Home
>
News
>
Publication
>
Minyak Terkoreksi Naik Didukung Isyarat OPEC+ Pertahankan Produksi
Minyak Terkoreksi Naik Didukung Isyarat OPEC+ Pertahankan Produksi
Wednesday, 25 January 2023

Indikator Harga

 

Pembukaan

% Perubahan

EURUSD

1.08800

0.07%

GBPUSD

1.23320

-0.03%

AUDUSD

0.70450

0.17%

NZDUSD

0.65030

0.17%

USDJPY

130.160

-0.28%

USDCHF

0.92270

-0.04%

USDCAD

1.33700

-0.12%

GOLDUD

1,937.300

0.06%

COFU

80.26

0.31%

USD/IDR

14,900

-0.29%

Fokus Crude Oil:

  • OPEC+ diperkirakan akan mempertahankan output produksi di level saat ini saat bertemu pada 1 Februari.
  • IEA proyeksikan kenaikan permintaan minyak ke rekor 101.7 juta bph pada tahun 2023.

***************************************************************

Rabu, 25 Januari 2023 - Harga minyak pagi ini terpantau mengalami koreksi naik didukung oleh isyarat dari OPEC+ untuk mempertahankan tingkat produksinya tidak berubah. Selain itu, proyeksi positif dari IEA dan penghentian produksi di unit kilang terbesar kedua di Venezuela turut memberikan dukungan pada harga minyak.

OPEC dan sekutunya diperkirakan akan menjaga output produksi di tingkat saat ini saat bertemu pada 1 Februari mendatang, ungkap lima sumber OPEC+ pada hari Selasa. Adapun yang menjadi dasar pertimbangan tersebut adalah harapan permintaan China yang lebih tinggi akan mendorong kenaikan harga minyak, namun diimbangi oleh kekhawatiran atas inflasi dan perlambatan ekonomi global. Selain itu, aliansi 23 negara produsen itu juga sedang menunggu untuk melihat dampak penuh dari sanksi Uni Eropa (UE) terhadap Rusia yang merupakan negara anggotanya.

Turut mendukung pergerakan harga, permintaan minyak global pada tahun 2023 diproyeksikan akan naik ke rekor 101.7 juta bph, yang didukung oleh kecepatan pemulihan ekonomi China serta dampak sanksi UE terhadap ekspor minyak Rusia yang berpotensi menyebabkan pasokan pasar yang lebih ketat, ungkap International Energy Agency (IEA) dalam Laporan Pasar Minyak bulan Januari yang dirilis hari Selasa. Laporan IEA tersebut sekaligus menguatkan laporan yang dirilis pekan lalu oleh OPEC, yang sama-sama memperkirakan laju positif pada pertumbuhan permintaan minyak dunia di tahun 2023.

Sentimen positif lainnya datang dari berita dihentikannya produksi di unit kilang terbesar kedua di Venzuela selama sekitar 25 hari, yang disebabkan oleh kegagalan pada kilang Cardon yang memproduksi bensin dengan kapasitas pengolahan sebesar 45,000 bph, ungkap empat pekerja di fasilitas tersebut pada hari Selasa. Perusahaan minyak milik negara PDVSA telah berupaya meningkatkan produksinya dalam beberapa bulan terakhir, namun masih gagal memenuhi permintaan dan memaksa warga menunggu berjam-jam untuk mendapatkan bensin, terutama di luar ibu kota negara Caracas.

Sementara itu, persediaan minyak mentah AS dalam sepekan melonjak naik sebesar 3.38 juta barel, ungkap laporan terbaru yang dirilis oleh grup industri American Petroleum Institute (API) untuk pekan yang berakhir 20 Januari. Meski demikian, pasar masih menantikan angka resmi versi pemerintah yang akan dirilis malam nanti oleh badan statistik pemerintah AS, Energy Information Administration (EIA).

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $83 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $77 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Jam

Data

Aktual

Ekspektasi

Sebelumnya

22:30

USA - EIA Crude Oil Stocks Change

 

0.971M

8.408M

22:30

USA - EIA Gasoline Stocks Change

 

1.767M

3.483M

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter

Member of
© Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX)
Join Our Monthly Newsletter
Follow Us
Contact Us
Midpoint Place, 22nd Floor, K.H. Fachrudin Street No. 26, Tanah Abang, Jakarta Pusat
+62 21 3002 7788