| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.01780 | 0.05% |
GBPUSD | 1.20460 | 0.01% |
AUDUSD | 0.69290 | -0.03% |
NZDUSD | 0.62880 | -0.25% |
USDJPY | 135.010 | -0.13% |
USDCHF | 0.95150 | -0.11% |
USDCAD | 1.29080 | 0.11% |
GOLDUD | 1761.000 | 0.24% |
COFU | 87.10 | 0.68% |
USD/IDR | 14775 | 0.00% |
Kamis, 18 Agustus 2022 - Meskipun rilisnya data stok EIA mendukung harga minyak, namun beragam sinyal dari OPEC+ membuat pergerakan harga minyak pagi ini ikut bergerak terkonsolidasi. OPEC memperingatkan risiko ketatnya pasokan di tengah permintaan yang kuat, akan tetapi laporan di pasar menunjukkan peningkatan produksi di 2 produsen utama OPEC+ yakni Arab Saudi dan Rusia.
Dalam laporan yang dirilis Rabu malam oleh badan statistik pemerintah AS, Energy Information Administration (EIA), menunjukkan stok minyak mentah AS dalam sepekan merosot drastis sebesar 7.06 juta barel, melebihi proyeksi awal yang memperkirakan penurunan sebesar 275 ribu barel. Untuk stok bensin juga turun sebesar 4.64 juta barel, jauh lebih besar dari prediksi awal yang memperkirakan penurunan sebesar 1.10 juta barel. Laporan EIA tersebut mengindikasikan menguatnya permintaan di pasar energi AS.
Turut mendukung pergerakan harga minyak, Sekretaris Jenderal OPEC Haitham Al-Ghais memperingatkan risiko kekurangan pasokan di pasar akibat berkurangnya cadangan produksi di sisi produsen. OPEC dan sekutunya memiliki kapasitas menganggur sekitar 2 juta hingga 3 juta bph, atau sekitar 3% dari produksi dunia. Namun, Al-Ghais menegaskan bahwa OPEC+ harus menjatah cadangan produksi yang "sangat terbatas" dengan "sangat hati-hati". Selain itu, Al-Ghais juga memprediksi bahwa permintaan minyak dunia akan meningkat hampir 3 juta barel per hari tahun ini, didukung oleh kembalinya China dari penguncian terkait Covid. OPEC+ sendiri dijadwalkan akan bertemu kembali pada 5 September mendatang.
Sementara itu, produksi minyak mentah Arab Saudi bulan Juni naik menjadi 10.65 juta bph dari 10.54 juta bph pada Mei, yang sekaligus merupakan level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, ungkap laporan yang dirilis hari Rabu oleh Joint Organizations Data Initiative (JODI). Selain itu, ekspor minyak mentah pada Juni juga dilaporkan naik sekitar 2% menjadi 7.20 juta bph dari sekitar 7.05 juta bph yang dilaporkan untuk Mei. Laporan tersebut semakin menguatkan isyarat Saudi untuk menambah pasokan, sebagaimana yang disampaikan oleh kepala eksekutif perusahaan minyak negara Saudi Aramco pada pekan lalu.
Masih dari sisi pasokan, Rusia telah mulai meningkatkan produksi minyak secara bertahap pasca embargo terkait invasi Ukraina, dan peningkatan pembelian dari Asia, yang sekaligus membuat Rusia meningkatkan perkiraan untuk produksi dan ekspor hingga akhir 2025, ungkap dokumen kementerian ekonomi yang ditinjau oleh Reuters. Dalam dokumen tersebut juga menunjukkan bahwa pendapatan Rusia dari ekspor energi diperkirakan akan naik 38% pada tahun ini didorong oleh volume ekspor minyak yang lebih tinggi, ditambah dengan kenaikan harga gas.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $90 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $80 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
19:30 | USA - Continuing Jobless Claims |
| 1438K | 1428K |
19:30 | USA - Initial Jobless Claims |
| 265K | 262K |
19:30 | USA - Philly Fed Manufacturing Index |
| -4.9 | -12.3 |
21:00 | USA - Existing Home Sales |
| 4.87M | 5.12M |
21:00 | USA - CB Leading Index MoM |
| -0.5% | 0.8% |