| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.03400 | -0.03% |
GBPUSD | 1.19590 | -0.08% |
AUDUSD | 0.66510 | -0.09% |
NZDUSD | 0.61720 | -0.03% |
USDJPY | 138.920 | 0.04% |
USDCHF | 0.94880 | 0.03% |
USDCAD | 1.34940 | 0.04% |
GOLDUD | 1,741.800 | -0.04% |
COFU | 76.54 | 0.88% |
USD/IDR | 15,725 | 0.06% |
Selasa, 29 November 2022 - Harga minyak pagi ini terpantau kembali menguat didukung oleh sentimen dari sinyal optimisme dari UE akan segera tercapainya kesepakatan batas harga, dan penyusunan aturan larangan ekspor oleh Rusia. Meski demikian, komitmen China untuk tetap mempertahankan kebijakan nol-Covid, membatasi pergerakan harga lebih lanjut.
Dalam pertemuan lanjutan hari Senin, para pemimpin negara-negara Uni Eropa (UE) yang bertemu untuk memutuskan batas harga minyak Rusia kembali menemui kebuntuan. UE yang awalnya mengusulkan batas harga di level $65 per barel, telah menurunkan ke level $62 per barel. Namun, Polandia, didukung oleh Lituania, dan Estonia tetap bersikeras agar batas harga yang ditetapkan di level $30 per barel, dengan alasan bahwa biaya produksi Rusia diperkirakan sekitar $20 per barel. Sejauh ini belum ada tanggal baru yang ditetapkan untuk kembali melanjutkan pembicaraan. Meski demikian, Presiden Komisi UE, Ursula von der Leyen pada hari Senin mengatakan pihaknya optimis bahwa UE akan segera menyetujui batas harga tersebut dengan G7 dan mitra utama lainnya.
Turut mendukung pergerakan harga lebih lanjut, Rusia diberitakan sedang menyusun keputusan presiden yang isinya mengenai larangan bagi perusahaan Rusia dan pedagang mana pun yang membeli minyak Rusia untuk menjualnya kepada siapa pun yang berpartisipasi dalam pembatasan harga, ungkap sumber yang mengetahui masalah tersebut pada hari Senin. Berita tersebut sekaligus merupakan bentuk nyata menyusul beberapa peringatan sebelumnya dari Presiden Rusia Vladimir Putin yang menegaskan tidak akan memasok energi kepada negara mana pun yang berpartisipasi dalam skema batas harga.
Sentimen positif lainnya datang dari berita bahwa Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi (ADNOC) akan memangkas 5% dari pasokan minyak mentah Desember ke beberapa pedagang di Asia tetapi akan memberikan volume kontrak penuh pada Januari, ungkap lima sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pada hari Senin. Berita tersebut mengindikasikan potensi bahwa OPEC dan sekutunya akan menyepakati untuk memangkas produksinya kembali dalam pertemuan 4 Desember mendatang.
Sementara itu, pemerintah China pada hari Senin memperketat keamanan pasca terjadinya protes yang menyebar di berbagai kota di China yang menentang kebijakan nol-Covid. Komisi Kesehatan Nasional melaporkan total infeksi harian mencapai 38,645 kasus untuk 28 November, turun dari 40,347 kasus pada sehari sebelumnya. Isyarat pemerintah China untuk tetap mempertahankan kebijakan nol-Covid memicu kekhawatiran akan turut membuat permintaan bahan bakar di negara importir minyak terbesar pertama dunia itu ikut meredup.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $80 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $74 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
21:00 | USA - House Price Index (HPI) MoM |
| -1.2% | -0.7% |
21:00 | USA - S&P/Case Shiller Home Price YoY |
| 10.8% | 13.1% |
22:00 | USA - CB Consumer Confidence |
| 100 | 102.5 |