Home
>
News
>
Publication
>
Kasus Omicron Pertama Terdeteksi Di Saudi Dan AS, Keputusan OPEC+ Jadi Fokus Utama
Kasus Omicron Pertama Terdeteksi Di Saudi Dan AS, Keputusan OPEC+ Jadi Fokus Utama
Thursday, 02 December 2021

Indikator Harga

 

Pembukaan

% Perubahan

EURUSD

1.13190

0.12%

GBPUSD

1.32780

0.20%

AUDUSD

0.71040

0.14%

NZDUSD

0.68060

0.18%

USDJPY

112.750

0.19%

USDCHF

0.92020

-0.13%

USDCAD

1.28150

-0.10%

GOLDUD

1782.050

-0.07%

COFR

941134

0.47%

USD/IDR

14340

0.24%

Fokus Crude Oil:

  1. AS dan Arab Saudi laporkan penemuan kasus pertama varian Omicron.
  2. AS dan negara-negara konsumen lain dapat menyesuaikan kembali rencana perilisan cadangan minyak mentah strategis.


Kamis, 02 Desember 2021 - Setelah ditutup bearish pada perdagangan kemarin yang dipicu oleh laporan EIA serta berita penemuan kasus pertama varian Omicron di AS dan Arab Saudi, pergerakan harga minyak pagi ini terkoreksi menguat didukung oleh keyakinan bahwa OPEC+ akan kembali mengetatkan produksinya serta sinyal penyesuaian waktu perilisan cadangan minyak strategis dari negara-negara konsumen minyak utama.

Dalam laporan mingguan yang dirilis Rabu malam oleh badan statistik pemerintah AS, Energy Information Administration (EIA) menunjukkan produksi minyak mentah AS naik menjadi 11.6 juta barel dari posisi pekan lalu di 11.5 juta barel. Sementara dari sisi stok minyak mentah dilaporkan turun sebesar 747 ribu barel, lebih rendah dari prediksi awal yang memperkirakan stok akan turun sebesar 1.67 juta barel. Selain itu, dari sisi stok bensin secara tak terduga melonjak naik sebesar 4.03 juta barel, jauh melebihi prediksi awal yang memperkirakan stok bensin akan naik sebesar 29 ribu barel. Laporan EIA tersebut mengindikasikan perfoma pasar minyak AS sedang lesu.

Ancaman varian Omicron di tengah melonjaknya kembali kasus Covid-19 turut membebani pasar minyak dari sisi permintaan. Arab Saudi pada hari Rabu mengkonfirmasi kasus pertama varian Omicron yang berasal dari negara Afrika Utara, yang sekaligus menjadikan penemuan tersebut sebagai kasus varian Omicron pertama yang dilaporkan di Timur Tengah dan Afrika Utara. Selain Arab Saudi, dalam jumpa pers di Gedung Putih yang berlangsung pada hari Rabu, Dr. Anthony Fauci, pejabat tinggi penyakit menular AS, juga mengumumkan penemuan kasus pertama varian Omicron, dimana orang yang terinfeksi tersebut baru kembali dari Afrika Selatan pada 22 November dan dinyatakan positif 7 hari kemudian. Sejauh ini AS telah memberlakukan larangan masuk bagi semua orang yang telah berada di salah satu dari delapan negara Afrika Selatan, dan CDC pada hari Selasa meminta maskapai penerbangan untuk memberikan informasi penumpang yang belum lama ini pernah mengunjungi negara-negara tersebut.

Masih dari AS, Wakil Menteri Energi AS David Turk pada hari Rabu mengatakan bahwa pemerintahan Biden dapat menyesuaikan kembali waktu rencana pelepasan cadangan minyak mentah strategis jika harga energi global turun secara substansial. Turk juga menambahkan bahwa negara-negara konsumen lain yang telah setuju untuk melepaskan cadangan strategis bersama dengan AS untuk menurunkan harga juga dapat menyesuaikan waktunya, jika diperlukan.

Sementara itu, fokus utama pasar tertuju pada pertemuan OPEC dengan sekutunya hari ini untuk memutuskan kebijakan produksi OPEC+ bulan Januari. Meski pada pertemuan OPEC hari Rabu berakhir tanpa rekomendasi apapun, namun sinyal permintaan yang berpotensi melemah akibat ancaman varian Omicron, memicu keyakinan bahwa OPEC+ akan kembali menahan produksinya.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak akan berada dalam kisaran Resistance di IDR 975,000 - 995,000 per barel serta kisaran Support di IDR 925,000 - 905,000 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Jam

Data

Aktual

Ekspektasi

Sebelumnya

All Day

OPEC+ Meeting

-

-

-

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter

Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788