| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 0.96090 | 0.21% |
GBPUSD | 1.06880 | 0.70% |
AUDUSD | 0.64540 | 0.42% |
NZDUSD | 0.56420 | 0.48% |
USDJPY | 144.750 | -0.16% |
USDCHF | 0.99320 | -0.09% |
USDCAD | 1.37370 | -0.30% |
GOLDUD | 1621.000 | 0.55% |
COFU | 76.47 | 0.95% |
USD/IDR | 15125 | 0.23% |
Selasa, 27 September 2022 - Harga minyak pagi ini terpantau mengalami koreksi naik didukung oleh sentimen dari isyarat aliansi produsen OPEC+ untuk memangkas produksinya dalam pertemuan bulan depan, serta desakan agar UE dapat ikut menerapkan pembatasan harga terhadap minyak Rusia. Meski demikian, proyeksi bernada negatif dari Bank Dunia membatasi pergerakan harga lebih lanjut.
OPEC dan sekutunya sedang memantau situasi harga minyak dan mencari cara untuk menyeimbangkan kondisi pasar saat ini, ungkap Menteri Perminyakan Irak Ihsan Abdul Jabbar pada hari Senin. Abdul Jabbar juga menegaskan bahwa OPEC+ tidak menginginkan kenaikan tajam ataupun kemerosotan pada harga minyak. Pernyataan dari Abdul Jabbar tersebut mengisyaratkan potensi OPEC+ untuk melakukan pengurangan produksi dalam pertemuan 5 Oktober nanti, terlebih dengan kegagalan OPEC+ untuk mencapai target peningkatan produksi dalam beberapa bulan terakhir.
Sentimen positif lain juga datang dari setidaknya 10 negara anggota Uni Eropa (UE) yang pada hari Senin mengirimkan draft usulan yang isinya mendesak agar UE dapat ikut serta dalam pembatasan harga minyak Rusia. Draft usulan tersebut rencananya akan diputuskan saat para menteri energi UE bertemu pada hari Jumat nanti. Jika pembatasan harga itu disetujui, maka berpotensi memperketat pasokan dan mendorong harga lebih tinggi.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Asia Timur dan Pasifik diproyeksikan akan melemah tajam pada 2022 menjadi 3.2%, turun dari perkiraan sebelumnya di level 5.0% ataupun pertumbuhan pada tahun sebelumnya di level 7.2%, ungkap Bank Dunia pada hari Selasa. Untuk faktor pemicunya adalah perlambatan ekonomi China, yang diproyeksikan akan tumbuh 2.8% tahun ini, atau turun dari perkiraan Bank Dunia sebelumnya di level 5.0%. Meski demikian, Bank Dunia menambahkan bahwa laju ekspansi akan meningkat tahun depan, namun di saat yang sama ada risiko depresiasi mata uang akibat kenaikan suku bunga agresif yang dilakukan bank sentral di seluruh dunia untuk memerangi inflasi yang melonjak.
Turut membebani harga minyak, Presiden AS Joe Biden pada hari Senin kembali mengulangi tuntutan agar perusahaan minyak dan gas dapat menurunkan harga jual ke konsumen. Biden menegaskan bahwa di bulan Agustus harga minyak global telah turun dan mengutip data dari American Automobile Association, harga bensin AS pada bulan Agustus juga telah turun 9.2% secara bulanan, namun harga bensin masih belum merata, terutama di negara bagian barat yang masih jauh lebih tinggi akibat kurangnya kapasitas penyulingan.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $80 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $74 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
19:30 | USA - Core Durable Goods Orders MoM |
| 0.3% | 0.2% |
19:30 | USA - Durable Goods Orders MoM |
| 0.1% | -0.1% |
20:00 | USA - House Price Index MoM |
| 0.0% | 0.1% |
21:00 | USA - CB Consumer Confidence |
| 104.0 | 103.2 |
21:00 | USA - New Home Sales |
| 500K | 511K |