| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.13240 | -0.08% |
GBPUSD | 1.34850 | -0.07% |
AUDUSD | 0.71410 | 0.14% |
NZDUSD | 0.67000 | -0.15% |
USDJPY | 113.970 | -0.15% |
USDCHF | 0.91370 | 0.11% |
USDCAD | 1.26340 | 0.06% |
GOLDUD | 1842.900 | -0.16% |
COFR | 1206711 | -0.64% |
USD/IDR | 14340 | 0.03% |
Selasa, 25 Januari 2022 - Harga minyak pagi ini terpantau bergerak tertekan seiring dengan ancaman penurunan permintaan bahan bakar akibat Omicron. Meski demikian, tensi yang memanas di Eropa Timur serta Timur Tengah membatasi penurunan harga lebih lanjut.
Kian melonjaknya penyebaran varian Omicron secara global turut berdampak pada pembatasan yang lebih ketat pada aktifitas perjalanan yang berpotensi mengurangi konsumsi bahan bakar. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Departemen Luar Negeri AS pada hari Senin menambahkan himbauan untuk tidak bepergian ke 15 negara termasuk Peru, Kuwait dan UEA. Selain itu, beberapa ahli terkemuka pada hari Senin mengatakan kemungkinan peningkatan tajam untuk kasus infeksi varian Omicron di India dalam beberapa minggu mendatang, yang berpotensi mengancam permintaan bahan bakar di negara konsumen minyak terbesar ketiga dunia itu.
Meningkatnya ketegangan geopolitik di Eropa Timur mendorong NATO menempatkan pasukan dalam keadaan siaga dan memperkuat wilayah tersebut, ungkap Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg pada hari Senin. Senada dengan pernyataan NATO, Departemen Pertahanan AS pada hari Senin juga mengatakan telah menyiagakan sekitar 8,500 tentara untuk dikerahkan apabila Rusia menyerang Ukraina.
Sementara itu, militan Houthi Yaman kembali melancarkan serangan drone ke UEA pada hari Senin untuk kedua kalinya dalam seminggu. UEA berhasil menangkis serangan tersebut dan tidak ada kerusakan ataupun korban jiwa, ungkap Kementerian Pertahanan UEA pada hari Senin. Di hari yang sama, Juru bicara Houthi Yahya Saree mengatakan pihaknya berencana menargetkan pangkalan udara militer Al Dhafra di Abu Dhabi dan menyerang beberapa sasaran di ibukota komersial UEA di Dubai. Berita itu memicu kekhawatiran akan peningkatan ketegangan geopolitik lebih lanjut di negara produsen minyak terbesar ketiga di OPEC tersebut.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak akan berada dalam kisaran Resistance di IDR 1,220,000 - 1,240,000 per barel serta kisaran Support di IDR 1,185,000 - 1,165,000 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya | |||||
21:00 | USA - S&P/CS Composite-20 HPI |
| 17.9% | 18.4% | |||||
22:00 | USA - CB Consumer Confidence |
| 111.4 | 115.8 | |||||
22:00 | USA - Richmond Manufacturing Index |
| 14 | 16 |