| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.05890 | 0.02% |
GBPUSD | 1.21500 | 0.04% |
AUDUSD | 0.67000 | 0.15% |
NZDUSD | 0.63720 | 0.19% |
USDJPY | 135.960 | -0.15% |
USDCHF | 0.93280 | -0.16% |
USDCAD | 1.36760 | -0.20% |
GOLDUD | 1,793.200 | 0.00% |
COFU | 74.62 | 1.39% |
USD/IDR | 15,615 | -0.17% |
Senin, 19 Desember 2022 - Mengawali pembukaan pekan pagi ini, harga minyak terpantau bergerak menguat didukung oleh berbagai sentimen positif, antara lain rencana China meningkatkan jumlah penerbangan, rencana pengisian kembali stok minyak di cadangan darurat AS, ancaman badai salju di AS, dan ketegangan geopolitik yang terjadi di Timur Tengah dan Libya.
China mengumumkan rencana untuk meningkatkan penerbangan dengan tujuan memulihkan volume penumpang harian rata-rata menjadi 70% dari level 2019 pada 6 Januari, dan meningkat 88% pada periode 7 Januari hingga 31 Januari, ungkap laporan dari Caixin pada hari Jumat. Jumlah penumpang penerbangan domestik mingguan melonjak 68% menjadi 3.7 juta penumpang pada minggu lalu, yang sekaligus merupakan peningkatan terbesar sejak libur Tahun Baru Imlek di bulan Februari tahun ini, menurut penyedia data penerbangan Variflight pada hari Minggu.
Turut mendukung harga minyak, Departemen Energi AS pada hari Jumat mengumumkan rencana pengisian kembali stok minyak di Cadangan Minyak Strategis, dengan rencana pembelian awal hingga 3 juta barel minyak untuk pengiriman pada bulan Februari tahun depan. Perusahaan yang akan berpartisipasi dalam proses pengisian kembali tersebut diharuskan untuk mengajukan penawaran dengan harga tetap paling lambat pada 28 Desember. Berita tersebut mengindikasikan potensi meningkatnya permintaan minyak mentah di negara konsumen minyak terbesar pertama dunia itu.
Masih dari AS, badai salju yang melanda AS bagian utara dilaporkan telah menyebabkan penurunan produksi minyak North Dakota sebesar 200 ribu hingga 250 ribu bph, atau 18% hingga 22%, kata Direktur Otoritas Saluran Pipa negara bagian Justin Kringstad pada hari Jumat. North Dakota sendiri merupakan negara bagian penghasil minyak terbesar ketiga AS setelah Texas dan New Mexico, yang memproduksi sekitar 1.1 juta bph.
Sentimen positif lainnya datang dari sinyal ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Sekelompok pekerja minyak di Iran melakukan protes pada hari Sabtu yang menuntut peningkatan upah dan bonus pensiun. Di Irak, setidaknya 9 polisi federal tewas dalam serangan bom pada hari Minggu di dekat kota Kirkuk, yang menjadi lokasi salah sati ladang minyak terbesar di Timur Tengah.
Ketegangan geopolitik juga terlihat di Libya, yang dipicu oleh aksi Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi yang pada hari Minggu mengeluarkan keputusan presiden untuk membatasi perbatasan laut barat negara itu dengan negara tetangga Libya.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $80 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $72 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
22:00 | USA - NAHB Housing Market Index |
| 34 | 33 |