Home
>
News
>
Publication
>
Potensi Tambahan Barel Iran Bebani Pergerakan Minyak
Potensi Tambahan Barel Iran Bebani Pergerakan Minyak
Tuesday, 08 February 2022

Indikator Harga

 

Pembukaan

% Perubahan

EURUSD

1.14420

-0.10%

GBPUSD

1.35360

-0.05%

AUDUSD

0.71220

0.11%

NZDUSD

0.66310

0.14%

USDJPY

115.080

0.25%

USDCHF

0.92410

0.01%

USDCAD

1.26660

0.10%

GOLDUD

1820.200

0.07%

COFR

1317783

-0.32%

USD/IDR

14380

-0.03%

Fokus Crude Oil:

  1. Iran yakin harga minyak akan mendorong AS untuk mencapai kesepakatan baru.
  2. Harga rata-rata gas AS melonjak menjadi $3.44 per galon, tertinggi sejak tahun 2014, ungkap AAA.

***************************************************************

Selasa, 8 Februari 2022 - Harga minyak pagi ini terpantau bergerak bearish dibebani oleh sinyal positif menjelang kelanjutan negosiasi nuklir Iran. Meski demikian, potensi kenaikan harga gas serta masih memanasnya situasi geopolitik di Eropa timur memberikan dukungan pada harga minyak dan membatasi penurunan harga lebih lanjut.

Iran yakin harga minyak dapat membantu mendorong AS mencapai kesepakatan baru dalam negosiasi nuklir yang rencananya akan dilanjutkan pada hari Selasa, ungkap Kantor Berita semi-resmi Iran Fars pada hari Senin. Produksi minyak Iran dilaporkan telah meningkat dari rata-rata 2 juta bph pada 2020 menjadi 2.4 juta bph pada 2021, dan berencana untuk ditingkatkan menjadi 3.8 juta bph apabila sanksi dicabut, ungkap sumber yang mengetahui masalah tersebut. Selain itu, penyimpanan minyak terapung Iran telah melonjak dari sekitar 63 juta barel pada awal Desember menjadi 87 juta barel pada Februari, dan penyimpanan darat Iran saat ini berada di 49 juta barel, dibandingkan dengan 66 juta barel pada akhir Mei 2021, ungkap data dari perusahaan analis Kpler. Data tersebut sekaligus mengindikasikan kesiapan Iran untuk memasok lebih banyak minyak ke pasar apabila sanksi AS benar-benar dicabut.

Sementara itu, cuaca dingin yang melanda AS baru-baru ini membuat permintaan minyak pemanas meningkat, dan meningkatnya tensi Rusia dengan negara barat akibat situasi di Eropa timur turut memicu kekhawatiran harga gas akan semakin melonjak. Mengutip data yang dirilis hari Senin oleh Asosiasi Otomotif Amerika (AAA), harga rata-rata gas di AS secara nasional mencapai $3.44 per galon, yang sekaligus merupakan level tertinggi sejak tahun 2014 lalu. Kenaikan harga gas biasanya akan turut mengangkat harga minyak.

Di AS, Presiden Joe Biden pada hari Senin mengancam akan menghentikan operasional pipa gas Nord Stream 2 apabila Rusia jadi menginvasi Ukraina. Selain itu, AS juga menekankan persatuan dengan Jerman saat Kanselir baru Jerman Olaf Scholz bertemu dengan Biden pada hari Senin. Di hari yang sama, Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin guna mencegah kemungkinan pecahnya perang di Eropa timur.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak akan berada dalam kisaran Resistance di IDR 1,340,000 - 1,360,000 per barel serta kisaran Support di IDR 1,290,000 - 1,270,000 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Jam

Data

Aktual

Ekspektasi

Sebelumnya

20:30

USA - Trade Balance

 

$-83.0B

$-80.2B

22:00

USA - IBD/TIPP Economic Optimism

 

47.2

44.7

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter

Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788