| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.06790 | 0.10% |
GBPUSD | 1.20230 | 0.14% |
AUDUSD | 0.67270 | 0.25% |
NZDUSD | 0.61900 | 0.34% |
USDJPY | 135.910 | -0.02% |
USDCHF | 0.93050 | -0.04% |
USDCAD | 1.36120 | -0.09% |
GOLDUD | 1,846.900 | 0.00% |
COFU | 80.50 | 0.26% |
USD/IDR | 15,340 | 0.07% |
Selasa, 07 Maret 2023 - Harga minyak pagi ini terpantau bergerak bullish didukung sentimen positif dari hasil pertemuan dalam konferensi energi di Houston, proyeksi positif dari Goldman Sachs, dan peningkatan kerjasama antara Rusia dengan UEA. Meski demikian, rencana pertemuan AS dengan Taiwan berpotensi menjadi sinyal bearish yang membatasi pergerakan harga lebih lanjut.
Dalam pertemuan hari pertama konferensi CERAWeek di Houston pada hari Senin, para pengusaha minyak terkemuka membahas masalah keterbatasan pasokan dan harapan akan meningkatnya permintaan China. Kepala Eksekutif perusahaan Chevron Corp, Mike Wirth, mengatakan bahwa saat ini minyak Rusia masih dipasok ke pasar, namun dengan biaya yang berbeda, karena kapal menempuh jarak yang lebih jauh untuk mendapatkan minyak mentah dan bahan bakar Rusia ke negara-negara yang belum memberlakukan sanksi. Hal itu menyebabkan pasar minyak dan logistik menjadi lebih ketat dan rentan terhadap gangguan pasokan yang tidak terduga, tambahnya. CEO dari Gunvor grup, Torbjorn Tornqvist mengatakan harga minyak mentah mungkin naik pada paruh kedua tahun ini karena permintaan China kembali ke pasar, menambahkan bahwa pasar minyak telah stabil.
Turut mendukung pergerakan harga lebih lanjut, dalam laporan terbaru yang dirilis hari Senin, Goldman Sachs Research memproyeksikan harga minyak berpotensi naik mencapai $107 per barel pada akhir tahun dari sekitar $84 per barel saat ini, apabila OPEC tetap mempertahankan tingkat produksi saat ini, dan output dari produsen non-OPEC tidak berubah. Namun, apabila pada pertemuan bulan Juni nanti, OPEC meningkatkan produksi sebesar 1 juta bph, ditambah sedikit peningkatan output dari produsen non-OPEC, maka harga minyak dapat bergerak di kisaran $90 per barel pada kuartal kedua, kemudian naik secara bertahap hingga mencapai $100 per barel pada akhir tahun.
Sentimen positif lainnya datang dari isyarat peningkatan kerjasama antara Rusia dengan para produsen minyak utama Teluk, terutama UEA. Dalam laporan terbaru yang dirilis oleh pelacakan kapal tanker Eikon menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengiriman minyak mentah dari Rusia ke UEA sekitar 1.5 juta barel sejak November 2022. Pasca konflik Ukraina, negara-negara produsen Teluk memilih untuk menolak tekanan dari AS dalam mengisolasi Rusia serta mempertahankan untuk tidak memasok lebih banyak minyak ke pasar. Isyarat kerjasama yang lebih erat tersebut semakin menguatkan keyakinan bahwa OPEC+ akan tetap berpegang teguh pada komitmen produksi yang dijalankan saat ini.
Sementara itu, Ketua DPR AS Kevin McCarthy berencana menemui Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di AS dalam beberapa minggu mendatang, ungkap dua sumber pada hari Senin. Pertemuan yang kemungkinan akan terjadi pada bulan April tersebut berpotensi memicu eskalasi tensi antara AS dengan China, mengingat dalam kunjungan Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus lalu telah membuat China melontarkan kecaman keras.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $82 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $79 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
22:00 | USA - Wholesale Inventories MoM |
| -0.4% | 0.1% |
22:00 | USA - IBD/TIPP Economic Optimism |
| 47.2 | 45.1 |