| Pembukaan | % Perubahan |
EURUSD | 1.12350 | -0.04% |
GBPUSD | 1.33930 | -0.01% |
AUDUSD | 0.72240 | -0.06% |
NZDUSD | 0.69580 | -0.36% |
USDJPY | 114.900 | 0.11% |
USDCHF | 0.93100 | 0.18% |
USDCAD | 1.26990 | 0.08% |
GOLDUD | 1805.260 | 0.18% |
COFR | 1089555 | -0.18% |
USD/IDR | 14250 | 0.14% |
Fokus Crude Oil:
Selasa, 23 November 2021 - Pasca pernyataan dari OPEC+ untuk mempertimbangkan rencana produksi yang mengangkat harga minyak pada penutupan perdagangan kemarin, pagi ini harga minyak terpantau bergerak terkonsolidasi menanti keputusan dari negara konsumen utama terkait rencana pelepasan cadangan minyak strategis. Selain itu proyeksi penurunan permintaan bahan bakar di Eropa juga turut membebani pergerakan harga minyak lebih lanjut.
Menanggapi sinyal dari empat konsumen utama - AS, China, Jepang dan India - untuk melepas cadangan minyak strategis dalam upaya menurunkan harga minyak, OPEC dan sekutunya pada hari Senin melontarkan pernyataan bahwa koalisi 23 negara produsen itu mempertimbangkan untuk mengevaluasi kembali rencana kebijakan pelonggaran produksi yang saat ini dijalankan, apabila empat negara konsumen terbesar dunia masih tetap melanjutkan rencana pelepasan cadangan minyak strategis. OPEC+ dijadwalkan akan bertemu pada 2 Desember nanti untuk membahas rencana peningkatan produksi sebesar 400 ribu bph di bulan Januari.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden pada hari Senin mengatakan bahwa pihaknya sedang bersiap untuk mengumumkan rencana perilisan cadangan minyak strategis yang telah dikoordinasikan bersama dengan beberapa negara konsumen utama seperti India, Jepang dan Korea Selatan, paling cepat pada hari Selasa. Langkah tersebut merupakan upaya untuk meredam lonjakan harga minyak dan bahan bakar, dimana mengutip data dari grup American Automobile Association (AAA), harga rata-rata untuk satu galon bensin di AS pada 21 November mencapai $3.409, yang sekaligus merupakan level tertinggi dalam tujuh tahun.
Turut membebani pergerakan harga minyak, rebound kasus Covid-19 di Eropa memicu kekhawatiran akan permintaan bahan bakar. Diperkirakan permintaan untuk bahan bakar di Eropa baik untuk perjalanan darat maupun udara pada November akan mengalami penurunan menjadi 7.8 juta bph dari 8.1 juta bph pada bula Oktober, ungkap proyeksi dari Rystad Energy.
Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak akan berada dalam kisaran Resistance di IDR 1,105,000 - 1,125,000 per barel serta kisaran Support di IDR 1,065,000 - 1,045,000 per barel.
Jam | Data | Aktual | Ekspektasi | Sebelumnya | |||||
21:45 | USA - Flash Manufacturing PMI | - | 59.3 | 58.4 | |||||
21:45 | USA - Flash Services PMI | - | 59.1 | 58.7 |