegangan situasi di Iran memberikan dukungan terhadap harga minyak.

Pendapatan perusahaan industri China dalam kurun sembilan bulan pertama 2022 turun 2.3%, setelah turun 2.1% pada periode Januari - Agustus, ungkap data terbaru yang dirilis Biro Statistik Nasional (NBS) yang dirilis hari Kamis. Penurunan tersebut disebabkan karena pembatasan Covid-19 dan krisis properti yang memburuk terus membebani aktivitas pabrik. Data tersebut sekaligus juga memicu kekhawatiran akan terjadinya perlambatan ekonomi di negara importir minyak terbesar pertama dunia itu.

Turut membebani pergerakan harga minyak, dalam laporan yang dirilis Rabu malam, badan statistik pemerintah AS Energy Information Administration (EIA) melaporkan stok minyak mentah naik sebesar 2.59 juta barel, lebih besar dari prediksi sebelumnya yang memperkirakan stok akan naik sebesar 1.03 juta barel. Laporan tersebut mengindikasikan permintaan minyak yang sedang lesu di pasar energi AS.

Sementara itu, CEO Saudi Aramco Amin Nasser pada hari Rabu mengatakan bahwa rencana embargo UE terhadap minyak mentah Rusia hanya akan menambah ketidakpastian di pasar minyak global.

Para pejabat AS masih berupaya memutuskan batasan harga untuk minyak Rusia, dimana dalam pembahasan terakhir batas harga kemungkinan akan ditetapkan berdasarkan rata-rata harga historis di kisaran $63 - $64 per barel, ungkap seorang pejabat yang terlibat dalam pembahasan pada hari Rabu. Sebelumnya di awal Oktober, Menteri Keuangan Janet yellen sempat mengusulkan batasan harga di kisaran $40 - $60 per barel. Uni Eropa (UE) sendiri berencana memberlakukan batas harga ini pada 25 November nanti atau sekitar 10 hari sebelum embargo efektif berlaku pada 5 Desember.

Sentimen positif lainnya juga datang dari ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Serangan terhadap kuil Shah Cheragh di Shiraz yang menewaskan 15 orang, meningkatkan ketegangan di tengah gelombang protes, ungkap kantor berita Iran IRNA pada hari Rabu.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $92 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $86 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Jam

Data

Aktual

Ekspektasi

Sebelumnya

19:30

USA - Durable Goods Orders MoM

 

0.6%

-0.2%

19:30

USA - GDP Growth Rate QoQ

 

2.4%

-0.6%

19:30

USA - Continuing Jobless Claims

 

1388K

1385K

19:30

USA - Initial Jobless Claims

 

220K

214K

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter

Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788