| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 0.97490 | -0.04% |
GBPUSD | 1.11640 | -0.04% |
AUDUSD | 0.62860 | -0.03% |
NZDUSD | 0.57730 | -0.05% |
USDJPY | 148.250 | 0.01% |
USDCHF | 1.01320 | 0.05% |
USDCAD | 1.37430 | 0.03% |
GOLDUD | 1,629.600 | -0.07% |
COFU | 87.90 | 0.85% |
USD/IDR | 15,725 | 0.03% |
Jumat, 04 November 2022 - Pada penutupan pekan pagi ini, harga minyak terpantau terkoreksi menguat di dukung oleh rencana penerapan batas harga minyak Rusia lebih awal dan penjatuhan sanksi baru dari AS terhadap Iran. Meski demikian, sinyal lonjakan Covid di China yang semakin mengkhawatirkan serta keputusan Aramco untuk memangkas harga jual, membatasi pergerakan harga lebih lanjut.
Kelompok G7 dan Australia pada 3 November menyepakati secara tentatif untuk memberlakukan harga tetap maksimum bagi minyak Rusia dan akan mulai diberlakukan pada akhir November. Pihak koalisi juga sepakat bahwa nantinya batas tersebut akan ditinjau secara berkala dan untuk batas harga awal akan ditetapkan dalam beberapa minggu mendatang. Rencananya pembatasan itu akan berlaku untuk minyak Rusia serta produk turunannya yang dikirim melalui laut. Apabila minyak dibeli dengan harga diatas batas harga yang ditetapkan, maka moda angkutan laut yang digunakan akan dikenakan sanksi.
Sentimen positif lainnya datang dari keputusan terbaru AS yang pada hari Kamis memberlakukan sanksi baru terhadap Iran yang menargetkan individu yang dituding terkait dengan Hizbullah dan pasukan Quods Iran, serta sejumlah perusahaan pelayaran dan perminyakan. Sanksi baru terhadap Iran tersebut meredupkan harapan Iran untuk meningkatkan penjualan minyaknya ke pasar global dalam waktu dekat, yang sekaligus berpotensi membuat pasokan di pasar semakin ketat.
Sementara itu, angka infeksi harian baru Covid di China melonjak naik hingga mencapai 4,045 kasus pada 3 November, dibanding 3,372 kasus pada sehari sebelumnya, ungkap Komisi Kesehatan Nasional pada hari Jumat. Situasi tersebut memicu kekhawatiran akan semakin diperketatnya pembatasan dan penguncian, yang akan turut berdampak pada penurunan permintaan bahan bakar di negara importir minyak terbesar pertama dunia itu.
Turut membebani harga minyak, Saudi Aramco pada hari Jumat mengumumkan harga jual resmi minyak untuk pengiriman bulan Desember tujuan Asia, diturunakan sebesar 40 sen menjadi $5.45 per barel. Adapun yang menjadi pertimbangan Aramco untuk menurunkan harga adalah perkiraan akan melemahnya konsumsi bahan bakar di China di tengah aturan ketat Covid-19.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $92 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $84 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
19:30 | USA - Non Farm Payrolls |
| 200K | 263K |
19:30 | USA - Unemployment Rate |
| 3.6% | 3.5% |