| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.07200 | 0.04% |
GBPUSD | 1.22770 | 0.02% |
AUDUSD | 0.67180 | 0.07% |
NZDUSD | 0.62500 | 0.13% |
USDJPY | 131.310 | -0.03% |
USDCHF | 0.92870 | -0.04% |
USDCAD | 1.36640 | -0.03% |
GOLDUD | 1,978.700 | 0.17% |
COFU | 67.83 | -0.46% |
USD/IDR | 15,340 | -0.07% |
Selasa, 21 Maret 2023 - Harga minyak pagi ini terpantau kembali bergerak tertekan dibebani oleh beberapa sentimen negatif antara lain penundaan revisi batas harga minyak Rusia oleh G7, peningkatan ekspor minyak Rusia di bulan Maret, serta proyeksi harga minyak bernada pesimis dari Goldman Sachs.
Dua pejabat Uni Eropa (UE) dan satu pejabat dari anggota G7 pada hari Senin mengatakan bahwa kemungkinan tidak akan ada perubahan untuk batas harga minyak Rusia di minggu ini. Sebelumnya, G7 dijadwalkan bertemu pada pertengahan Maret 2023 untuk meninjau serta menyesuaikan batas harga minyak Rusia yang ditetapkan pada bulan Desember lalu, namun mengutip dari Komisi Eropa, selama akhir pekan tidak ada isyarat dari G7 untuk melakukan peninjauan dalam waktu dekat. Berita tersebut mengindikasikan bahwa Rusia masih dapat menjual minyaknya seperti yang berjalan saat ini, sehingga tidak berpotensi mengganggu kesimbangan pasokan di pasar global.
Turut membebani pergerakan harga lebih lanjut, ekspor dan transit minyak mentah jenis Ural, KEBCO, dan Siberian Light dari pelabuhan barat Rusia diperkirakan naik 9% pada bulan Maret, ungkap data dari sumber perdagangan pada hari Senin. Data tersebut menunjukkan bahwa rencana Rusia sebelumnya untuk mengurangi ekspor minyak sebesar 10% dari pelabuhan Rusia pada bulan Maret tidak terealisasi, yang sekaligus mengindikasikan dari sisi output pasokan Rusia ke pasar global tidak terjadi gangguan.
Sentimen negatif lainnya, Goldman Sachs Group Inc pada hari Senin memangkas proyeksi harga minyak dunia karena kekhawatiran gangguan di sektor perbankan dan potensi resesi jauh lebih berdampak dibanding lonjakan permintaan dari China. Goldman Sachs merevisi perkiraan harga minyak mentah jenis Brent turun ke level $94 per barel dalam 12 bulan mendatang, dan kembali menguat ke level $97 per barel. Sebelumnya Godman memperkirakan harga dapat mencapai $100 per barel di paruh kedua 2023 ini. Menyusul penurunan yang terjadi pada harga minyak, Goldman berharap para produsen OPEC untuk dapat meningkatkan output produksi pada kuartal ketiga 2024.
Sementara itu, Menteri Perminyakan Libya, Mohamed Oun, pada hari Senin memperingatkan bahwa persetujuan Kongres AS atas UU No Oil Producing and Exporting Cartels (NOPEC), hanya akan menyebabkan ketidakstabilan di pasar minyak global. Oun juga menegaskan bahwa yang dilakukan oleh OPEC+ adalah berusaha menstabilkan pasar minyak melalui penentuan jumlah pasokan, bukan dari sisi harga, sehingga berbeda dengan tujuan yang ingin dicapai melalui NOPEC, yaitu untuk melindungi konsumen dan bisnis AS dari lonjakan minyak yang direkayasa.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $70 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $65 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
21:00 | USA - Existing Home Sales |
| 5.0% | -0.7% |