| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.01600 | -0.02% |
GBPUSD | 1.20540 | -0.03% |
AUDUSD | 0.70220 | -0.01% |
NZDUSD | 0.63670 | -0.06% |
USDJPY | 133.290 | 0.03% |
USDCHF | 0.94590 | 0.01% |
USDCAD | 1.29040 | 0.01% |
GOLDUD | 1779.000 | -0.11% |
COFU | 87.93 | 1.14% |
USD/IDR | 14770 | 0.00% |
Selasa, 16 Agustus 2022 - Harga minyak pagi ini terpantau bergerak di bawah level $90 per barel dibebani oleh potensi pasokan berlebih pasca rilisnya proyeksi EIA dan isyarat positif kelanjutan negosiasi nuklir Iran. Meski demikian, hambatan ekspor bahan bakar China pada bulan Agustus memberikan dukungan pada harga minyak.
Dalam laporan yang dirilis hari Senin oleh badan statistik pemerintah AS, Energy Information Administration (EIA), memproyeksikan produksi minyak serpih utama AS pada bulan September akan naik sebesar 141 ribu bph menjadi 9.05 juta bph, yang merupakan rekor tertinggi sejak Maret 2020. Proyeksi dari EIA tersebut menambah tekanan pada pasar AS, setelah sebelumnya Saudi Aramco mengisyaratkan kesiapan untuk meningkatkan produksi ke kapasitas penuh jika diminta oleh pihak kerajaan.
Selain itu, kelanjutan negosiasi nuklir Iran juga berpotensi menambah pasokan lebih dari 1 juta barel minyak per hari untuk kembali ke pasar minyak global. Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian pada hari Senin mengatakan bahwa jika AS menunjukkan pendekatan dan fleksibilitas yang realistis, maka negosiasi nuklir dapat mencapai titik kesepakatan dalam beberapa hari ke depan. Penghapusan sanksi AS akan memungkinkan Iran untuk dapat kembali memasok minyak sekitar 1.3 juta bph hingga 1.4 juta bph ke pasar global dalam waktu enam hingga sembilan bulan, terlebih dengan ketatnya pasokan energi saat ini yang dipicu oleh embargo terhadap Rusia.
Sementara itu, ekspor produk bahan bakar China bulan Agustus berpotensi menemui hambatan akibat meluasnya pembatasan Covid yang berdampak pada menurunnya pengiriman tahun ini ke posisi terendah dalam tujuh tahun. Selain itu, pemerintah China yang berencana untuk memprioritaskan pasar lokal dalam upaya mengekang inflasi bahan bakar domestik, berpotensi menyebabkan ekspor solar, bensin, dan bahan bakar jet untuk tahun ini turun sebesar 40 persen dibanding tahun lalu. Sejauh ini, China telah merilis kuota ekspor bahan bakar sebesar 22.5 juta ton untuk tahun 2022, dan mungkin tidak akan menambah lebih banyak kuota karena berlangsungnya penyelidikan pajak terhadap penyulingan swasta dan menjelang puncak permintaan musiman pada bulan September dan Oktober yang akan memperketat pasokan domestik.
Untuk indikator dalam waktu dekat yang dipantau oleh pasar adalah data mingguan stok minyak mentah AS versi industri yang akan dirilis oleh American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa pukul 16:30 waktu setempat.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $95 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $85 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya |
19:30 | USA - Building Permits |
| 1.63M | 1.70M |
19:30 | USA - Housing Starts |
| 1.53M | 1.56M |
20:15 | USA - Industrial Production MoM |
| 0.3% | -0.2% |
20:15 | USA - Manufacturing Production MoM |
| 0.2% | -0.5% |