Indikator Harga
| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.0903 | 0.03% |
GBPUSD | 1.2530 | 0.04% |
AUDUSD | 0.6555 | 0.12% |
NZDUSD | 0.6045 | 0.13% |
USDJPY | 149.56 | -0.02% |
USDCHF | 0.8840 | -0.05% |
USDCAD | 1.3692 | -0.06% |
GOLDUD | 1993.84 | 0.00% |
COFU | 76.43 | -0.03% |
USD/IDR | 15540 | 0.29% |
Jumat, 24 November 2023 - Harga minyak dunia pagi ini turun ke zona $76.43 per barel. Hal ini disebabkan karena rumor terkait perselisihan salah satu anggota OPEC dan ancaman geopolitik Iran-Israel.
Gubernur OPEC Angola, Estevao Pedro, dengan tegas menepis rumor tentang kemungkinan keluarnya Angola dari kelompok produsen minyak tersebut. Pernyataan ini muncul dalam konteks gejolak pasar minyak global yang semakin memanas, terutama setelah kegagalan perjanjian OPEC+ terkait kuota produksi minyak untuk tahun depan. Ketidaksepakatan ini dikhawatirkan dapat membawa dampak serius pada stabilitas pasar, mengingat perlambatan pertumbuhan permintaan yang berimbas pada penurunan harga minyak mentah.
Pertemuan OPEC+ telah ditunda dari yang dijadwalkan untuk membahas pemangkasan produksi minyak ke tanggal 30 November dari sebelumnya tanggal 26 November karena kegagalan para produsen untuk menyepakati tingkat produksi dan potensi pemangkasan pasokan.
Sementara itu, ketegangan antara Iran dan Israel turut memperumit dinamika pasar minyak. Gejolak politik ini terjadi beberapa hari sebelum rencana pertemuan OPEC+ yang telah ditunda hingga minggu berikutnya. Pemberontak Houthi di Yaman, yang memiliki aliansi dengan Iran, mengancam Israel dan sekutunya dengan menyatakan bahwa kapal yang melintasi Selat Bab el-Mandeb akan dianggap sebagai "target yang sah." Ancaman ini menambah ketegangan di salah satu jalur penyempitan minyak paling strategis di dunia, karena Selat Bab el-Mandeb menghubungkan Laut Merah dengan Laut Arab dan merupakan jalur penting bagi ekspor minyak bumi dan gas alam dari Teluk Persia.
Dengan adanya peristiwa-peristiwa ini, pasar minyak global kini dihadapkan pada tantangan yang lebih kompleks, mempertimbangkan dampak dari kebijakan produksi OPEC+ dan ketegangan geopolitik yang terus berkembang di Timur Tengah.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $79.43 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $74.21 per barel.
Jam | Data | Actual | Ekspektasi | Sebelumnya | |||||
21:45 | USD - Flash Manufacturing PMI | - | 49.9 | 50.0 | |||||
21:45 | USD - Flash Services PMI | - | 50.4 | 50.6 |