| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.06150 | 0.11% |
GBPUSD | 1.24910 | 0.03% |
AUDUSD | 0.70950 | 0.04% |
NZDUSD | 0.63920 | 0.05% |
USDJPY | 134.330 | -0.27% |
USDCHF | 0.98060 | -0.14% |
USDCAD | 1.26970 | 0.02% |
GOLDUD | 1847.000 | -0.16% |
COFU | 121.46 | -0.75% |
USD/IDR | 14570 | 0.03% |
Jumat, 10 Juni 2022 - Harga minyak pada penutupan pekan pagi ini terpantau bergerak tertekan oleh kekhawatiran pasar akan situasi di China yang kembali memberlakukan pembatasan baru. Meski demikian, memanasnya tensi Iran dengan negara Barat terkait kesepakatan nuklir serta isyarat kenaikan harga jual dari produsen minyak Timur Tengah membatasi penurunan harga lebih lanjut.
Otoritas kota Shanghai pada hari Kamis mengumumkan bahwa 7 dari 16 distrik kota akan kembali dilakukan pengujian PCR pasca ditemukannya beberapa kasus infeksi baru. Selain Shanghai, ibu kota Beijing juga dilaporkan berencana menutup tempat hiburan di distrik Dongcheng dan Chaoyang mulai hari Kamis guna menahan penyebaran wabah baru. Perkembangan situasi di China tersebut memicu kekhawatiran akan kembali terganggunya permintaan bahan bakar di negara importir minyak terbesar dunia tersebut.
Turut membebani pergerakan harga minyak, Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Rusia tidak akan memblokir sumur minyak mereka meskipun ada larangan impor dari Barat. Pernyataan dari Putin tersebut meredam kekhawatiran di pasar akan potensi penurunan produksi minyak Rusia terutama setelah berlakunya embargo dari Uni Eropa nanti.
Sementara itu, Iran pada hari Kamis mulai melepas kamera pemantauan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang dipasang berdasarkan kesepakatan nuklir 2015. Tindakan dari Iran tersebut berpotensi membuat negosiasi kesepakatan nuklir baru yang sedang diupayakan kembali menemui hambatan, yang sekaligus mengindikasikan potensi kembalinya barel Iran ke pasar minyak global juga ikut tertunda.
Dukungan pada harga minyak juga datang dari produsen minyak anggota OPEC yaitu Kuwait yang menyusul langkah sebelumnya dari rekannya Arab Saudi untuk menaikkan harga jual resmi minyak ke Asia pada pengiriman Juli.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $125 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $115 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
19:30 | USA - Core Inflation Rate YoY |
| 5.9% | 6.2% |
19:30 | USA - Inflation Rate YoY |
| 8.3% | 8.3% |
21:00 | USA - Prelim UoM Consumer Sentiment |
| 58.1 | 58.4 |