Home
>
News
>
Publication
>
Data Negatif Pertumbuhan Ekonomi China Buat Minyak Ikut Terpukul
Data Negatif Pertumbuhan Ekonomi China Buat Minyak Ikut Terpukul
Monday, 06 March 2023

Indikator Harga

 

Pembukaan

% Perubahan

EURUSD

1.06180

0.09%

GBPUSD

1.20340

0.04%

AUDUSD

0.67590

0.03%

NZDUSD

0.62020

0.13%

USDJPY

135.870

-0.01%

USDCHF

0.93650

-0.09%

USDCAD

1.35950

-0.03%

GOLDUD

1,855.100

0.08%

COFU

79.92

-1.05%

USD/IDR

15,302

0.01%

Fokus Crude Oil:

  • Pertumbuhan PDB China tahun 2022 lebih rendah dari target yang diharapkan.
  • UEA menegaskan tidak memiliki niat untuk keluar dari aliansi OPEC.

***************************************************************

Senin, 06 Maret 2023 - Mengawali pembukaan pekan pagi ini, harga minyak terpantau bergerak melemah dibebani oleh sentimen dari rilisnya data negatif pertumbuhan ekonomi terbaru China dan penegasan sikap dari Uni Emirat Arab (UEA) untuk tetap bergabung di OPEC. Meski demikian, kenaikan harga jual minyak Aramco serta ketegangan geopolitik di Kolombia membatasi penurunan harga lebih lanjut.

Data statistik ekonomi terbaru China yang dirilis hari Minggu menunjukkan bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2022 mencapai 3 persen, jauh lebih rendah dari target pertumbuhan yang ditetapkan sebelumnya, yaitu di level 5.5 persen. Kinerja pertumbuhan tersebut sekaligus merupakan kinerja terburuk untuk pertumbuhan ekonomi China dalam beberapa dekade. Di hari yang sama, Perdana Menteri Li Keqiang menyatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi tahun 2023 ini ditetapkan pada level 5 persen.

Turut meredam gejolak di pasar minyak, UEA menegaskan tidak memiliki rencana untuk keluar dari aliansi minyak OPEC, pihaknya akan tetap memegang teguh kesepakatan yang telah dibuat bersama dalam OPEC saat ini setidaknya tahun ini, ungkap pejabat yang dikutip oleh Reuters pada hari Sabtu. Sebelumnya, pada hari Jumat, The Wall Street Journal melaporkan sedang terjadi perpecahan dalam internal OPEC, yang dikatakan bahwa UEA - produsen terbesar ketiga OPEC setelah Arab Saudi dan Irak - berdebat secara internal untuk keluar dari aliansi tersebut.

Sementara itu, perusahaan minyak negara Saudi Aramco memutuskan untuk menaikkan harga jual minyak untuk pengiriman bulan April tujuan Asia dan Eropa masing-masing sebesar $0.50 per barel dan $1.30 per barel. Untuk tujuan AS dibiarkan tidak berubah. Kenaikan harga ini menandai kenaikan dalam dua bulan berturut-turut ke pasar Asia yang merupakan pasar terbesarnya yang berkontribusi sekitar 60% dari total pengiriman minyak Saudi, sekaligus mengisyaratkan optimisme negara eksportir minyak terbesar pertama dunia itu akan pemulihan permintaan di Asia dan Eropa.

Sentimen positif lain datang dari ketegangan geopolitik di Kolombia yang memicu penyerbuan para demonstran ke ladang minyak milik Emerald Energy, yang merupakan milik anak perusahaan Grup Sinochem China, dan menyandera lebih dari 80 petugas polisi dan pekerja minyak di lokasi tersebut. Kerusuhan yang terjadi itu berpotensi semakin membebani pemerintah Kolombia dalam upaya meningkatkan kembali produksi minyak yang menjadi sumber utama pendapatan Kolombia.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $82 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $78 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Jam

Data

Aktual

Ekspektasi

Sebelumnya

22:00

USA - Factory Orders MoM

 

-1.8%

1.8%

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter

Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788