| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.04100 | 0.05% |
GBPUSD | 1.21130 | 0.02% |
AUDUSD | 0.67640 | 0.06% |
NZDUSD | 0.62640 | 0.05% |
USDJPY | 138.620 | -0.04% |
USDCHF | 0.94310 | -0.04% |
USDCAD | 1.33360 | 0.00% |
GOLDUD | 1,755.800 | 0.15% |
COFU | 77.51 | 1.05% |
USD/IDR | 15,639 | 0.16% |
Jumat, 25 November 2022 - Pada penutupan pekan pagi ini, harga minyak terpantau bergerak menguat didukung oleh sentimen dari pernyataan Rusia serta penegasan dukungan Irak terhadap kebijakan OPEC+. Meski demikian, ancaman dari lonjakan kasus Covid di China membatasi pergerakan harga lebih lanjut.
Dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani pada hari Kamis, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa rencana Barat dan sekutunya untuk menerapkan batas harga minyak dapat menyebabkan konsekuensi serius untuk pasar energi global. Putin juga mengisyaratkan sikap positif kedua negara dalam rencana kerja OPEC+ untuk membantu menstabilkan pasar minyak dunia. Pernyataan Putin tersebut berdampak positif pada harga minyak, karena mengindikasikan potensi OPEC dan sekutunya untuk mempertahankan kebijakan pemangkasan produksi, bahkan dari Rusia sendiri berpotensi melakukan pengurangan output yang jauh lebih besar.
Turut mendukung pergerakan harga lebih lanjut, produsen minyak mentah terbesar kedua di OPEC setelah Arab Saudi, Irak menegaskan dukungan terhadap keputusan dan kesepakatan OPEC dan OPEC+, dengan mengatakan hal itu bertujuan untuk mencapai stabilitas antara penawaran dan permintaan, ungkap Menteri Perminyakan Irak, Hayyan Abdul Ghanni, pada hari Kamis.
Sementara itu, China melaporkan rekor infeksi harian Covid dengan total angka infeksi baru mencapai 32,943 kasus untuk 24 November, naik dari 31,656 kasus pada sehari sebelumnya. Kekhawatiran akan efek dari pemberlakuan pembatasan dan penguncian yang lebih ketat, turut memicu potensi berkurangnya permintaan bahan bakar di negara importir minyak terbesar pertama dunia itu.
Fokus pasar juga tertuju pada keputusan yang akan diambil oleh Uni Eropa (UE) terkait batas harga minyak Rusia. Negosiasi negara-negara UE pada hari Kamis untuk menetapkan batas harga minyak Rusia tidak mencapai kesepakatan, dan akan dibahas kembali pada hari Jumat, ungkap sumber yang mengetahui masalah tersebut. Adapun yang menyebabkan kebuntuan dalam negosiasi hari Kamis adalah karena Polandia menentang keras usulan harga dari sebagian besar negara UE di level $65-70 per barel, dan mengusulkan batas harga di level $30 per barel, jauh di bawah harga pasar. Keputusan batas harga tersebut akan menentukan arah pergerakan minyak kedepan, terlebih dengan semakin dekatnya waktu penerapan yang dijadwalkan akan berlaku efektif pada 5 Desember mendatang.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $82 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $74 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
All Day | USA - Thanksgiving Day |
|
|
|