| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.0603 | 0.11% |
GBPUSD | 1.2053 | -0.07% |
AUDUSD | 0.6802 | -0.18% |
NZDUSD | 0.6217 | 0.32% |
USDJPY | 134.86 | 0.06% |
USDCHF | 0.9311 | 0.10% |
USDCAD | 1.3547 | 0.06% |
GOLDUD | 1825.0 | -0.10% |
USD/IDR | 15150 | 0.25% |
Kamis, 23 Februari 2023 – Pergerakan Harga minyak mentah melayang lebih rendah ke level $73.92 per barel yang dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga yang lebih agresif oleh bank sentral dapat menekan pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar, kemudian terdapat rencana Rusia yang berencana untuk memotong ekspor dan produksi pada bulan Maret.
Risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) menunjukkan bahwa pembuat kebijakan sebagian besar setuju untuk terus menaikkan suku bunga untuk menurunkan inflasi kembali sesuai target telah mendukung perlambatan lebih lanjut dalam aktivitas ekonomi di Amerika Serikat, karena beberapa perusahaan AS masih berusaha keras untuk mengatasi kewajiban bunga yang lebih tinggi sehingga apabila terdapat lonjakan lebih lanjut dalam suku bunga akan menghasilkan lebih banyak kontraksi dalam skala aktivitas.
Rusia berencana untuk memotong ekspor minyak dari pelabuhan baratnya hingga 25% atau sebanyak 625.000 barel per hari pada bulan Maret dibandingkan Februari, melebihi pengurangan produksi yang diumumkan dalam upaya untuk menaikkan harga minyak Rusia, pemangkasan produksi minyak tersebut sebesar 500.000 barel per hari pada bulan Maret yakni 5% dari outputnya dan 0,5% dari produksi global. Pada perdagangan sebelumnya terlihat kelompok negara-negara industri G7 telah sepakat untuk membatasi harga minyak Rusia sebesar $60 per barel. Minyak Rusia telah diperdagangkan di bawah level dalam beberapa pekan terakhir karena diskon besar dan tarif pengiriman yang mahal. Rusia sejauh ini telah menyalurkan sebagian besar ekspor minyaknya dari Eropa ke India, China, dan Turki.
American Petroleum Institute (API) Amerika Serikat melaporkan penumpukan persediaan minyak yang sangat besar sebesar 9,985 juta barel jauh melebihi ekspektasi kenaikan 1,2 barel. Hal ini menandakan pasokan minyak yang melebihi permintaan secara keseluruhan, yang mengakibatkan penurunan harga minyak lebih lanjut.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $82.00 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $77.00 per barel.
Jam | Data | Actual | Ekspektasi | Sebelumnya | |
4:30 | USD - API Crude Oil Stock Change | 9.895M | 1.233M | 10.507M | |
20:30 | USD - Prelim GDP q/q | - | 2.9% | 2.9% | |
20:30 | USD - Unemployment Claims | - | 200K | 194K | |
23:00 | USD - Crude Oil Inventories | - | 2.9M | 16.3M | |
Day 2 | All - G20 Meetings | - | - | - |