| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.13510 | -0.04% |
GBPUSD | 1.35850 | 0.06% |
AUDUSD | 0.71580 | 0.49% |
NZDUSD | 0.67600 | 0.25% |
USDJPY | 115.630 | 0.07% |
USDCHF | 0.91900 | 0.02% |
USDCAD | 1.26480 | -0.09% |
GOLDUD | 1795.150 | 0.01% |
COFR | 1127195 | 0.06% |
USD/IDR | 14290 | 0.28% |
Senin, 10 Januari 2022 - Mengawali pekan pagi ini, harga minyak mendapat dukungan dari memanasnya tensi antara Iran dengan AS serta ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Meski demikian, potensi pembatasan yang lebih ketat karena penyebaran Omicron, mengancam pertumbuhan permintaan bahan bakar yang sekaligus membatasi pergerakan harga minyak lebih lanjut.
Iran akan menghadapi konsekuensi berat apabila menyerang salah satu dari daftar warga AS yang dikenai sanksi pada hari Sabtu oleh Kementerian Luar Negeri Iran, ungkap Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada hari yang sama. Memanasnya tensi antara Iran dan AS tersebut berpotensi menghambat negosiasi nuklir yang saat ini sedang berjalan antara Iran dengan enam kekuatan utama dunia, yang sekaligus mengindikasikan kembalinya barel Iran ke pasar minyak dunia juga akan ikut tertunda.
Turut mendukung harga minyak lebih lanjut, koalisi pimpinan Saudi mengatakan bahwa digunakannya dua pelabuhan yaitu pelabuhan Hodeidah dan Salif sebagai pangkalan militer oleh pasukan Houthi hanya akan mengubah lokasi tersebut menjadi target militer yang sah, juru bicara koalisi Brigadir Jenderal Turki al-Malki pada hari Sabtu. Memanasnya ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah selalu menjadi katalis positif bagi pergerakan harga minyak.
Sementara itu, laju penyebaran varian Omicron masih terus menjadi ancaman bagi pertumbuhan permintaan bahan bakar. Pemerintah kota Tianjian di China mulai menguji seluruh warganya pada hari Minggu pasca setidaknya dua kasus lokal varian Omicron terdeteksi. Otoritas kesehatan China pada hari Minggu melaporkan 165 kasus virus corona yang dikonfirmasi untuk 8 Januari, naik dari 159 sehari sebelumnya, dan 92 dari infeksi baru tersebut ditransmisikan secara lokal. Perkembangan tersebut memicu kekhawatiran akan menurunnya permintaan bahan bakar yang didorong oleh pembatasan kegiatan yang lebih ketat di negara konsumen minyak terbesar kedua dunia tersebut.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak akan berada dalam kisaran Resistance di IDR 1,140,000 - 1,160,000 per barel serta kisaran Support di IDR 1,110,000 - 1,090,000 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya | |||||
22:00 | USA - Final Wholesale Inventories MoM |
| 1.2% | 1.2% | |||||
23:00 | USA - Consumer Inflation Expectations |
| 6.1% | 6% |