Indikator Harga

Fokus Crude Oil:

• Norwegia proyeksikan lonjakan produksi minyak dan gas mulai tahun 2023, dan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang.
• China rilis kuota impor minyak gelombang kedua 2023, naik 20% dibanding kuota impor 2022.

***************************************************************

Selasa, 10 Januari 2023 - Harga minyak pagi ini terpantau mengalami koreksi turun di bebani oleh sentimen dari proyeksi lonjakan produksi Norwegia yang berpotensi meredam krisis pasokan energi di Eropa. Meski demikian, isyarat peningkatan permintaan dari China serta gangguan lebih lanjut pada sektor energi Rusia, memberikan dukungan pada harga minyak.

Norwegia yang pada tahun 2022 mengambil alih posisi Rusia sebagai pemasok gas utama ke Uni Eropa (UE), memperkirakan akan terjadi peningkatan produksi minyak mentah dan gas alam menjadi 4.12 juta barel setara minyak per hari (boed) pada tahun 2023, naik dari 3.99 juta boecd pada awal tahun lalu, ungkap Torgeir Stordal, Direktur Jenderal Norwegian Petroleum Directorate (NPD) pada hari Senin. Produksi diperkirakan akan terus meningkat di tahun-tahun berikutnya, mencapai level tertinggi dalam dua dekade sebesar 4.3 juta boed pada tahun 2025, hanya sedikit dari rekor produksi 4.54 juta barel pada tahun 2004, sebelum mulai menurun secara bertahap. Untuk minyak mentah sendiri diprediksi akan meningkat sebesar 6.9% menjadi 2.02 juta bph pada 2023 ini karena peningkatan output di ladang minyak Johan Sverdrup, tambah Stordal.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan China pada hari Senin resmi merilis kuota impor minyak mentah gelombang II-2023, ungkap dua sumber yang mengetahui masalah tersebut. Ditambah dengan kuota gelombang I sebesar 20 juta ton, yang dirilis pada bulan Oktober lalu kepada 21 kilang, maka total kuota impor tahun 2023 menjadi 131.82 juta ton, atau naik sekitar 20% dibanding kuota impor 2022 di angka 109.03 juta ton. Perilisan kuota yang lebih awal dari biasanya tersebut merupakan salah satu langkah dari China untuk menopang ekonomi yang sedang lesu dengan mendorong peningkatan output kilang di negara importir minyak mentah terbesar pertama dunia itu.

Turut mendukung pergerakan harga lebih lanjut, Ukraina mengusulkan agar UE dapat menambahkan perusahaan energi nuklir Rusia, Rosatom, dalam paket sanksi ke-10 UE terhadap Rusia atas konflik Ukraina, kata Perdana Menteri Denys Shmyhal mengatakan pada hari Senin. Berita tersebut memicu kekhawatiran akan membuat pasar energi terguncang akibat tindakan balasan dari Rusia dengan semakin terbebaninya sektor energi Rusia oleh sanksi dari Barat dan sekutunya.

Untuk indikator yang dipantau pasar dalam waktu dekat adalah laporan stok minyak versi grup industri yang akan dirilis oleh American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa pukul 16:30 EDT (20:30 GMT). Kemudian disusul oleh laporan stok minyak versi pemerintah yang akan dirilis oleh Energy Information Administration (EIA) pada hari Rabu pukul 10:30 EDT (14:30 GMT).

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $77 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $72 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter