| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.04220 | 0.09% |
GBPUSD | 1.21010 | 0.03% |
AUDUSD | 0.68010 | 0.12% |
NZDUSD | 0.61760 | 0.45% |
USDJPY | 135.320 | -0.23% |
USDCHF | 0.96090 | -0.26% |
USDCAD | 1.28880 | 0.00% |
GOLDUD | 1812.000 | -0.20% |
COFU | 108.80 | -1.10% |
USD/IDR | 14915 | 0.17% |
Senin, 04 Juli 2022 - Mengawali pembukaan pekan pagi ini, harga minyak terpantau bergerak tertekan dibebani oleh sinyal dimulainya perang diskon harga jual minyak antara Iran dan Rusia demi bersaing di pasar China. Meski demikian, ketatnya pasokan di pasar membatasi penurunan harga lebih lanjut.
Dalam upaya bersaing dengan Rusia di pasar China, Iran mengumumkan pemangkasan harga jual minyak hampir $10 per barel di bawah harga minyak jenis Brent untuk membuatnya setara dengan harga minyak Rusia jenis Ural yang dijadwalkan tiba di China pada bulan Agustus, kutip sumber dari para pedagang. Perang diskon harga antara Iran dengan Rusia ini berpotensi memicu langkah serupa bagi produsen minyak di Timur Tengah apabila tetap ingin mempertahankan pasar Asia yang selama ini menjadi tujuan utama bagi sekitar 60% penjualan minyak asal Timur Tengah. China sendiri mengimpor sekitar 60% minyak asal Timur Tengah untuk kebutuhan minyaknya secara total.
Dari sisi pasokan, produksi OPEC untuk bulan Juni dilaporkan turun sebesar 100 ribu bph menjadi 28.52 juta bph, ungkap survei yang dilakukan oleh Reuters pada hari Jumat. Dalam kesepakatan yang dibuat oleh OPEC dan sekutunya untuk bulan Juni menargetkan peningkatan sebesar 432 ribu bph, dimana sekitar 275 ribu bph dari kuota tersebut ditanggung oleh 10 produsen OPEC. Penurunan produksi terbesar terjadi di Libya dan Nigeria yang masing-masing turun sebesar 170 ribu bph dan 80 ribu bph. Melalui data produksi ini mengisyaratkan bahwa potensi OPEC untuk memenuhi kuota produksi bulan Juli nanti menjadi semakin kecil, terlebih untuk target produksi bulan Juli telah ditingkatkan dari 432 ribu bph menjadi 648 ribu bph.
Turut membebani sisi pasokan, rencana pemogokan pekerja minyak dan gas di Norwegia yang direncanakan berlangsung pada 5 Juli berpotensi memangkas produksi minyak negara tersebut secara keseluruhan sebesar 8 persen atau sekitar 320 ribu bph. Anggota serikat pekerja Lederne yang menaungi sekitar 15 persen pekerja industri minyak dan gas di negara tersebut berencana untuk menyerang tiga ladang minyak lepas pantai pada hari Selasa, dan menambahkan tiga ladang lagi pada hari berikutnya jika solusi atas tuntutan kenaikan upah tidak tercapai. Norwegia sendiri merupakan pedagang minyak dan gas penting yang memasok kebutuhan energi Eropa, terlebih setelah Rusia mengurangi pasokan energinya pasca konflik Ukraina.
Sementara itu, ancaman penguncian kembali melanda China pasca kota-kota di China timur dilaporkan memperketat pembatasan pada hari Minggu akibat kemunculan kluster Covid-19 baru. Otoritas kesehatan kota Wuxi yang menjadi pusat manufaktur melaporkan 42 kasus baru infeksi tanpa gejala pada hari Sabtu. Selain Wuxi, kabupaten Si di provinsi Anhui dilaporkan telah menghentikan lalu lintas umum setelah laporan 288 kasus infeksi baru pada hari Sabtu.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $110 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $105 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
24hr | USA - Independence Day |
|
|
|