Home
>
News
>
Publication
>
Melambatnya Ekonomi Global Turut Bebani Pergerakan Minyak
Melambatnya Ekonomi Global Turut Bebani Pergerakan Minyak
Wednesday, 17 April 2024

Indikator Harga

 

Pembukaan

% Perubahan

EURUSD

1.06190

-0.08%

GBPUSD

1.24240

-0.03%

AUDUSD

0.64020

-0.03%

NZDUSD

0.58800

-0.17%

USDJPY

154.710

0.03%

USDCHF

0.91280

0.08%

USDCAD

1.38270

0.09%

GOLDUD

2,382.700

0.08%

COFU

85.36

-0.53%

USD/IDR

16,200

0.40%

Fokus Crude Oil:

  • Perekonomian global akan kembali melambat namun stabil selama satu tahun lagi, ungkap IMF.
  • AS berencana jatuhkan sanksi baru terhadap Iran dalam beberapa hari mendatang, kata Yellen.

***************************************************************

Rabu, 17 April 2024 - Harga minyak pagi ini terpantau bergerak tertekan dipicu oleh proyeksi perlambatan ekonomi global serta rilisnya laporan stok AS. Meski demikian, potensi sanksi tambahan dari AS yang menargetkan sektor minyak Iran dan ketidakpastian sikap Israel dalam merespon Iran membatasi penurunan harga lebih lanjut. 

Perekonomian global diperkirakan akan kembali mengalami pertumbuhan yang lambat namun stabil selama satu tahun lagi, kata Pierre-Olivier Gourinchas, kepala ekonom Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari Selasa. Diperkirakan perekonomian dunia akan terus tumbuh sebesar 3,2 persen pada tahun 2024 dan 2025, sama dengan level kecepatan pertumbuhan pada tahun 2023.

Di sisi pasokan, persediaan minyak mentah AS dilaporkan naik sebesar 4,09 juta bph dalam sepekan, ungkap laporan yang dirilis oleh grup industri American Petroleum Institute (API) untuk pekan yang berakhir 12 April. Untuk stok bensin dilaporkan turun sebesar 609 ribu bph. Laporan API tersebut mengindikasikan melemahnya permintaan di pasar energi AS. Namun, pasar masih menantikan laporan resmi versi pemerintah yang akan dirilis oleh badan statistik Energy Information Administration (EIA) pada Rabu malam.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada hari Selasa memperingatkan bahwa AS akan menjatuhkan sanksi baru kepada Iran dalam beberapa hari mendatang sehubungan dengan serangan Iran pada akhir pekan lalu terhadap Israel. Potensi sanksi tambahan AS yang nampaknya masih akan menargetkan sektor perminyakan Iran menjadi katalis positif bagi harga minyak, pasalnya Iran merupakan produsen OPEC terbesar ketiga setelah Arab Saudi dan UEA. Fokus pasar juga tertuju pada keputusan yang akan diambil oleh Israel sehubungan dengan ditundanya pertemuan ketiga kabinet perang Israel yang dijadwalkan pada hari Selasa menjadi hari Rabu tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Sebelumnya Panglima militer Israel, Jenderal Herzi Halevi, menegaskan Israel akan merespon serangan drone dan rudal yang dilakukan oleh Iran pada pekan lalu, yang juga memicu kekhawatiran akan terjadinya eskalasi konflik di Timur Tengah.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $87 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $82 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Jam

Data

Aktual

Ekspektasi

Sebelumnya

21:30

USA - EIA Crude Oil Stocks Change

 

 

5.841M

21:30

USA - EIA Gasoline Stocks Change

 

 

0.715M

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter

Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788