| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.13110 | 0.06% |
GBPUSD | 1.35990 | -0.04% |
AUDUSD | 0.72260 | -0.35% |
NZDUSD | 0.67550 | -0.34% |
USDJPY | 114.090 | -0.21% |
USDCHF | 0.91660 | -0.09% |
USDCAD | 1.25020 | 0.09% |
GOLDUD | 1838.300 | 0.04% |
COFR | 1212734 | -1.06% |
USD/IDR | 14340 | -0.07% |
Jumat, 21 Januari 2022 - Pada penutupan pekan pagi ini, harga minyak terpantau bergerak bearish dibebani oleh sinyal lesunya pasar energi AS serta potensi tambahan pasokan minyak dari Iran. Selain itu, laju pemulihan ekonomi global yang berjalan lambat juga turut membebani pergerakan minyak lebih lanjut.
Dalam laporan yang dirilis Kamis malam oleh badan statistik pemerintah AS, Energy Information Administration (EIA) menunjukkan produksi minyak dalam sepekan berada pada level 11.7 juta barel atau tidak mengalami perubahan dari pekan lalu. Sementara untuk stok minyak mentah naik sebesar 515 ribu barel, di luar dugaan sebelumnya yang memperkirakan stok akan turun sebesar 938 ribu barel. Untuk stok bensin naik sebesar 5.87 juta barel, melebihi prediksi awal yang memperkirakan kenaikan sebesar 2.63 juta barel. Laporan EIA tersebut mengindikasikan permintaan pasar AS yang sedang lesu di pasar AS.
Turut membebani pergerakan harga minyak, AS dan sekutunya pada hari Kamis mengatakan bahwa hanya tersisa beberapa minggu untuk menentukan kejelasan akan kesepakatan nuklir Iran, setelah tidak adanya kemajuan yang dicapai dalam kelanjutan putaran pembicaraan selama hampir dua bulan lalu. Melihat sinyal urgensi dari pihak Barat tersebut, tidak menutup kemungkinan akan membuat AS mencabut sanksi terhadap Iran dalam upaya pembatasan kegiatan nuklir Iran yang terus menunjukkan perkembangan, dimana sekaligus juga mengindikasikan potensi kembalinya pasokan barel Iran ke pasar minyak global.
Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari Kamis meningkatkan proyeksi anggaran biaya pandemi Covid-19 menjadi $12.5 triliun hingga tahun 2024. Proyeksi dari IMF tersebut mengindikasikan potensi ekonomi global masih akan dibayangi oleh ketidakpastian akibat Covid-19 hingga setidaknya pada 2024 nanti.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak akan berada dalam kisaran Resistance di IDR 1,230,000 - 1,250,000 per barel serta kisaran Support di IDR 1,175,000 - 1,155,000 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya | |||||
22:00 | USA - CB Leading Index MoM |
| 0.8% | 1.1% |