Home
>
News
>
Publication
>
Permintaan China Dan India Melemah, Harga Minyak Ikut Goyah
Permintaan China Dan India Melemah, Harga Minyak Ikut Goyah
Monday, 10 October 2022

Indikator Harga

 

Pembukaan

% Perubahan

EURUSD

0.97350

-0.05%

GBPUSD

1.10800

-0.05%

AUDUSD

0.63650

-0.08%

NZDUSD

0.56070

-0.11%

USDJPY

145.350

0.01%

USDCHF

0.99350

0.03%

USDCAD

1.37340

0.03%

GOLDUD

1695.000

-0.23%

COFU

93.48

-1.53%

USD/IDR

15260

0.20%

Fokus Crude Oil:

  1. Aktifitas perjalanan selama liburan Hari Nasional China merosot turun 18% dibanding tahun lalu.
  2. Permintaan bahan bakar di India pada bulan September turun ke level terendah dalam 10 bulan.

***************************************************************

Senin, 10 Oktober 2022 - Mengawali pembukaan pekan pagi ini harga minyak terpantau bergerak tertekan dibebani oleh sinyal melemahnya permintaan bahan bakar di negara konsumen minyak utama yaitu China dan India. Meski demikian, pernyataan Rusia serta ketegangan geopolitik di Iran membatasi penurunan harga lebih lanjut.

Data terbaru yang dirilis oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China menunjukkan bahwa aktifitas perjalanan sepanjang liburan Hari Nasional selama seminggu yang dimulai pada 1 Oktober mengalami penurunan sebesar 18.2% dari tahun lalu. Data tersebut mengindikasikan bahwa sektor perjalanan belum sepenuhnya pulih dan masih terdampak oleh pembatasan Covid, dimana hal ini sekaligus memicu kekhawatiran akan menurunnya permintaan bahan bakar di negara konsumen minyak terbesar kedua dunia itu.

Turut membebani pergerakan harga minyak, permintaan bahan bakar di India pada bulan September turun 3.6% secara bulanan menjadi 17.18 juta ton, level terendah sejak November 2021, ungkap data yang dirilis hari Jumat oleh Kementerian Perminyakan negara importir minyak terbesar keempat dunia tersebut.

Sementara itu, Rusia memuji tindakan OPEC+ yang berani menentang permintaan AS dan menyetujui pengurangan produksi terbesar sejak 2020, dimana melalui pemangkasan tersebut justru menyeimbangkan kekacauan di pasar energi global yang disebabkan oleh AS, ujar Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Minggu. Rusia sendiri berada di posisi yang tidak perlu mengurangi produksinya dari jumlah pemangkasan produksi yang disepakati OPEC+ tersebut karena tingkat produksi saat ini sekitar 1 juta bph di bawah kuota bulan September akibat sanksi Barat dan sekutunya. Di samping itu, Rusia juga menegaskan tidak akan memasok minyak ke negara-negara yang akan bergabung dalam upaya pembatasan harga.

Sentimen positif terhadap pasar minyak datang dari aksi protes menentang tindakan keras pihak berwenang yang dimulai sejak 17 September itu meluas ke seluruh Iran pada hari Minggu, dan setidaknya 185 orang, termasuk anak-anak, dilaporkan tewas dalam demonstrasi tersebut. Ketegangan geopolitik tersebut berpotensi membuat pasokan minyak Iran yang saat ini berada di bawah sanksi AS menjadi semakin terbatasi.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $97 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $88 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Jam

Data

Aktual

Ekspektasi

Sebelumnya

24hr

USA - Columbus Day

 

 

 

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter

Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788