| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.00830 | 0.28% |
GBPUSD | 1.18740 | 0.24% |
AUDUSD | 0.67770 | 0.52% |
NZDUSD | 0.61610 | 0.52% |
USDJPY | 138.530 | -0.32% |
USDCHF | 0.97620 | -0.27% |
USDCAD | 1.30240 | -0.19% |
GOLDUD | 1707.000 | 0.45% |
COFU | 94.34 | -0.29% |
USD/IDR | 14950 | 0.00% |
Senin, 18 Juli 2022 - Pada pembukaan pekan pagi ini, harga minyak terpantau bergerak tertekan dibebani oleh sentimen dari peningkatan Covid di China dan Jepang, serta optimisme kenaikan produksi dari produsen minyak Teluk Persia. Meski demikian, pernyataan dari Arab Saudi dan pengumuman harga jual minyak Iran bulan Agustus membatasi penurunan harga lebih lanjut.
Meningkatnya kasus Covid-19 di China dan Jepang memicu kekhawatiran akan penurunan permintaan dari dua negara importir minyak utama tersebut. Otoritas kota Shanghai pada hari Senin mengumumkan rencana untuk melakukan pengujian massal di sembilan distrik kota dan beberapa daerah kecil pada 19-21 Juli. Di Jepang, infeksi harian telah mencapai rekor lebih dari 110 ribu kasus dan berpotensi menghadapi gelombang ketujuh Covid, ungkap kantor berita Jiji pada hari Sabtu.
Turut membebani pergerakan harga minyak, penasihat keamanan energi senior Departemen Luar Negeri AS, Amos Hochstein, pada hari Minggu menyatakan keyakinan bahwa produsen minyak di kawasan Teluk Persia kemungkinan akan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan produksi dalam beberapa minggu mendatang. Meskipun tidak menyebut nama negara produsen secara spesifik, namun Hochstein menyebutkan presiden dan penasihatnya bertemu dengan anggota Dewan Kerjasama Teluk, yang meliputi Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Selain itu, Hochstein juga memprediksi harga gas AS dapat melanjutkan penurunan dari rekor tertinggi dan mendekati $4 per galon.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud pada hari Sabtu mengatakan bahwa OPEC+ akan terus menilai kondisi pasar minyak dan melakukan apa yang diperlukan. Pertemuan OPEC dan sekutunya pada 3 Agustus mendatang akan menjadi fokus pasar karena pakta produksi yang dijalankan saat ini akan berakhir pada bulan September.
Dukungan terhadap harga minyak datang dari keputusan Iran menaikkan harga jual resmi minyaknya untuk pengiriman bulan Agustus tujuan Asia. Harga jual resmi Iran Light grade untuk pembeli Asia dinaikkan $2.80 menjadi $8.90 per barel, ungkap dua sumber industri pada hari Senin.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $100 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $90 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
21:00 | USA - NAHB Housing Market Index |
| 66 | 67 |