Home
>
News
>
Publication
>
Permintaan Energi AS Lesu, Harga Minyak Ikut Tertekan
Permintaan Energi AS Lesu, Harga Minyak Ikut Tertekan
Wednesday, 21 September 2022

Indikator Harga

 

Pembukaan

% Perubahan

EURUSD

0.99700

-0.02%

GBPUSD

1.13740

-0.01%

AUDUSD

0.66880

-0.01%

NZDUSD

0.58920

-0.03%

USDJPY

143.720

-0.03%

USDCHF

0.96410

0.02%

USDCAD

1.33610

0.02%

GOLDUD

1664.800

-0.11%

COFU

84.25

-0.62%

USD/IDR

15000

0.07%

Fokus Crude Oil:

  1. Kapal perang AS dan Kanada melakukan transit rutin melalui selat Taiwan.
  2. Senator AS usulkan sanksi sekunder terhadap minyak Rusia yang menargetkan bank-bank internasional.

***************************************************************

Rabu, 21 September 2022 - Harga minyak pagi ini terpantau bergerak tertekan dibebani oleh sentimen dari rilisnya laporan API dan potensi meningkatnya tensi lebih lanjut antara AS dengan China. Meski demikian, usulan penerapan sanksi sekunder bagi minyak Rusia serta sinyal pesimisme kelanjutan negosiasi nuklir Iran membatasi penurunan harga lebih lanjut.

Persediaan minyak mentah dan bensin AS dalam sepekan naik masing-masing sebesar 1.04 juta barel dan 3.23 juta barel, ungkap laporan yang dirilis oleh grup industri American Petroleum Institute (API) untuk pekan yang berakhir 16 September. Laporan API tersebut mengindikasikan permintaan yang sedang lesu di pasar energi AS. Meski demikian, pasar masih menantikan angka versi pemerintah yang akan dirilis malam nanti oleh badan statistik pemerintah AS, Energy Information Administration (EIA).

Turut membebani pergerakan harga minyak, sebuah kapal perang Angkatan Laut AS dan Kanada melakukan transit rutin melalui selat Taiwan pada hari Selasa, yang menandai transit kedua dalam sebulan oleh kapal Angkatan Laut AS, dan juga transit bersama kedua oleh AS dan Kanada dalam waktu kurang dari setahun, yang terakhir terjadi pada Oktober 2021. Tindakan tersebut memicu kekhawatiran akan meningkatkan ketegangan lebih lanjut antara AS dengan China.

Sementara itu, Senator Demokrat Chris Van Hollen dan Senator Republik Pat Toomey pada hari Selasa mengumumkan kerangka kerja undang-undang untuk menjatuhkan sanksi sekunder terhadap Rusia yang menargetkan lembaga keuangan yang terlibat dalam pembiayaan perdagangan, asuransi, reasuransi, dan perantara minyak dan produk turunannya yang dijual dengan harga melebihi batas yang disepakati oleh negara-negara G7. Penerapan sanksi sekunder tersebut berpotensi memaksa Rusia untuk semakin memperketat pasokan minyak di pasar global, dan juga memicu kekhawatiran akan memperumit hubungan dengan pembeli utama minyak Rusia seperti China dan India. 

Dukungan terhadap harga minyak juga datang dari isyarat pesimisme akan kelanjutan negosiasi terkait kesepakatan nuklir Iran, yang mengindikasikan masih akan terhambatnya Iran untuk dapat memasok minyak dalam kapasitas penuh karena sanksi dari AS. Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada hari Selasa menyatakan tidak mengharapkan terobosan apa pun akan negosiasi nuklir pada pertemuan Majelis Umum PBB minggu ini.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $90 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $80 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Jam

Data

Aktual

Ekspektasi

Sebelumnya

21:30

USA - EIA Crude Oil Domestic Production

 

 

12.100M

21:30

USA - EIA Crude Oil Stocks Change

 

2.161M

2.442M

21:30

USA - EIA Gasoline Stocks Change

 

-0.431M

-1.767M

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter

Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788