| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.11250 | 0.05% |
GBPUSD | 1.33230 | 0.08% |
AUDUSD | 0.72510 | 0.34% |
NZDUSD | 0.67550 | 0.33% |
USDJPY | 114.890 | 0.09% |
USDCHF | 0.91820 | 0.10% |
USDCAD | 1.27380 | -0.14% |
GOLDUD | 1943.300 | -0.17% |
COFU | 107.12 | 1.46% |
USD/IDR | 14335 | 0.21% |
Rabu, 02 Maret 2022 - Krisis Eropa timur yang kian memuncak, menjadi katalis utama yang memicu harga minyak mentah melonjak hingga menembus harga di atas $100 per barel, yang sekaligus merupakan level tertinggi sejak 2014. Selain itu, sinyal permintaan pasar yang menguat turut mendukung pergerakan harga lebih lanjut.
Penjatuhan sanksi dari AS dan Uni Eropa terhadap Rusia pasca invasi Moskow ke Ukraina terus bertambah seiring dengan belum adanya sinyal damai di wilayah Eropa timur tersebut. Dalam rencana sanksi terbarunya, Uni Eropa membahas untuk mengeluarkan tujuh bank Rusia dari sistem perbankan SWIFT. Namun di sisi lain, rencana itu justru kian menambah kekhawatiran akan semakin ketatnya pasokan di pasar karena dengan sanksi keuangan tersebut maka berpotensi menghambat pembiayaan perdagangan termasuk untuk penjualan minyak mentah dari Rusia ke pasar global. Ekspor minyak Rusia sendiri menyumbang sekitar 8% dari pasokan minyak global.
Dari sisi pasokan, grup industri American Petroleum Institute (API) melaporkan kondisi terbaru pasar energi AS yang menunjukkan stok minyak mentah AS dalam sepekan merosot turun sebesar 6.1 juta barel. Selain itu, untuk stok bensin juga turun sebesar 2.46 juta barel. Laporan API tersebut mengindikasikan laju permintaan yang positif di pasar energi AS. Meski demikian, pasar masih menantikan rilis resmi angka dari badan statistik pemerintah AS, Energi Information Administration (EIA) pada Rabu malam.
Sementara itu, International Energy Agency (IEA) pada hari Selasa menyetujui untuk melepaskan 60 juta barel minyak dari cadangan minyak di seluruh dunia dalam upaya menutupi potensi gangguan pasokan dari Rusia. Rencana IEA tersebut didukung oleh upaya AS dan sekutunya yang sebelumnya mengumumkan akan melakukan pelepasan cadangan minyak strategis mereka.
Fokus pasar juga tertuju pada pertemuan OPEC dengan sekutunya pada hari Rabu untuk membahas mengenai kebijakan produksi dari aliansi 23 negara produsen minyak tersebut. Arab Saudi pada hari Selasa menegaskan komitmen untuk tetap berpegang teguh pada komitmen yang telah dibuat meskipun sanksi terhadap Rusia terus meluas.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $120 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $100 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya | |||||
22:30 | USA - EIA Crude Oil Domestic Production |
| N/A | 11.6M | |||||
22:30 | USA - EIA Crude Oil Stocks Change |
| 2.748M | 4.515M | |||||
22:30 | USA - EIA Gasoline Stocks Change |
| -1.375M | -0.582M |