Home
>
News
>
Publication
>
Data Lesu Ekonomi China Serta Kembalinya Produksi Libya Buat Minyak Terpukul
Data Lesu Ekonomi China Serta Kembalinya Produksi Libya Buat Minyak Terpukul
Monday, 17 July 2023

Indikator Harga

 

Pembukaan

% Perubahan

EURUSD

1.12340

-0.12%

GBPUSD

1.30840

-0.03%

AUDUSD

0.68300

-0.10%

NZDUSD

0.63650

-0.13%

USDJPY

138.740

-0.13%

USDCHF

0.86140

0.06%

USDCAD

1.32140

0.08%

GOLDUD

1,954.190

-0.11%

COFU

75.02

-0.31%

USD/IDR

14,985

0.13%

Fokus Crude Oil:

  • Ladang minyak Sharara dan El Feel Libya kembali dilanjutkan pada Sabtu malam.
  • Harga rumah baru China di bulan Juni bergerak datar, pertumbuhan terlemah tahun ini.

***************************************************************

Senin, 17 Juli 2023 - Mengawali pembukaan pekan pagi ini harga minyak terpantau bergerak bearish, tertekan oleh sentimen dari dilanjutkannya kembali produksi di dua ladang minyak terbesar Libya dan rilisnya data ekonomi China yang mengisyaratkan melambatnya pertumbuhan di negara importir minyak terbesar pertama dunia itu.

Ladang minyak Sharara dan El Feel Libya yang ditutup selama beberapa hari akibat protes oleh suku al-Zawi pasca penculikan mantan menteri keuangan, kembali dibuka pada Sabtu malam (15/7) dan produksi diperkirakan akan kembali normal pada Minggu pagi, ungkap empat insinyur perminyakan dan kementerian perminyakan. Akibat protes yang dimulai pada 11 Juli di ladang Sharara dan menyebar ke ladang El Feel pada 12 Juli, produksi minyak Libya merosot turun menjadi sekitar 1.2 juta bph, dari sebelumnya sekitar 1.6 juta bph. Meskipun ladang 108 masih tetap ditutup, namun dibukanya kembali 2 ladang minyak tersebut meredakan kekhawatiran lebih lanjut akan pasokan Libya, terutama dari ladang Sharara dan El Feel yang menyumbang masing-masing sekitar 300 ribu bph dan 70 ribu bph. 

Turut membebani pergerakan harga minyak lebih lanjut, laporan harga rumah baru China bergerak datar pada level 0.0% di bulan Juni, yang sekaligus merupakan pertumbuhan terlemah tahun ini, ungkap data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional (NBS) pada hari Sabtu. Sektor properti di China menyumbang seperempat aktivitas di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Sehingga, lesunya sektor properti berpotensi meningkatkan tekanan pada pembuat kebijakan untuk memberikan lebih banyak stimulus ke pasar.

Masih dari China, data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II tumbuh sebesar 0.8% dibanding kuartal I, namun dibanding periode sama tahun lalu menurun sebesar 6.3% atau lebih kecil dari proyeksi sebelumnya yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 7.3 persen. Data ekonomi yang cenderung lesu tersebut sekaligus meredam harapan akan pemulihan ekonomi yang cepat dan membebani permintaan minyak .di negara importir minyak terbesar pertama dunia itu.

Sementara itu, badai tropis Talim diperkirakan akan mendarat sebagai topan yang parah di sepanjang pantai selatan dari Guangdong ke Hainan pada Senin malam, ungkap Administrasi Meteorologi China pada hari Senin. Sejauh ini, otoritas setempat telah membatalkan penerbangan, memanggil kembali kapal dan memperingatkan penduduk untuk tinggal di rumah. Badai Talim diprediksi akan menjadi topan keempat tahun ini tetapi yang pertama mendarat di China, menurut prediksi cuaca.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $77 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $73 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Jam

Data

Aktual

Ekspektasi

Sebelumnya

19:30

USA - NY Empire State Manufacturing Index

 

-4.3

6.6

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter

Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788